Beni lalu membuka gerbang rumah kontrakan-nya itu, dan mendorong sepeda motornya dengan perlahan.
Seperti biasa, Chacha nampak sudah menyambutnya di depan pintu, sembari tersenyum manis ke arahnya.
"Aa, macet ya di jalan?"
Tanya Chacha sembari melemparkan senyumnya yang sangat cantik itu untuk Beni.
'Iya, lumayan macet, sayang. Kamu tidak apa-apa? Gak mual? Pusing?"
Tanya Beni, tangannya masih sibuk memarkirkan sepeda motornya itu di samping mobil mbak Chemmy.
Chacha lalu menghampiri Beni dengan bergegas membawa tas kerja dari kulit yang berwana coklat itu, memeluknya di depan dada.
"Gak, Aa, alhamdullilah, sudah gak terlalu terasa mual atau pun pusing, mungkin anak kita ini baik, ya Aa, gak rewel. Hehe."
Sahut Chacha, lalu berjalan di samping Beni yang merangkul bahunya sembari menatap wajahnya denagn mesra.
"Iya, pasti baik, sholeh, sholehah, cantik dan ganteng kayak mama nya ini," ucap Beni, mencolek dagu Chacha dengan genit.