Chereads / Dewa Pencuri / Chapter 40 - 40. Bertaruh

Chapter 40 - 40. Bertaruh

"Ahh... Ternyata disini sangat ramai dan ada juga Tuan Muda Xing Xie." Pemuda di belakang Fang Jie memberikan hormat kepada Xing Xie. "Nona Bang Seok. Tuan Ko The." Pemuda ini juga memberikan hormat kepada Tuan Rumah. "Tuan Ye Shang." Juga terhadap Chen.

"Yuk Koko. Tidak usah memberikan hormat kepada Pemuda Kampung ini. Dia yang merebut bahan mentah yang akan ku beli. Tuan Muda Xing Xie juga membantunya." Fang Yun cemberut.

"Yun Yun, kau tidak boleh begitu." Fang Yuk yang juga kakak dari Fang Yun menegur.

kakaknya sangat mengerti akan tabiat manja adiknya ini. Memang seluruh keluarga sangat menyayangi adiknya. Apa saja keinginannya pasti akan di turuti.

"(Semua yang terjadi karena perbuatanmu.)" Bisik Fang Yun kepada adiknya. "Kalau kau tidak membuat ulah kepada Kakek Sing Poa maka semua ini tidak terjadi.)"

"(Kakak tidak bisa menyalahkan aku sendiri. Itu semua karena ikut campur orang kampung itu. )"

"Perhatian kepada semua pengunjung. Bagi yang tidak memiliki Token Emas, dimohon untuk meninggalkan ruangan ini." Ko The setengah berteriak mengusir pengunjung lainnya.

Token Emas merupakan tamu VIP bagi Rumah Senjata. Biasanya untuk pemilik Token Emas dapat memasuki semua ruangan termasuk ruangan paling atas yang menyediakan senjata kualitas tinggi.

"Tidak bisa. Ini kan di lantai bawah ruangan untuk orang umum." Seseorang dari pengunjung protes.

"Aku punya token perak berarti aku punya hak di tempat ini." Protes yang lainnya.

Sebentar saja sudah banyak yang ikutan protes.

"Kalian semua keluar dari Ruangan ini atau Rumah Senjata akan ku tutup hari ini." Bentak Bang Seok.

Meskipun banyak yang keberatan tetapi tetap saja Para petugas mengusir para pengunjung.

"Hei... Hei... Kenapa jadi mengganggu para pengunjung di tempat ini. Tidak bisa kah kita pindah ke lantai atas saja agar tidak mengganggu penjualan Rumah Senjata." Suara seorang wanita memecah suasana yang tidak lain adalah Hong Youmei.

"Wow ... Tidak biasanya Nona Rumah Lelang keluar dari istananya. Apakah gerangan yang memicu Nona Besar ini keluar dari peraduannya." Bang Seok memandang Youmei dengan mata judes.

Bukan suatu hal yang rahasia jika selama ini Bang Seok dan Hong Youmei dingin satu dengan yang lainnya. Orang hanya menduga kalau yang terjadi diantara mereka hanya persaingan bisnis.

Youmei memang seperti perkataan Bang Seok bahwa dirinya tidak pernah keluar dari Rumah lelang jika tidak ada sesuatu yang sangat penting. Begitu mendengar aset nya sedang dalam masalah maka diapun langsung datang ke Rumah Senjata.

Youmei datang agak terlambat. Jadi dia masih tidak mengerti hal musabab nya. Yang di ketahui nya sesuai laporan anak buahnya bahwa Chen sedang berselisih memperebutkan Baja Hitam.

Youmei tidak memperdulikan omongan Bang Seok. Dia menerobos terus untuk mencapai Huan Chen.

"Bukankah ruangan Bahan Mentah ini hanya di batasi tiang penyanggah dengan ruangan senjata. Jadi suruh lah petugasmu tetap menjaga di batas. Jadi para pengunjung juga bisa menonton dari luar batas." Usul Han Song.

Bang Seok dan Ko The pun menyetujuinya. Para petugas mulai mengusir satu persatu. Beberapa memang ada yang kecewa dan mulai bernegosiasi namun tetap saja yang tidak memiliki Token Emas keatas tetap diusir keluar dari batas.

Sementara petugas masih sibuk, Youmei sudah berada di hadapan Chen. Tangan mungil itu memegang lengan pemuda itu.

"Apa yang terjadi. Kudengar kau berselisih dengan Fang Yun, Puteri dari Fang Jie."

