Chereads / Dewa Pencuri / Chapter 39 - 39. Keramaian Di Ruang Bahan Mentah

Chapter 39 - 39. Keramaian Di Ruang Bahan Mentah

"Hahaha... Kau sudah gila." Ko The memegang perutnya menahan tawa. "Aku tahu kalau kau memiliki sedikit pengetahuan tentang Baja Hitam. Namun Baja Emas Hitam itu berbeda. Itu Baja Hitam yang tertanam di kedalaman diatas 1.000 meter dibawah tanah dan umurnya juga ratusan tahun sehingga Baja Emas Hitam itu disebut bahan langka. Meskipun setingkat dengan Golden Core namun nilai Baja Emas Hitam lebih tinggi dari yang lainnya yang setara. Dia menjadi lebih mahal karena untuk menggali nya juga sangat sulit. 100 banding 1. Artinya dengan 100 penggalian baru memungkinkan mendapatkan benda itu. Sedangkan benda di tanganmu sekarang di gali hanya di permukaan tanah di bawah gunung."

"Aku awalnya menggagumimu adik kecil. Tapi ketika kau katakan batu itu berisi Baja Emas Hitam. Maka aku semakin yakin kalau batu itu hanya bahan mentah biasa. Bukan Baja Hitam." Bang Seok tertawa dengan menutup mulutnya.

Otomatis semua yang ada di dalam ruangan pun ikut tertawa hingga suasana menjadi ramai. Berbagai komentar yang merendah kan mulai memenuhi ruangan.

"Dasar orang kampung hanya pandai membuat lelucon tidak lucu." Fang Yun yang masih kesal karena tidak dapat memiliki bahan itupun menjadi emosi. "Aku akan menyerahkan pedangku cuma cuma jika itu benar Baja Emas Hitam."

Entah apa yang membuat Chen menjadi sembarang bicara. Mungkin karena pengeluaran sebesar 200.000 Duan membuat dirinya tidak dapat menahan emosinya sampai mengucapkan kata seperti itu. Seharusnya dia tidak perlu mengeluarkan biaya sebesar itu tapi karena ikut campur Fang Yun dan Kakek Sing Poa membuat dirinya kesal hingga ingin rasanya membuat mereka terkejut.

Sedangkan ekspresi Sing Poa pun seperti orang ling lung. Sosok berjanggut putih ini yakin kalau benda itu merupakan Batu Baja Hitam. Tapi mendengar Chen mengatakan bahwa itu Baja Emas Hitam membuatnya seperti bodoh.

Setelah apa yang dikatakan Chen membuat reaksi menggema bagaikan suara sarang tawon yang berisik di dalam ruangan ini, kini membuat hati nya menyadari kalau dirinya masih seperti dulu yang tidak dapat menahan emosi. Seharusnya dirinya bisa untuk mengontrol diri sendiri tanpa membuat gejolak di air yang tenang. Kini semuanya terlambat, batu sudah terlempar di kolam dan riaknya sudah menyebar. Hanya gara gara perkataan bodohnya.

"Yahh... Anggap saja aku sembarang bicara." Chen mencoba memperbaiki akan kecerobohannya. "Sekarang aku tidak ada urusannya dengan kalian semua, jika tidak apa apa lagi maka ijinkan aku meninggalkan tempat ini."

Pria muda yang mengaku Ye Shang ini mencoba mencari jalan untuk keluar dari ruangan ini. Karena di dalam ruangan tempat Bahan Mentah ini sudah di penuhi manusia hingga mau keluar saja sudah sulit.

"Yah... Kenapa tidak bertaruh saja untuk membuktikannya." Sebuah suara lain datang dari pria yang baru memasuki ruangan bahan mentah.

Semua mata tertuju kepada pria itu. Seorang pria muda gagah berbadan tegap dengan mengenakan pakaian berpola sederhana dilapisi dengan jubah yang cukup mahal sebagai lapisan luarnya seperti jaket kain panjang sampai ke kaki dengan tangan puntung. Ikat pinggang dari bahan kulit memperketat pakaiannya. Rambutnya yang panjang di biarkan berurai tertiup angin. Berjalan penuh percaya diri meskipun Tidak ada senjata di tubuhnya.

Semua mata memandang pria yang baru masuk itu.

"Ahhh... Ternyata yang datang Tuan Han Song." Bang Seok menjura hormat. "Kapankah gerangan Tuan datang ke kota Yaopin yang sederhana ini. Rumah Senjata selalu menyambut kedatangan Tuan." Senyuman manis dibuat buat dengan lirikan genit.

