"Sial, aku lupa menanyakan namanya!"
Aku berguman dalam hati, menyesali kebodohan dalam diri.
Pandanganku berputar kesegala arah dengan cukup liar. Menyusuri setiap sudut, mencari sosok cantik yang telah memberiku kenikmatan malam ini.
Sepertinya aku tidak akan bisa dengan mudah melupakannya. Sensasi yang kita bangun bersama di ruangan tidak lebih 2x2 meter itu sulit berlalu begitu saja dalam ingatan.
Gigitan serta hisapannya itu membuatku lupa diri, melemparkan norma-norma kewarasan, membuang fitur-fitur kesopanan dalam diriku. Aku rasa, aku telah dibuatnya gila.
Atau aku hanya sedang mabuk?
"Arghh! Bodoh! Kenapa sampai tidak ingat sekedar menanyakan nama serta nomor telepon genggamnya saja aku lupa? Sial! Dasar bodoh!"
Aku mengutuk dalam hati, mencaci kebodohanku.