Chereads / Anak sang pembantu / Chapter 60 - Chapter 60: Sage Sambel

Chapter 60 - Chapter 60: Sage Sambel

"Kak, apa Ibu sudah tahu mengenai Nana ?" tanya Asha . Menumpahkan rasa penasarannya sejak pertama melihat kedatangan ibu dan kakaknya.Isyana menggeleng.

"Aku tidak segila itu. Kalau sampai Ibu tahu, aku tidak bisa membayangkan," ucap Isyana.

"Lalu bagaimana bisa Kak Isyana membawa Ibu ke Jakarta?" tanya Asha heran.

"Ibu merindukanmu. Jadi aku harus membawanya ke Jakarta, melihatmu langsung supaya dia bisa tenang. Sejak dulu Ibu memang begitu padamu,berbeda saat denganku. Bahkan Ibu tidak peduli."rintih Isyana.

"Ibu juga sangat menyayangimu, Kak. Selama tiga tahun Kak Isyana tidak pulang, ibu sampai sakit memikirkanmu," jelas Asha .

"Sudahlah.Aku tidak mau membahasnya,"

sahut Isyana , menahan kumpulan air yang menggenang dan siap turun dari mata indahnya.

Ingatan Asha kembali pada kejadian minggu lalu. Dari Kak Isyana menelepon aneh dari kontak bernama Honey yang diceritakan Danendra adalah Isyana biang kerok di belakangnya.

"Bukankah kemarin-kemarin, Kak Isyana

masih…."Asha mengantungkan kalimatnya,rasanya tidak enak menyerang kakaknya di saat ini.

Asha berusaha berpikir positif dengan niat baik Isyana . Semoga tidak ada maksud terselubung di dalamnya. Asha masih mengingat jelas,bagaimana Isyana yang menentang pernikahannya dengan Danendra bahkan menginginkan Asha bercerai bahkan tidak hamil.

"Ya, sampai sekarang juga aku masih tidak rela.Dia bukan laki-laki terbaik untuk adikku. Ada banyak laki-laki lain yang pantas untukmu,"ungkap Isyana , bisa menangkap dari tatapan dan pertanyaan menggantung adiknya.

"Aku sudah menggunakan berbagai cara untuk membuka matamu lebar-lebar. Tapi kamu tetap percaya padanya. Masa lalu Danendra mengerikan. Lelaki itu tidak akan pernah jatuh cinta lagi.Apa yang dilakukannya padaku sama juga dilakukannya padamu. Hanya dengan status yang berbeda."jelas Isyana.

"Maksud Kak Isyana apa?" tanya Asha .

"Sudahlah, aku menceritakan banyak hal buruk tentang suamimu juga percuma. Sudah tidak bisa mengubah keadaan. Kamu sudah menyerahkan semuanya.Baik-baik ,semoga dia berubah dan bisa mencintaimu dengan tulus. Aku harus pulang. Melihat wajah suamimu aku ingin melemparnya," ucap Isyana melangkah keluar.

"Apa maksud ucapan kakak? Ada apa dengan suamiku?" tanya Asha penasaran.

Isyana menghela napas, menolak untuk menjawab.

"Kamu hamil,"tanya Isyana menatap adiknya.

"Tidak!"jawab Asha singkat.

"Jangan sampai hamil anaknya. Kamu selamanya akan terperangkap dalam kehidupannya. Banyak bersabar saja, aku

tidak bisa menolongmu lagi," jelas Isyana .

"Tapi kamu malah menggantungkan hidupmu pada lelaki yang bahkan tidak bisa mengerti perasaannya sendiri. Aku menunggu Ibu di mobil," pamit Isyana .

"Kak, bisakah Ibu tinggal denganku saja selama di Jakarta?" pinta Asha .

"Kamu tanyakan saja pada Ibu, aku tidak keberatan."Isyana berlalu.

Saat melewati ruang tamu, ia masih sempat melihat Ibunya Danendra yang sedang mengobrol.

"Bu, aku menunggumu di mobil," ujar Isyana , berjalan keluar.

