Setelah mendapatkan informasi yang diperlukannya, sang pangeran memutuskan untuk meninggalkan istana. Namun, sedikit sulit untuknya melangkah pergi sebab kondisi di istana terlalu sibuk dan mereka seringkali mengadakan pertemuan darurat membahas perkembangan yang ada.
Sebagai seorang Putra Mahkota maka sudah menjadi kewajiban tersendiri baginya untuk menghadiri setiap rapat tersebut, sebab dia ingin menarik perhatian dan rasa percaya dari pihak istana padanya. Edward tak boleh melewatkan hal tersebut.
Terlebih lagi akses geraknya terasa sulit sekarang. Setiap mata orang serasa tertuju padanya. Sering kali bahkan sang pangeran merasa tengah diawasi.
Mengangkat lengan kirinya, menatap jam bermerk di tangannya. Waktu yang menunjukkan pukul sembilan malam. Pria bangsawan itu menyadari bahwa dirinya telah telat sekitar dua jam dari perjanjian yang ada.
