Prolog.
Ketika dunia hancur yang di sebabkan oleh monster VOID dari dimensi lain yang menyerang manusia, bumi yang dulunya damai berubah seketika. Ketika VOID menyerang, manusia pun memiliki kekuatan untuk bertahan dari serangan para VOID, mereka yang memiliki kekuatan yang di sebut SLAYER. Seorang anak yatim piatu yang di asuh oleh keluarga IZANAGI, anak yang memiliki seni berpedang yang kuat akan tetapi dirinya tidak bisa menggunakan sihir dikarenakan kehilangan ingatanya di masa lalu, ini merupakan cerita seorang anak yang ingin kuat untuk melindungi orang yang di sayanginya.
Chapter-1 (Sebuah insiden di hari pertama sekolah)
DI BUMI TAHUN 2025.
"Hoaaaaam, uh aku mimpi buruk semalam seperti ada yang janggal di kepalaku ukhhh"
Namaku MASIKURA HEIGO, umurku 16 tahun, 6 tahun lalu orang tuaku meninggal akibat kecelakaan, aku adalah seorang anak yatim piatu yang diasuh oleh keluarga IZANAGI, terkadang aku tidak menerima apa yang telah terjadi kepada kedua orang tua ku, tetapi orang tuaku pernah bilang 'jalanilah hidup mu, masa depan masih panjang' aku percaya apa kata ayah dan ibuku, dan aku akan terus melangkah dan tidak terlalu terpaku oleh masa lalu. Ketika kedua orang tuaku meninggal, tanpa di duga orangtuaku bertemu dengan teman lamanya sebelum kecelakaan dan memintanya menjagaku. Aku tinggal bersama keluarga mereka, aku di jaga oleh keluarga ini karena ayah dan ibu ku adalah teman lamanya, nama teman orang tuaku ini adalah MIZAKA IZANAGI, istrinya ALICIA KOJOU, dan anaknya AZUSENA IZANAGI, mereka mengurusku dengan baik, azusena dia adalah anak perempuan dari keluarga yang merawatku, umurku dan dirinya cuma berbeda beberapa hari, Aku bertemu dengan azusena di pemakam orang tuaku. Dulu azusena sangat imut dan malu-malu terhadapku yang waktu itu aku baru tinggal di rumahnya, mungkin aku orang asing di pikirannya. Berbeda dengan sekarang dia lebih terbuka denganku bahkan dia biasa menggodaku.
Setelah bangun tidur aku menuju ke lantai bawah untuk sarapan. Di meja makan ada Azusena yang sedang sarapan dan ibunya yang sedang memasak untuk bekal sekolah, aku pun mengucapkan salam pagi seperti biasa yang sering ku lakukan, Azusena bertanya kepadaku apakah kau siap untuk hari pertama sekolah?aku sedikit terkejut karna aku lupa hari ini adalah hari pertama ku sekolah aku pun menjawabnya dengan ragu.
"T-tentu seperti biasa aku selalu siap."
Tentu saja aku berbohong karena aku lupa hari ini adalah hari pertama sekolah. Tante Sarah yang melihat Azusena tersenyum-senyum mengatakan...
"Seperti biasanya Azusena selalu terlihat bersemangat ya."
Mendengar apa yang di katakan tante Sarah memang benar, sifat Azusena selalu periang dan mudah mendapatkan teman dengan sifatnya itu, sedangkan aku berbeda, aku adalah orang yang tidak pandai mencari topik pembicaraan kurasa?aku terlalu memikirkan sesuatu yang berlebihan.
"Tante apakah bekal kita berdua sudah jadi?"
"Ara, Heigo tidak seperti biasanya sesemangat itu? Apa sudah tertular oleh Azusena?"
"Ibuuu, jangan menggoda Heigo seperti itu."
"Fufufu."
Apa yang di katakan oleh Tante? apakah Aku sudah tertular oleh semangat Azusena? memikirkan itu bekal kami berdua sudah jadi untuk makan siang di akademi, dengan semangat Azusena kita pun berangkat menuju akademi.