"Ahh... Kiranya Nona Bang Seok yang cantik nan rupawan juga terperangkap di lantai bawah ini. Sungguh jarang terjadi saya menemui Nona di lantai bawah." Han Song membalas menjura. "Kebetulan aku baru datang hari ini dan langsung ke Rumah Lelang menemui Nona Youmei. Ternyata disana kebetulan bertemu dengan Tuan Fang Jie sekeluarga. Saat di tengah obrolan kami, datanglah salah seorang Pengawal Nona Youmei menceritakan keributan disini. Begitu mendengarnya kami semua langsung menuju ke tempat ini. Nona Youmei dan Tuan Fang Jie sekeluarga ada di belakang."

"Kenapa kedatangan Tuan Han Song selalu di momen pelelangan. Dan selalu datang langsung ke rumah Lelang. Apakah kami kurang menyambut kedatanganmu." Gerakan luwes Nona Bang Seok menggoda.

"Bagus .. bagus... Aku akan menyediakan ruangan di lantai atas untuk kita bisa berbicara lebih santai." Ko The menjura kepada Han Song.

"Rasanya tidak perlu Tuan Ko The. Juga maafkan aku jika tidak melihat kehadiran anda Tuan. Aku sama sekali tidak bermaksud menghina namun tempat ini cukup ramai jadi tidak dapat melihat keberadaan Tuan. Lagi pula Aku biasa bertemu Tuan di lantai atas jadi rasanya tidak mungkin bisa bertemu Tuan Ko The dan Nona Bang Seok di lantai bawah ini kalau bukan karena ada momen diluar dari kewajaran. Bukan begitu Tuan?

"Hahaha... Tuan Han Song masih suka bercanda. Masih suka membuat lelucon. Sebaiknya kita memang perlu banyak mengobrol di lantai atas dengan di temani tuak yang baik." Ko The yang mengenal dan mengetahui tentang pemuda ini yang suka bergurau, tidak membuatnya tersinggung dengan perkataannya.

"Tidak Tuan Ko The. Disini saja. Karena  disini, di ruangan barang Bahan Mentah akan menjadi momen yang luar biasa. Bukan begitu Tuan Ye Shang" Han Song memandang Chen. "Nona Youmei menceritakan sedikit tentang Master Tuan yang luar biasa. Saya berharap mendapatkan kesempatan bertemu dengan beliau untuk bertukar pengalaman."

Sungguh aneh, Bang Seok dan Ko The tidak membantah akan perkataan Han Song yang tidak menginginkan pindah di lantai atas. Kedua pejabat Rumah Senjata ini menuruti begitu saja seperri orang terkena hipnoptis. Rupanya Han Song punya pengaruh kuat didalam Rumah Senjata ini

"Hanya sangat disayangkan tempat ini terlalu ramai jadi terasa panas." Seorang Pria setengah baya memasuki ruangan.

Pria ini terlihat angkuh dan sangat kuat. Alis tebal dan berkumis membuat wajahnya terlihat garang. Apa lagi tersanggul golok besar nan panjang di punggungnya. Pasti senjata itu amatlah berat.

"Ayahhh... " Teriak Fang Yun menerobos keramaian pengunjung untuk bertemu yang ternyata itu adalah ayahnya yang bernama Fang Jie.

Sejak awal masuknya Han Song, telah membuat Chen membeku. Apa lagi mendengar penuturan pemuda itu yang mengatakan Orang Tua Fang Yun beserta Nona Youmei, membuat dirinya gugup tidak terkatakan. Entah apa yang di ceritakan Youmei kepada Han song tapi itu membuat hatinya tidak senang. Meskipun Han Song menunjukan itikat baik nya, namun di mata Chen hanyalah melihat kebencian.

Keluarga Fang Jie dan Han Song adalah musuh di masa lampau. Entah mengapa bisa bertemu semua di tempat ini. Apa lagi saat dirinya masih belum kuat. Pertemuan dengan mereka semua terjadi di masa lalu adalah saat umur Chen berada di kepala tiga puluhan.

"Yun Yun... Kudengar kau berbuat nakal yah." Pria di belakang Fang Jie tersenyum. "Itulah akibatnya kalau terlalu manja. Baru keluar rumah sebentar langsung membuat keributan."

"Paman Han salah sangka. Aku tidak buat keramaian tapi Pemuda Kampung ini yang tidak mau mengalah." Fang Yun membela diri di hadapan pamannya yang juga seorang ahli tempa bernama Fang Han.