"Bapak ingat? Bapak pergi meninggalkan beban berat dipundak kami!. Demi siapa? Perempuan jalang itu? Aku tidak akan pernah rela Ibu disingkirkan oleh perempuan seperti itu! Tidak akan pernah!".
Laki-laki dewasa dihadapannya hanya diam pasrah menerima cercaan yang bertubi-tubi dari lawan bicara didepannya. Terpaan angin malam yang dingin diluar sana tidak sanggup mendamaikan hati pemuda itu.
"Luka yang Bapak torehkan terlalu besar, Silahkan Bapak lanjutkan petualangan Bapak bersama perempuan tengik itu! kami akan melanjutkan hidup, walau tanpa ada peran sedikitpun dari Bapak!. "
Langkah pemuda itu cepat, berbalik memutarkan badan. Hatinya bulat menolak Bapak yang hanya bisa menunduk, merasakan sesal dalam diam.
"Arga!" Panggil Bapak itu pelan.
"Jari tengah untuk laki-laki seperti Bapak! Juga perempuan jalang seperti dia!" Umpatnya. Hati pemuda yang namanya dipanggil Arga oleh Bapak itu benar-benar sudah mengeras diselimuti rasa kecewa dan dendam yang mendalam.