"Ibu, aku berangkat"
"Tante, aku juga pamit berangkat"
"Hati-hati, dan juga Heigo tolong jaga Azusena, karna kata Ayahnya VOID semakin aktif akhir-akhir ini meskipun area ini adalah area aman."
"Ok, aku akan menjaganya jangan khawatir tante."
Aku tinggal di dunia dimana ada monster dari dimensi lain bernama VOID, void sendiri adalah monster yang belum di ketahui.
Di perjalanan sekolah tenang seperti bisanya dengan Azusena yang bersemangat dan bernyanyi di pinggiran jalan sambil berputar seperti penari ballet, bagaimanapun juga jarang sekali ada VOID masuk ke area aman ini, aku yang mengatakan seperti itu tetap saja membuat perasaanku tidak enak.
*Kreakkk, kyaaaaa
"Hmm, suara perempuan? sepertinya dia sedang tidak baik-baik saja."
Aku meninggalkan celia yg sedang gembira dan pergi kemana suara tadi berasal, seperti yang tadi ku dengar ada suara perempuan perasaanku tidak enak tentang ini.
Tepat di dekat taman dimana suara perempuan itu berasal, ternyata perempuan itu terluka karena serangan VOID, heh? Void? Kenapa bisa ada di sini?, aku sedikit kaget dengan apa yang ku lihat, kenapa Void bisa berada di area aman? tidak bagus Wanita itu terluka dan terpojokkan Aku harus segera menolongnya.
*Kruagghhh
"Siapa siapa pun tolongg aku!!"
*Sringgg
Ketika Void hendak menikamnya aku pun memakai katana yang biasanya ku bawa untuk menebas kepala Void itu, menebas kepala dari Void itu, aku pun langsung mendekati dan bertanya tentang keadaan perempuan tersebut.
"Halo nona apakah kau tidak apa-apa?"
"Ah, a-aku tidak apa-apa hanya luka lecet saja"
Sedikit gugup dia berbicara dengan Heigo, wanita itu ketakutan dengan Void yang hendak menikamnya.
*Sreekk
Membuka tas, aku mengambil plester di dalamnya dengan lembut memegang kaki wanita itu, aku menempelkan plester di bagian wanita itu terluka.
-tepatnya bagian dengkul kakinya-
"*Apa ini dia sangat baik dan perhatian."
Memikirkan itu, wanita itu tidak sadar wajahnya memerah.
"Yap, sekarang lukamu sudah ku tutup, hmmm mukamu merah apa kau sedang tidak enak badan?"
*blussh
Merasa malu wanita itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya, setelah tenang sedikit wanita itu berterimakasih dan menanyakan namanya.
"A-ah, tidak apa-apa, t-terimakasih banyak....., kalau tidak ada kamu mungkin aku sudah tiada, oh iya namaku Evelyn Chloe , kalau boleh tau siapa nama mu?"
"Sama-sama, namaku Masikura Heigo, salam kenal Evelyn Chloe."
"Ya, salam kenal Heigo, oh iya apakah kamu murid akademi SENTRALZ.?"
"Yap, aku murid baru di sana"
Aku yang sedang berbincang bincang dengan Chloe tiba tiba mendengar suara dari kejauhan.
"Heigoooo, Kemana saja kamuuu?!"
Yap aku lupa dengan Azusena, aku tidak enak meninggalkan Azusena sendirian tetapi aku juga tidak bisa mengabaikan Chloe begitu saja.
Mengatakan itu sambil berlari ke arahku Azusena memelukku sambil mengatakan gumaman kecil.
"B-bodoh kemana saja kau meninggalkan ku, aku tidak mau di tinggal seperti itu lagi."
Sambil mendengar gumaman kecil Azusena, aku membalasnya dengan mengusap kepalanya dan berkata
"Maaf, aku tidak akan meninggalkanmu seperti itu lagi Azusena."
Azusena yang memelukku dengan erat dan diriku yang terbawa suasana lupa dengan Chloe yang ada di sampingku, aku pun sedikit malu setelah menyadarinya.
