Taksi yang dinaiki Asha berhenti tepat
di depan rumah dua lantai dengan konsep mini-malis, sesuai dengan alamat yang dikirimkan Isyana padanya. Asha segera turun, mengetuk pintu rumah.
Tok ... tok ...tok.
Tidak butuh waktu lama,Isyana muncul dari balik pintu dengan senyuman ramah. Isyana sudah tahu akan kedatangan Asha melalui pesan sebelumnya.
"Masuk,As ."pelawa Isyana .
"Ibu baru saja pergi, suamimu menyuruh Pak Radin ke rumahmu.Hayana maukan Omanya? "Jelas Isyana.Asha hanya menggangguk.
"Apa suamimu tahu kamu ke sini?tanya Isyana lagi.
"Tidak.," sahut Asha langsung menjatuhkan bokongnya di sofa. Asha bahkan tidak menunggu tuan rumah mempersilakannya duduk.
Deg—
Mata Isyana menangkap ada sesuatu yang aneh pada wajah Asha . Sedikit sembab dengan kantung di bawah mata. Belum lagi wajahnya terlihat pucat.
"Kamu baik-baik saja? Kamu terlihat pucat," tanya Isyana , khawatir.
"Aku baik-baik saja," jawab Asha .
"Apa kabar Nana ?" tanya Isyana tiba-tiba. Jarang sekali Isyana mau membahas putrinya yang sekarang menjadi putri adiknya.
"Nana baik-baik saja. Dia dekat dengan Danendra bahkan maunya menempel terus, aku bisa sedikit bernapas lega. Anak itu tidak menempel lagi padaku," cerita Asha tanpa menyadari perasaan kakaknya yang terluka.Asha melihat wajah kakaknya berubah.Asha merasa kejangalan di hati.
"Maaf Kak.Jika ayatku tadi menyakiti hatimu,maaf ya,"jelas Asha sembari menggengam tangan yang merasa salah dengan kalimatnya barusan tadi .
"Apakah Nana pernah menanyakanku?" tanya Isyana tiba-tiba. Selama ini Isyana berusaha menutupi sisi lemahnya. Sebisa mungkin memperlihatkan ketegarannya di depan semua orang.Tidak bisa dipungkiri, walau bagaimana pun naluri keibuannya masih tersisa. la yang mengandung dan bertarung nyawa melahirkannya.
"Awal Kak Isyana pergi,Nana masih sering
bertanya."Asha memilih tidak meneruskan kalimatnya. Asha khawatir Isyana kecewa, mendapati kenyataan saat ini Hayana tidak pernah menanyakan keberadaannya lagi.Setelah diam sejenak Asha bertanya kembali.
"Apakah kakak tidak mau memperjuangkan Hayana?Siapa ayah Hayana?Aku terlalu sakit mendengar tomahan suamiku mengatakan kakak seorang pelacur.,"luah Asha.
"Breng***kau Dan !!Berani kau mengatakan ku pelacur ."marah Isyana.
"Kak, aku mohon ceritakan padaku siapa ayah Hayana.Aku berjanji hanya Aku yang tahu.Aku tidak akan memberi tahu suamiku," kata Asha sambil mengangkat tangan kanannya untuk bersumpah.Isyana menarik dalam napas dan menghembus keluar.Mungkin sudah waktu,kebenaran harus diceritakan.
"Ayah kandung Hayana Pak Herman rakan bisnis suamimu.Istrinya sudah empat tahun meninggal kanker payudara.Saat kejadian itu,Istrinya sudah meninggal setahun lalu.Dia ingin menolongku di sebuah ktv,saat itu Danendra menyuruhku memberiku tugas yang perlu di sain."cerita Asha menunduk kepalanya .
****FLASH BACK ON CERITA ISYANA **
"Klien itu meminta ku bertemu di sebuah ktv .Minuman ku dibubuh obat peransang,"Lanjut Isyana sembari mengelap airmatanya dengan telunjuknya.
"Tiba -tiba Herman masuk lalu memukul klien itu yang coba memperkosaku.Herman mengendongku keluar .Membawaku masuk ke dalam mobil.Oleh kerana dia tidak tahu dimana alamatku ,Herman membawaku ke apartmentnya.,"ceritanya lagi.
"Aku dalam pengaruh obat,aku tidak dapat mengontrol diriku,aku …,"Isyana tidak menghabiskan kalimatnya mendengkap kedua tangan ke mukanya,menanggis lagi.Asha memeluk kakaknya menempuk lembut belakangnya .
***FLASHBACK OFF***
"Sudah berlalu,aku mengerti .Aku lega kakak menceritakan padaku.Aku ingin sekali bertemu dengan Pak Herman.Apa dia tahu Hayana putrinya?"tanya Asha lagi,melepaskan pelukan lalu menatap Kaknya lagi.
"Ya,aku memberitahunya tapi dia tidak mengakui dan menyakini kataku.,"jawab Isyana.
"Biarkan.Jangan diungkit.Danendra menyayangi Hayana seperti anaknya sendiri.Kini Hayana mempunyai dua Ibu dan dua ayah. mungkin sudah takdir tuhan kita berdua menikah dengan duda"ucap Isyana meredakan suasana tegang menjadi canda.Keduanya saling berpelukan dan tertawa.Barusan tadi ayat Isyana sepertinya benar,karena yang menghamili Isyana seorang dua begitu juga Asha.Danendra juga seorang duda.
