Sang putri memutuskan untuk duduk di salah satu kursi, menunggu pria yang mengaku sebagai kakaknya itu datang. Tidak tahu mengapa waktu yang singkat itu terasa begitu lama dan lama baginya. Dia bahkan gugup sekarang.
Pikirannya membawa kembali kenangan tentang Adam atau ibunya yang berbicara tentang Edward yang baru dan berbeda. Perasaan gugup itu semakin menjadi-jadi, seolah menyelimuti gadis berusia delapan belas tahun itu.
Kepalanya tampak melayang sekarang, membawa dirinya terbang ke mana-mana, berlari melalui pikirannya sendiri. Kenangan dari masa kecil bersama Edward hingga kenangan saat pihak kerajaan memutuskan bahwa pria yang dipanggil sang kakak telah pergi untuk selamanya.
Isabelle tidak tahu apa yang diharapkan tentang kembalinya sosok sang pangeran. Selama sepersekian detik dia di sini, dia pertama kali mempertanyakan keputusan yang dia buat dengan hati-hati sejak dia berada di Australia.