"Ehemm"
"Eh, A-anu Azusena sekarang kita sedang berada di depan orang lain, kurasa sudah saatnya kamu melepaskan pelukanmu itu."
"Eh, ah A-anuu eeeeh maaf" *Blushhh."
Azusena memerah dengan kedua tangan yang menghalangi wajahnya.
"Fufufu, tidak apa-apa"
Setelah merasa tenang mereka berdua pun berkenalan.
Setelah berkenalan Azusena yang menggenggam tangan Evelyn melihat mayat VOID di sampingnya.
*Kyaaaaaa
Melihat mayat VOID itu, Azusena kaget dan tidak sengaja memeluk tubuhku.
"Heigoooo kenapa ada mayat VOID disini?"
Azusena yang bertanya keadaan yang terjadi di sini, aku pun menjelaskannya
"Ketika aku berjalan bersama mu tadi, aku tidak sengaja mendengar suara perempuan dan aku menelusurinya, ternyata Evelyn sedang di serang oleh VOID dan aku pun membantunya."
"Oooh jadi begitu, apa kau tidak apa-apa Chloe?"
"Ya, untungnya ada HEIGO membantuku, dan juga dia me-memasangkan ku plester."
*Menyeringai
"Oh-ho"
Ketika melihat Chloe dengan malu-malu berbicara tentang plester yang di tempelkan langsung oleh Heigo, Azusena mendapatkan ide.
"Hai Chloe bisa kita bicara sebentar hanya kita berdua."
"Baiklah."
"Apa yang sedang kau rencanakan Azusena?"
"Rahasia perempuan, laki laki tidak boleh tau *Blee"
Entah apa yang di rencanakan Azusena, melihat dari senyuman kecil liciknya tadi perasaanku jadi tidak enak.
Chloe dan Azusena pun membicarakan sesuatu tentang rahasia perempuan.
Azusena bertanya kepada Chloe?
"apa kau menyukai HEIGO pada pandangan pertama?"
Chloe salah tingkah dan memerah di wajahnya ketika mendengarnya. Dengan ragu dan malu mengatakan..
"E-entahlah tetapi setiap aku di dekatnya jantungku berdegup dengan kencang, entah ini cinta atau penyakit jantung akupun tidak tau?"
Azusena yang mendengarnya berkata dalam hati dengan wajah nyeleneh yang dia buat
Melihat jam, aku lupa sekarang saatnya sekolah, aku pun memberitahu kepada mereka berdua agar cepat berbicara tentang rahasia perempuan itu.
"Hei kalian berdua apakah kalian sudah selesai berbicara?, coba lihat jam."
-Mereka berdua melihat jamnya, dan panik ketika jam mengarah ke angka 8.45.-
Mereka bertiga pun berlari sampai sekolah.
"Hmm, MASIKURA HEIGO kah?, berada di dekatnya entah kenapa membuatku nyaman."
Sesampainya di sekolah Aku dan meraka berdua ternyata berada di kelas yang sama. Aku pun memasuki ruang kelas yang sudah di tentukan, ketika Aku memasuki kelas tersebut perhatian seluruh siswi tertuju padaku, sedangkan para siswa seperti tidak senang akan kehadiranku.
"Lihat itu, laki laki itu lumayan tampan bukan?"
"Ya ya, dia tampan dan juga tinggi, aku jadi ingin menjadi pacarnya."
Sepertinya aku tahu kenapa aku di benci, untungnya Azusena tidak mendengar apa yang murid perempuan bicarakan, kalau dia dengar bisa bahaya. Tanpa pikir panjang dengan apa yang terjadi aku memutuskan untuk duduk di belakang dekat jendela. Dengan Azusena yang duduk di bangku depan ku dan juga Chloe yang duduk di samping ku.
Ketika aku duduk ada murid laki-laki yang berada di depan Chloe menyapa ku..
"Yo~ hari pertama sekolah sudah di benci murid laki-laki ya."
"Haha, iya mungkin 3 tahun kedepan aku akan tetap di benci."
"Haha maaf tidak sopan menyapa duluan, Nama ku Jin Khisaragi dan panggil aku Jin."
