Chereads / Scandalous Kingdom / Chapter 25 - Meminta Pengertian Darimu

Chapter 25 - Meminta Pengertian Darimu

"Sejauh yang aku tahu, kalian begitu jelas tahu mengapa aku mengumpulkan kalian semua di sini sekarang. Sudah ada pernyataan kode resmi yang telah aku ambil," jawab Yang Mulia ratu, mencoba mempertahankan ekpresi yang sama tapi tetap tegas.

Tak peduli seberapa keras, ia menyembunyikan perasaanya, mereka semua sudah melihatnya. Dan rasa takut yang ada itu pasti nyata.

"Ibu, mengapa kau mengambil keputusan black code?" tanya Pangeran Adam yang sudah tampak cukup cemas.

"Jangan bilang ini hanyalah bagian dari rencana kecil lain untukmu," sahut putri Isabelle sembari mengutip jari-jemarinya.

Dengan satu hembusan nafas Camila, sebagai seorang ratu itu pun berkata, "Tenanglah, aku akan menjelaskan segalanya. Kalian tak perlu harus memotong ucapan diriku ataupun mengajukan banyak pertanyaan di saat yang kritis seperti ini."

Ratu mengambil jeda sejenak untuk mengontrol pernapasannya, lalu menyambung kalimatnya, "Tak ada yang sedang bermain-main di sini Putri Veliz."

Mendengar perkataan sang ratu sekaligus melihat ekspresi wajah beliau seacra langsung, pada saat ini membuat semua orang yang ada di ruangan itu menjadi diam seketika, sehingga menciptakan suasana yang cukup hening. Tak ada yang berani untuk mengangkat suara di hadapan sang penguasa. Tapi dalam hati jelas, mereka semua mempertanyakan segala sesuatu.

Saat di rasa situasinya jauh lebih kondusif, sang ratu pun kembali melontarkan kata-katanya, "Dengarkan baik-baik, baru saja diriku mendapatkan berita darurat dari salah satu informan terpercaya milik kerajaan. Saat ini anggota parlemen dan pemerintah tengah melaksanakan aksinya. Mereka memiliki rencana untuk melawan kerajaan, menentang kekuasaan monarki."

Salah satu dari orang yang ikut hadir dalam rapat itu tiba-tiba menyahut, "Maaf ratu, tapi hal ini bukanlah sesuatu yang baru. Kali ini apa yang mereka inginkan dari kerajaan?"

Yang mulia ratu segera membalas, "Iya ini memang bukan hal baru. Tapi kali ini berbeda. Mereka sepertinya telah mempersiapkan semuanya dengan sangat matang, bahkan bisa dibilang brilian. Dan sekarang yang harus kita lakukan adalah menggagalkan aksi mereka tersebut. Aku mendengar mereka akan mengajukan referendum untuk membubarkan kekuasaan monarki dan menghapus peran kerajaan secara penuh."

Tak ada situasi yang lebih parah selain pembubaran kekuasaan monarki dan menghapus peran kerajaan secara penuh. Orang-orang yang bermain dalam bayangan itu tampaknya berusaha terus mengejar mimpi besar mereka dan sekarang bahkan hal itu terlihat akan sukses.

Kudeta yang diselenggarakan secara masal dan sudah menjadi rahasia umum itu tentu saja takkan mudah untuk disingkirkan. Percobaan untuk melerai mereka tak pernah berhasil pada masa Camila memimpin. Pihak istana berhasil memukul mundur, tapi sekarang krisis ini mendatangi mereka dengan persiapan yang jauh lebih kuat.

Mendengarkan kata-kata yang dituturkan oleh sang ratu membuat semua orang yang ada dalam ruangan ini sontak terkejut. Mereka semua sama sekali tak menyangka bahwa kelompok anti monarki yang sebelumnya mereka anggap sebelah mata itu akan bertindak sejauh ini. Pihak tersebut kini sudah mengambil langkah yang dapat mencekik.

Sang ratu juga menerangkan segala hal yang diketahuinya itu dengan para pembesar lainnya secara lebih detail. Camila sangat butuh dukungan penuh saat ini. Mereka pun berakhir dengan mendiskusikan langkah yang akan mereka ambil untuk mencegah krisis eksternal yang mungkin saja akan segera terjadi. Untuk sesuatu yang sudah membesar seperti ini, jelas mereka patut untuk berantisipasi.

