"Bian?" tanya Bunda singkat.
Airin hanya mengangguk.
"Dia bisa kirim pesan ke kamu tetapi kenapa dia nggak mau ditelepon?" tanya Bunda yang langsung membuat Airin semakin terdiam.
"Bunda…." Ayah berusaha menenangkan Bunda agar tidak mendesak Airin dengan pertanyaan semacam itu.
"Kenapa sih, Yah? Kenapa Ayah melarang Bunda bertanya?" Bunda kembali melayangkan protes pada suaminya.
"Bukan apa-apa, Bunda. Kasihan Airinnya jadi nggak nyaman. Dia baru saja pulang, masa Bunda udah mau ajak dia ribut sih sepagi ini," kata Ayah.
"Hah, terserah deh." Bunda meninggalkan meja makan.
Airin diam tanpa berkomentar apa pun.
"Bunda…. selesaikan dulu sarapannya. Bunda mau kemana?" tanya Ayah.
Bunda tetap berjalan menjauh dengan tidak peduli.
"Bunda, jangan ngambek-ngambek kaya anak kecil gitu ah!" teriak Ayah pada Bunda yang sudah semakin jauh menuju ke teras.
"Haduuuh… emang susah ya kalau udah urusan sama wanita," gumam Ayah.
"Bunda marah?" Airin bertanya dengan lirih pada Ayahnya.