Tiba-tiba Asha bertanya.Wajah Asha berubah.
"Kak Rissa, aku ke sini ingin tahu masa lalu suamiku. Apa yang Kak Isyana tahu dan aku tidak tahu?"tanya Asha .
"Apa tidak salah,As. Kamu itu istri sahnya,untuk apa mengetahui masa lalu
suamimu," sindir Isyana.
Asha tertunduk. Yang dikatakan Isyana ada benarnya juga. Apa pun yang terjadi di masa lalu Danendra , Asha harus menerimanya dengan lapang dada,karena kini statusnya Nyonya Danendra Isam Aldari utuhnya.
"Harusnya kamu cari tahu terlebih dahulu
seperti apa suamimu, As. Bukan menerima apa adanya," ucap Isyana kembali.
"Apa dia bajingan? Apa dia penjahat?" tanya Asha terus terang.Isyana menggeleng.
"Sebaiknya kamu pulang saja. Suamimu tidak seburuk itu. Bersabar saja, siapa tahu kehadiranmu di kehidupannya bisa merubah suamimu akan membuatnya benar-benar melupakan mantan istrinya," ucapan Isyana terdengar biasa saja.
Deg—
"Masih mencintai mantan istrinya?" batin Asha .Rasanya tidak percaya. Kalimat ini lebih menyakitkan dibanding mendengar Danendra mengatakan tidak mau jatuh cinta padanya. Lebih terdengar manis, dibanding mengetahui suaminya itu masih mencintai mantan istrinya.
Ucapan Isyana begitu menyakitkan. Suaminya masih mengingat mantan istrinya. Padahal,Danendra sudah lama bercerai, bertemu pun saling melempar kemarahan. Asha melihat dengan mata kepala sendiri, mantan istri Danendra yang cantik mengembalikan uang dengan kasar. Memaki,bahkan mengancam.
"Kak, apa Mas Danendra masih mencintai mantan istrinya? Kak Isyana tahu dari mana?" tanya Asha .
Raut wajahnya kembali mendung, dengan
kumpulan air menggumpal di kelopak matanya.
Tes. Tes.
Dua tetes bening itu terjatuh membasahi pipi Asha .
"Aku tinggal dengannya selama tiga tahun. Ada masa-masa di mana kami juga bisa terlihat akur, tidak seperti yang kamu lihat belakangan ini.Terkadang kami bisa mengobrol panjang," cerita Isyana .
"Kak, apa Kak Isyana mengenal mantan istri Mas Danendra ?" tanya Asha lagi.
"Tidak. Tapi aku tahu banyak. Maaf, saat kami menjalin hubungan palsu itu, aku mencari tahu semua hal tentang Danendra ," jelas Isyana lagi.
"Apalagi yang Kak Isyana tahu tentang Mas Danendra ?" tanya Asha , menghapus air matanya.
"Kamu tahu mantan istrinya, Danisha sangat membenci Danendra karena apa?" tanya Isyana tiba-tiba.Kembali Asha menggeleng. Ada banyak hal yang tidak diketahuinya. la hanya istri sebatas
status, hanya ibu untuk Hayana .
"Suamimu itu menjebloskan kekasih Danisha ke penjara," cerita Isyana .
"Tapi mereka memang bersalah, wajar saja kalau dijebloskan ke penjara."Asha
berkomentar.
"Ya, bagi kita orang luar mungkin terlihat wajar, tetapi tidak bagi Danisha ," ujar Isyana .
"Apakah Danisha membenci Mas Danendra karena itu?" tanya Asha .
"Mungkin. Aku tidak tahu pasti,As. Hanya
dugaan saja."jelas Isyana.
"Aku mendengar cerita dari Pak Radin , suamimu itu membalas perbuatan Danisha dengan membawa pulang wanita setiap malam. Sengaja menunjukan kepada mantan istrinya. Setiap hari tidur dengan wanita berbeda," cerita Isyana lagi.
"MENJIJIKAN!!"satu ayat keluar dari mulut Asha sambil menyilang kedua tangan mengusap kedua tangan dari bahu ke tangan seberapa kali ,duduk mendagu ke kedua lututnya.
Ucapan Isyana kali ini, memukul telak Asha .Walaupun hanya masa lalu, tetap saja rasanya sakit. Bagaimana bisa seorang Danendra yang terlihat sempurna di matanya, bisa melakukannya dengan banyak wanita tanpa cinta.
"Kamu baik-baik saja, As ?" tanya Isyana , melihat Asha yang memijat pelipisnya.
"Ya, aku baik-baik saja. Aku mau pulang saja,aku ingin memeluk Ibu "ucap Asha sembari airmatanya turun tanpa kendali.Isyana memeluk adiknya agar tenang .Semalaman Asha tidak dapat melelapkan mata.Asha ingin tahu tentang Danendra.Kini Asha tahu sepertinya apa.
Tiba-tiba ketukan pintu kedengaran.Kakak dan adik saling bertatapan.Siapa???