"Nona... Nona... Nona... " Han Song mendekat. "Kau dan Tuan Fan Jie terlambat datang jadi tidak dapat menikmati keseruannya. Tuan Ye Shang tidak melakukan hal yang salah sama sekali. Dia hanya bertaruh memperebutkan Batu yang disangka Batu Baja Hitam. Kemudian Tuan Shang memenangkannya dengan harga 200.000 Duan."

"200.000 hanya untuk batu besi biasa." Youmei tidak percaya. Karena dia hanya melakukan hat batu di tangan Ye Shang adalah batu biasa.

"Itu menurutmu Nona. Tapi tidak menurut Pak Tua Sing Poa dan tentu saja dengan client mu yang jenius. Mereka berdua percaya bahwa Batu itu berisikan Baja Hitam."

"Apa kau yakin." Youmei menatap sambil memegang kembali tangannya Chen."

"Yakin? Aahhh Nona Youmei... Kau jangan merendahkan ke jeniusan Tuan Ye Shang. Bahkan dia mengatakan kalau batu itu bukan berisikan Baja Hitam biasa tapi juga Baja Emas Hitam."

"Baja Emas Hitam?" Youmei tidak percaya apa yang didengar.

"Hahaha... Tapi saat ini yang perlu kita pikirkan, apakah benar batu ini berisikan Baja Emas Hitam atau bukan." Han Song berbicara kepada semua yang hadir. Dia begitu menguasai panggung seolah tempat itu adalah miliknya. "Berapa besar kalian berani bertaruh untuk bahan ini."

"Bertaruh?" Ucap Fang Yun.

"Benar. Bukankah tadi Nona Yun mengatakan mempertaruhkan pedang nya jika batu itu bukan Baja Emas Hitam." Han Song mendekati Fang Yun.

Suasana menjadi ramai kembali baik dari pihak penonton yang diusir keluar area, begitu juga dari semua kalangan atas ditempat itu. Suara bisik membisik semakin ramai.

"Aku yang menjadi bandar disini. Aku mempertaruhkan diriku bahwa semua taruhan akan di bayar sesuai pasangannya jika memenangkan taruhan ini." Han Song kini berada di tengah ruangan seperti seorang pembawa acara.

"(Apakah mereka tadi dari rumah lelang, Kakak?)" Chen berbisik kepada Youmei.

"(Benar. Han Song langsung melompat keluar dari jendela lantai tiga begitu mendengar ada perebutan batu. Dia memang seperti itu jika mendengar ada kesempatan bertaruh.)" Youmei balas berbisik.

"(Aku tahu. Itulah sebabnya dia disebut Satria Judi.)"

"(Hah? Aku malah belum pernah mendengar gelar itu.)"

"(Apakah kakak tidak tahu kalau Dia adalah pemilik rumah judi di kota Hurifan.)"

"(Adik. Bagaimana kau bisa tahu?)" Youmei menggoncang tangan Chen.

"(Bisa tahu apa? Rumah Judi Ceria di kota Hurifan? Apakah kakak belum tahu?)"

"(Dia bahkan baru cerita tadi kalau dia baru saja membeli sebidang tanah di kota Hurifan untuk di jadikan Rumah Judi. Lalu aku mengusulkan memberi nama Rumah Judi Ceria. Bagaimana mungkin kau mengetahuinya kalau Rumah Judi akan dibangun disana dengan nama Ceria?)"

"Bodoh.. bodoh..." Chen mengutuk dirinya dalam hati.

Tentu saja saat ini Rumah Judi itu belum di bangun. Namanya mulai terkenal setelah lima tahun kemudian. Karena lima belas tahun yang akan datang, dia bertarung hidup dan mati dengan Han Song tiga hari tiga malam di rumah judi itu. Hingga tempat perjudian itu di bakar hingga rata dengan tanah. Tapi semua itu cerita dalam kehidupan lamanya. Sekarang entah bagaimana dia akan menjelaskan akan kesalahan bicara nya kepada Youmei.

"Hahaha... Benar benar seorang penjudi. Dimanapun kau berada selalu ada yang kau ajak untuk berjudi." Fang Jie tertawa. "Aku mempertaruhkan martabat Puteri ku. Jika dia berani mempertaruhkan pedangnya maka aku akan bertaruh 1.000.000."

Perkataan Fang Jie mengalihkan perhatian Youmei. Kali ini Chen bisa bernafas lega. Masih ada waktu untuk memikirkan penjelasannya nanti.