Chereads / Hoshi no Tama / Chapter 16 - Penyakit Mematikan

Chapter 16 - Penyakit Mematikan

Sakurako menoleh ketika sebuah suara yang familiar menyapa indera pendengarannya. Sakurako mendapati Takumi yang sudah berada di belakangnya.

Mengangguk kecil, Sakurako lantas berucap, "Maaf juga sudah membuat kamu khawatir, Takumi-kun."

Takumi tersenyum, ia mengacak kasar rambut indigo milik Sakurako. Sakurako dengan wajah polos seperti itu, terlihat begitu menggemaskan di mata Takumi.

Takumi terus mengacak rambut Sakurako, sebelum ada protesan dari Sakurako.

"Hentikan, Takumi-kun! Kau merusak tatanan rambutku!" Sakurako merapikan rambutnya kembali. Sekelebat, ia melihat ke arah Takumi. Ia benar-benar merasa gugup saat ini, dan ia juga tidak tahu karena alasan apa itu.

"Oh iya, kenapa kau lari, hah?! Setidaknya kalau menolakku, kau bisa mengatakannya lebih lembut, 'kan?" Takumi mengusap kasar wajahnya, kasar. "Hasshh! Kau benar-benar perempuan jahat, Rako-chan!!"

Tatapan Sakurako berubah sendu.

"Ah, bukan begitu, Takumi-kun. Aku tidak bisa merespons dengan cepat karena aku merasakan perasaan aneh."

"Perasaan aneh bagaimana? Bukankah sejak awal kau memang aneh, eum?"

"Takumi-kun!" kesal Sakurako sambi memukul lengan Takumi secara kasar. Sudah banyak julukan yang ia sandang sejak ia bertemu dengan Takumi. Mulai dari gadis asing, gadis gila, dan saat ini pun malah Sakurako mendapatkan julukan baru 'gadis aneh'.

Takumi mengulas senyuman tipis. Ia sangat suka menggoda gadis itu.

"Lalu, aneh kenapa memangnya?" tanya lagi.

"Sepertinya aku punya penyakit mematikan, Takumi-kun," lirih Sakurako sambil menekan dadanya sendiri

"Apa?" kejut Takumi, terlihat mulai panik.

Sakurako masih memegang dadanya, menjaga agar jantungnya tak melompat keluar dari tempat.

"Jantungku ini ... argh kenapa jantungku berdetaknya keras sekali, Takumi-kun? Apakah aku menderita penyakit mematikan?" Sakurako berucap sambil memasang wajah polos, seperti biasanya.

Takumi kembali mengulas senyum. Ia benar-benar gemas akan kepolosan gadis di sampingnya itu.

"Iya, kau terkena serangan jantung, kolesterolmu tinggi, gula darahmu meningkat sampai diabetes!" sahut Takumi, kesal sekaligus gemas. Takumi sembari berbalik hendak meninggalkan gadis yang menurutnya aneh itu.

Sakurako mengerucutkan bibirnya, mengulang apa yang diucapkan Takumi baru saja

"Hmm, kolesterol itu apa?" Sakurako berbalik dan mengejar Takumi.

"Oh iya, apa kolesterol itu penyakit mematikan, Takumi-kun? Apakah ada obatnya?"

Takumi tak menjawab. Ia semakin mempercepat langkahnya agar Sakurako tak mampu menyamai langkahnya.

"TAKUMI AKAZAWA!"

Duagh!

Diessh!

Itsuki menarik bahu Takumi dan melayangkan tinjunya tepat ke rahang bawah Takumi hingga tubuh Takumi terhuyung ke samping. Dia tidak memiliki persiapan apa pun. Itsuki tiba-tiba muncul dari arah belakang dan menyerangnya.

Takumi mengaduh kesakitan, tapi ia tak membalas tonjokan Itsuki.

"Hahaha, bukankah kita impas, Akazawa?" ucap Itsuki sambil tersenyum puas. Ia bahkan sambil berkacak pinggang saat ini.

"Sialan!! Aku hanya memukulmu sekali tapi kau membalasku dua kali, Minami!"

Takumi bersiap, ia hendak melayangkan tinjunya ke arah Itsuki, tapi berhenti saat tepat di depan hidung Itsuki.

"Baiklah, aku menyimpan tinju ini dulu. Suatu saat aku akan memberikannya padamu."

"Puih! Kau berakting keren, Akazawa."

Itsuki berdecih. Rasanya dua tonjokan sepertinya kurang. Itsuki masih kesal pada teman sekelasnya itu.

Sakurako yang tadi berada jauh di belakang, kini berdiri di antara Takumi dan Itsuki. Ia meraih tangan kiri Takumi dan tangan kanan Itsuki, kemudian menautkannya.

"Biasanya di drama itu, setelah lelaki berkelahi mereka akan menjadi teman. Yosh! Ayo baikan dan menjadi teman!"

"Ugh ... menjijikkan !" ucap Takumi dan Itsuki serempak. Mereka buru-buru menarik tangan mereka dan meninggalkan Sakurako seorang diri. Takumi berjalan ke Barat, dan Itsuki berjalan ke Timur.

Sakurako melihat kedua punggung para remaja itu semakin menjauh. Ia bergantian melihat punggung Takumi dan Itsuki. Sakurako langsung dilanda kebingungan kembali saat ini.

To be continued ....