Bibir mereka saling bertaut untuk beberapa lama. Mereka sangat penuh dengan nafsu saat ini. mereka saling melumat bibir pasangan merekan.
Rama yang mematung di depan pintu tidak kunjung meninggalkan tempatnya berdiri. Dia justru terus mendengarkan apa yang bisa dia dengar dari dalam kamar itu. Dia menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua kepalan tangannya.
"Aku tahu, Sayang. Aaaah…" Bian berkata sambil mendesah karena Raya sudah menyentuh bagian sensitifnya.
Raya menggigit bibirnya manja nan menggoda.
Bian menyukai hal itu dari Raya, Bian melupakan tujuannya yang hanya ingin membuat Rama cemburu. Kini dia benar-benar terangsang dengan sensualitas Raya. Dia membuka beberapa kancing baju Raya agar dia lebih leluasa untuk menikmati kemolekan tubuh Raya yang terlihat sangat terawat. Tubuhnya berkulit putih, bersih dan mulus.
"Aku tahu kamu melakukan ini karena kamu sangat mencintaiku. Begitu, bukan?" tanya Bian sambil meraba bagian sensitif milik Raya dengan perlahan.