Putri Isabelle yang sebelumnya hanya bergurau dengan ucapannya, kini juga jadi merasa sedikit cemas dengan situasi yang tengah mereka hadapi. Gadis itu tak pernah berpikir semuanya akan berjalan bergitu parah. Ia selalu tahu bahwa ibunya punya solusi untuk setiap masalah, walau pada akhirnya dia tak pernah setuju dengan hal itu.

Sebenarnya ini adalah undangan pertemuan rahasia genting kedua kali untuknya dalam menghadiri pertemuan darurat dan krusial milik kerajaan. Yang pertama adalah yakni saat momen dimana kerajaan mengambil putusan red code atas kepergian sang raja dan Putra Mahkota negeri ini.

Sang putri menyadari saat kode tertentu di ambil maka situasi yang terjadi di istana pasti saat begitu genting. Di dalam hati ia mulai merasa ragu jika sang ibu bisa menyelesaikan semuanya dengan begitu mudah. Politik tak pernah berjalan begitu mulus. Tak peduli seberapa handal ibundanya dalam hal itu, dia pasti memiliki saingan professional yang jauh lebih berat.

***

"Jadi keputusan apa yang akan kita ambil," sahut Pangeran Morgan.

"Untuk saat ini kita harus menyelidiki dan memastikan segalanya terlebih dahulu, agar supaya kita tak mengambil langkah dengan begitu kegabah dan menciptakan kecerobohan lainnya," balas tetua kerajaan itu.

"Seperti yang aku janjikan di awal. Seorang Camila tidak akan gentar untuk melawan mereka semua yang membahayakan keluargaku. Aku akan melakukan cara apa pun walau itu beresiko atau pun akan tekesan rendahan dan di pandang sebelah mata oleh orang lain. Yang penting adalah aku akan melakukan hal untuk memastikan semuanya terkendali," ujar sang ratu.

"Kalau perlu diriku akan mengeluarkan keputusan yang akan memporak-porandakan aliansi pemerintah, biarkan aku mengintervensi langkah mereka semua," tambahnya dengan tegas.

Pertemuan mereka berakhir cukup sampai di situ. Kini semua anggota yang hadir tadi mau tak mau harus mulai memutar pikiran mereka masing-masing.

Pangeran Adam sendiri menjadi sangat geram saat mendengar semua hal yang diutarakan sang ibu tadi di dalam sana. Dirinya tak menyangka bahwa saat ini kerajaan dihadapkan dengan percobaan usaha kudeta.

***

"Aku ingin menemui sang pangeran," ucap sosok tersebut dengan begitu ngotot.

Mendengar suara-suara yang ada di depan sana, menarik langkah kaki anggota bangsawan yang satu itu untuk menuju ke arah di mana suara tersebut terdengar. Suaranya yang terasa begitu familier ditelinganya. Saat melihat siapa yang tengah berbicara itu membuat pangeran sontak melontarkan namanya secara tak sengaja, "Anna."

Tentu saja para pengawal kini tak bisa lagi menahan langkahnya. Anna segera berjalan menuju tempat dimana Pangeran Adam berdiri. Dia berucap, "Maaf Yang Mulia, aku dengar dirimu tadi datang menghampiri tempatku."

Tak ada balasan apapun, sikap dingin tampak dengan jelas menghiasi raut wajahnya. Sang pangeran kini menarik tangan wanita itu dan membawanya menuju kamar miliknya.

"Aww," jeritnya dalam hati.

"Mengapa dirimu datang kemari?" tanya Pangeran Adam.

"Maaf Yang Mulia, tapi bukannya dirimu yang berpesan pada manajer milikku sebelumnya," balas Anna yang mendadak bingung melihat sikap pria itu.

"Oh, baiklah hal itu sudah tak penting lagi sekarang. Kini kau bisa pergi untuk…" ujarnya dengan santai karena pikirannya yang sedang berada di tempat lain.

"Maaf, tapi ini yang tak begitu aku suka darimu. Setiap kali ada sesuatu terjadi maka otomatis kau langsung mendorongku menjauh. Bagaimana dengan kata-katamu tadi pagi atau semalam?" ungkap Anna yang sedikit merasa.

**To Be Continued**