"Aku… Aku tadi melihatmu berbicara dengan laki-laki yang aku tahu itu adalah adik tingkat kita dulu sewaktu berkuliah. Dia adalah sahabat dekat Airin. Iya, kan?" Raya mulai berbicara dengan terbata-bata lagi. Dia menahan tangisnya.
"Hahaha… apa salahnya menyapa orang yang kita kenal?" tanya Bian dengan gaya tidak bersalahnya.
"Nggak ada salahnya," jawab Raya yang belum selesai namun sudah dipotong oleh Bian.
"Nah, lalu apa masalahnya?" tanya Bian dengan senyum tidak bersalahnya.
"Bertemu dan menyapanya memang tidak salah. Tetapi apa pantas Mas menanyakan mantan istri Mas? Apa pantas Mas melakukan itu saat kita sedang berbulan madu?" tanya Raya dengan air mata yang semakin deras menetes.
"Apa sih? Kamu lebai banget," Bian yang merasa tidak bersalah justru mengatakan bahwa Raya lebai, berlebihan saat menangapi percakapannya dengan Alif.