Airin hampir meneguk habis air putih itu, "Bunda…." Airin memenggal kalimatnya.
"Kenapa? Ada apa? Ada yang salah dengan masakan Bunda?" tanya Bunda panik.
Airin mengangguk, "Ini manis sekali, Bund." Airin menjawab rasa penasaran Bunda.
"Hah? Yang bener kamu? Tadi Ayah makan ini dan tidak berkomentar apapun," sahut Bunda tidak percaya.
"Airin tidak bohong, Bund. Memangnya Bunda tadi tidak cicipi dulu?" tanya Airin.
"Bunda puasa, Bunda panggil Mbok dulu. Biar Mbok cicipin masakan Bunda, jangan-jangan lidah kamu saja yang salah." Bunda masih tidak percaya dengan Airin.
"Mbok! Sini Mbok!" teriak Bunda.
"Iya, Bunda!" Mbok menyahut dan segera datang menghampiri Bunda dan Airin di ruang makan.
Airin masih sibuk menetralkan lidahnya.
Mbok datang dengan tergopoh-gopoh, "Ada apa, Bunda?" tanya si Mbok yang datang dengan napas yang masih senin kamis.
"Mbok, tolong cobain masakan saya!" perintah Bunda dengan tanpa basa-basi.