Santi, karyawati yang paling cantik, satu kantor denganku. Dalam darahnya mengalir darah Chinness dan tanah Jawa.
Wajah Santi begitu ayu, melebihi kecantikan wanita jawa pada umumnya, mungkin karena di dalam diri Santi ada sentuhan Chinnessnnya.
Terutama pada warna kulit, dengan mata agak sedikit sipit menghiasi wajah semi orientalnya itu, membuatnya menjadi wanita istimewa.
Hampir semua karyawan di kantor menyukainya dan berharap bisa berkencan dengannya.
"Siapa yang tidak?" Pikirku dalam hati.
Bibir tipis sensual dan hidung bangir itu sangat sepadan dengan kulitnya yang putih mulus.
Tingginya diatas rata-rata perempuan lainnya. Dengan pinggul besar dan dada kencang. Santi menjadi primadona di kantor tempat kami bekerja.
Meja kami kebetulan berhadapan, aku tahu Santi selalu mencuri pandang kearahku. Tetapi aku selalu pura-pura tidak menyadarinya, lalu menyibukan diri dengan setumpuk dokumen yang menjadi rutinitas pekerjaanku setiap hari.