"Yaa, nama ku Masikura Heigo, salam kenal juga jin Khisaragi."
Aku dan Levi berbincang satu sama lain sampai guru memasuki kelas, dan kemudian guru memulai kelas dengan perkenalan satu sama lain.
"Nama Saya GERARD Salam kenal murid-murid, saya adalah guru pembimbing kalian yang akan melatih kalian, sekarang saya akan menjelaskan sistem Class Slayer dan Void."
VOID di bagi 3 macam yaitu:Tipe Berserk,Assasin,Lord/king. Mereka makhluk yang mengancam dunia sejak 3 Tahun lalu. Ketika lulus sekolah nanti, lembaga anti Void yaitu SERVANT akan merekrut murid yang mempunyai kekuatan, dan orang yang mempunyai kekuatan biasanya di sebut dengan SLAYER, Class Slayer di bagi menjadi 4 bagian yaitu: Mage,fighter,assassin,dan tank. Seperti dalam game moba yang biasanya ku mainkan. Sedangkan Aku? Aku ini non Class.
Peringkat SLAYER di bagi menjadi 6 yaitu: Rank D, Rank E, Rank C, Rank B, Rank A, dan Rank S....
Setelah selesai selesai menjelaskan Class Void dan Slayer. Kelas pun berakhir dengan pengumuman dari guru pembimbing.
"Besok kita akan langsung masuk ke tempat latihan yang berada di lapangan untuk menguji kemampuan bertarung, masing-masing murid akan berduel satu lawan satu."
"kira kira aku akan berhadapan dengan siapa? dan aku berharap tidak akan membuatku terlalu lelah."
Aku terus memikirkannya hingga akupun tidak sadar. Kelas pun berakhir, Aku, Azusena, Dan Chloe pun pulang dengan jalan santai, dan aku pun bertanya dimana tempat tinggal Chloe?
"Tempat tinggal ku?, hmmm di jalan Vermilion, gang HexoGard dekat dengan taman bermain."
"Ehh?, Bukannya kita satu gang?"
Mendengar hal tersebut Azusena dan Aku sedikit terkejut ternyata gang rumah kita sama. Aku bertanya lagi kenapa ada Void yang menyerang mu bahkan di area aman sekalipun?
"Aku pun kurang tahu kenapa Void menyerangku, aku sedang berjalan di taman Tiba-tiba ada Void yang menghampiri ku tetapi hawa keberadaannya sangat tipis hingga aku tidak menyadarinya, ketika aku menyadarinya aku pun di serang oleh Void itu."
"Oooh, pantas saja kau kelihatan bingung ketika aku menyelamatkanmu."
Tanpa sadar kita bertiga sudah sampai tujuan.
"Bye, sampai jumpa besok Heigo, Azusena."
Aku dan Azusena pun melambai balik kepadanya, tepat sesaat dia masuk kerumahnya, aku dan Azusena di buat terkejut lagi, pasalnya rumah Chloe berdampingan dengan rumah Azusena.
"Huuh, Aku tidak menyangka tempat dia tinggal bersebelahan dengan kita?"
"Yaaa, kau bener Azusena aku pun sampai malu melambai tadi."
"Yap, yang penting kita sudah sampai rumah, ayo kita mandi bersama He-i-go~"
Azusena yang berbicara seperti itu dengan nada nakal sambil berbisik di telingaku, membuat ku merinding di buatnya.
"Berhenti menggoda, Kau Azusena."
"Fufufufu."
Aku yang berteriak seperti itu sambil mengejarnya. Kami masuk kerumah dan memberikan salam pulang. Dan kemudian kami pun mandi bergantian, dan setelah Aku mandi, Aku pun kembali ke bawah untuk makan malam, akhirnya Aku pun memutuskan tidur lebih awal.
"Ah, Akhirnya aku bisa beristirahat kembali, Apakah Azusena akan menyeli--"
Ketika ingin mengatakan sesuatu Heigo pun tertidur pulas,
Keseharian yang sibuk pun berlalu dengan tertidurnya Heigo.