Perasaan campur aduk, antara kebenciannya pada Danendra yang bercampur dengan cinta. Antara rasa sayang pada adikknya dan sekaligus cemburu yang menyatu.

Isyana sudah duduk di belakang kemudi, mengeluarkan ponselnya dan menatap fotonya yang tersimpan di galeri. Ada Danendra , Hayana dan dirinya. Namun, semua itu kebahagiaan palsu.Di balik senyuman itu mereka saling menekan

dan mengancam.

Hari-hari ketika Asha belum muncul di kehidupannya dan Hayana . Di mana Isyana masih bisa memiliki keduanya walau hanya berstatus orang luar di kediaman Danendra . Hari-hari di mana kerjasamanya dengan Danendra masih berjalan lancar.

Lelaki itu masih belum menunjukan taringnya seperti sekarang.Bisa menerima kembali Danendra setelah apa yang dilewatinya bersama itu sulit. Setelah penipuan yang dilakukan lelaki itu rasanya berat. Namun, hidup harus berjalan. Mungkin mereka sama bejatnya. Danendra menipu perasaanya dan Isyana membalas dengan cara yang sama kotornya.

Butuh waktu lama dan perjuangan panjang untuk bisa memaafkan.Isyana sudah sudah tidak ada kesempatan lagi setelah Danendra mengatakan adiknya adalah istrinya disisi hukum.. Sebesar apa pun cemburunya pada Asha, masih terselip rasa sayang yang tidak bisa dipungkirinya. Walau bagaimana pun,Asha adiknya.

Cita-cita dan impiannya untuk melihat Danendra terpuruk dan ditinggal Asha hanya angan-angan.Isyana tidak bisa meneruskan balas dendamnya.

"Semoga saja dia lelaki terbaik untukmu, As.Mungkin dia bukan suami yang baik untuk wanita lain, tetapi aku berdoa dia bisa menjadi suami yang baik untukmu, As" ucap Isyana .

Asha kembali turun menemui ibunya. Terselip haru saat melihat Danendra yang sedang berbincang sembari menggengam tangan Ibu Rani . Sejak dulu, Danendra memang sangat menyayangi ibunya.Bahkan alasan pernikahan mereka pun tidak lain karena Ibu. Meskipun saat ini, Asha dan Danendra punya alasan lain untuk tetap menjaga rumah tangga mereka supaya tetap utuh.

"Mas ,"Asha sudah berdiri di tengah pasangan mertua dan menantu yang sedang berbagi kisah dan cerita.

"As... kemari, Sayang," pinta Danendra , ikut menarik istrinya duduk di sisinya.

"Putri Ibu sudah dewasa. Rasanya baru kemarin,ibu menimangmu setiap tidur. Ayah pasti ikut bahagia melihatmu mendapat suami yang baik , Nak." Ucap Ibu Rani .Air mata itu pun lolos sudah, meluncur bebas tanpa bisa ditahan.

"Ibu jangan menangis. Ibu menginap di sini, ya,"pinta Asha , memeluk Ibu Rani .

"Tidak mengapa sayang,Ibu menginap di Kediaman Kakakmu,"Kata Ibu Rani .Ibu tahu derajatnya dimana.Walaupun kini ia Ibu mertua pada mantan majikannya itu tetapi melihat prilaku Danendra saat Isyana berada di gerbang pintu barusan tadi.Ibu Rani membatalkan niat menginap di kediaman Danendra .Kerinduan Asha akan belaian ibunya selama sebulan lebih ini terbayar sudah.

"Ibu dan Kak Isyana makan malam di sini ,ya,"Pinta Asha .

Ibu Rani mengangguk.Asha menyuruh pengasuh Hayana memanggil kakaknya,Isyana yang masih menunggu si dalam mobil kembali masuk ke Kediaman Danendra.

"Ibu bawakan sage sambel kesukaanmu. Kata Isyana kamu merindui masakan Ibu," cerita Ibu Rani .Kembali ia membelai wajah Asha ,sebelum memeluk putri yang masih dianggapnya gadis kecil sejak dulu.

