Bola mata Mama nampak membulat, mendelik tajam ke arahku. Bibir Mama kini terlihat agak setengah terbuka.
Lalu, Mama berkata dengan sangat hati-hati, mungkin, rasa cemas di dadanya sedang bergemuruh saat ini.
"Kenapa Mama baru tahu? Lily! Jangan-jangan, kamu ...."
Mama seakan tidak berani melanjutkan ucapannya, hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua tangan, sementara kedua matanya itu kini semakin membulat nyaris sempurna, menatap ke arahku dengan tajam.
"Apa?" Tanyaku, heran. Aku pikir, aku sudah cukup umur untuk menikah.
"Ka-kamu hamil? Hah!" Tiba-tiba Mama memekik pelan, suaranya terdengar tercekat dengan kedua tangan masih menutup rapat mulutnya yang terbuka itu.
"Hah? Mama bercanda!?" Pekikku. Kini, giliran aku yang 'shock' mendengar tuduhan Mama yang kejam itu.
"Mana mungkin aku hamil, di kecup saja aku belum pernah, sama Mas Dino. Hehe. Sama mantan? Iya, pernah. Cuma kecup doang, sumpah!" Bisikku dalam hati.