Mendengar kata sage sambel ,Asha sontak berdiri. Dengan menyeret tangan suaminya, Asha bergegas menuju ke ruang makan. Asha tidak sabar lagi ingin menikmati makanan kegemarannya itu.

Sesendok sage sambel dengan level pedas di atas manusiawi masuk ke dalam mulutnya, Danendra langsung menyambar segelas air hangat yang disediakan pembantunya, setelah beberapa detik sage sambel itu menyentuh Iidahnya.

"As... sshh ."Danendra sudah tidak sanggup berbicara. Danendra menghembuskan napas berulang kali. Perih menusuk ke telinga, tenggorokan dan perutnya terasa panas.

"Sayang, kali ini aku menyerah," ujar Danendra , menjulurkan Iidahnya. Rasanya lebih pekat dari sage sambel yang dibelikan Rita beberapa hari ini, pedasnya pun lebih luar biasa.

"Kakakmu mau membunuhku,As!" Rasanya Danendra sudah ingin mengumpat, tetapi raut wajah sedih istrinya membuat ia bertahan.

"Mas, habiskan, ya. Sayang sekali kali sampai dibuang, ini air tangan ibu.Ini juga terlalu pedas untukku," bujuk Asha .

"Sudah dibuang saja. Nanti, kita beli lagi atau besok Ibu memasaknya lagi ,tetapi dikurangi pedas," pinta Danendra ,dengan wajah memerah bak kepiting rebus, menahan pedas yang tidak kunjung hilang.Bulir-bulir keringat sudah keluar di dahi dan ujung hidung mancungnya. Asha merengut, menarik piring sage sambel itu mendekat. Bersiap menghabiskannya. Baru saja Asha hendak menyuapkannya,Danendra menahannya.

"Sudah. Aku saja menghabiskannya,Sayang,"

ucap Danendra , mengalah.

Ibu Rani dan Isyana yang memandang dari kejauhan hanya tersenyum.

"Rasai level pedas breng***Danendra!"gomel Isyana di hatinya,tersenyum kemenangan.

Ibu Rani memilih tetap menunggu di ruang keluarga, menemani cucunya Hayana bermain.Isyana sibuk dengan ponselnya.Gadis kecil itu begitu bahagia saat melihat kedatangan neneknya dari Surabaya.

"Oma ,Aunty Ana , ini Hello Kitty" Hayana menunjukan boneka kombinasi pink dan putih itu.

"Oh ya? Cantik," celetuk Ibu Rani,Isyana hanya mengangguk melanjutkan bermain ponselnya.

Hayana cemberut saat mendengar pujian yang ditujukan pada bonekanya. Membuang pandangannya ke arah lain, timbul rasa cemburu saat mendengar kecantikan boneka itu mengalahkannya kecantikannya.

Sang pengasuh yang sudah sangat hafal dengan kebiasaan anak asuhnya langsung memberitahu, daripada mengambeknya Hayana semakin menjadi.

"Bu, anaknya tidak mau kalau bonekanya lebih cantik dari dia," ujarnya, sembari menahan tawa.

"Oh ya." Ibu Rani ikut tertawa.

"Lebih cantik cucu Oma ke mana-mana," lanjutnya lagi, mencubit pelan pipi cucunya.Mendengar pernyataan susulan dari neneknya, barulah Hayana ceria kembali. Ibu Rani menatap Hayana tidak berkedip. la jelas mengetahui status Hayana yang hanya anak adopsi,tidak memiliki hubungan darah dengan keluarganya ataupun Danendra , menantunya. Namun,Ibu Rani sempat terperangah saat melihat gadis kecil itu bisa begitu mirip dengan Asha saat masih kecil.

"Is,Hayana miripnya kamu sama Asha waktu kecilnya,"Ucap Ibu Rani pelan .Tersentap Isyana mendengarnya ucapan ibunya.Isyana hanya mengangguk.

Semakin ke sini,Nana semakin mirip dengan Asha ," batin Ibu Rani .

Setelah selesai makan malam,Ibu Rani dan Isyana meminta diri.Terlihat lain dari kebiasaan ,Isyana memeluk Hayana serta mengucup kedua pipinya .Begitu juga Ibu Rani.