Chereads / *Look* / Chapter 7 - Chapter Seven

Chapter 7 - Chapter Seven

"Eh kamu sudah melihat postingan Alen hari ini? Gila aja fix dia dating deh,,, penasaran sama ceweknya." Sebuah suara para perempuan di belakang Karlen membuatnya sedikit gugup.

Bukan karena dia tidak tahu jika Alen kekasihnya mengupload foto yang hanya berupa siluet mereka yang tengah duduk di pantai saat senja. Alen sudah meminta izin Karlen untuk menguploadnya, tanpa di duga respon para netizen semua positif bahkan ada beberapa yang ingin tahu bagaimana pacar Alen ini.

Karlen saat ini tengah di lift dari lantai empat yang merupakan perpustakaan menuju lantai satu untuk mengajar kelas praktikumnya.

Bibir bawahnya sengaja dia gigit karena mendengar obrolan beberepa perempuan di belakangnya.

"Tapi yah agak kecewa sih soalnya di postingan Alen itu mereka berhubungan udah lama, maksud aku kayak ngapain gitu disembunyiin? Apa mungkin karena posisi Alen yah? Maksudnya kamu tau kan Alen beberapa bulan ini aktif banget di kegiatan eksekutif, belum lagi jajaran mahasiswa hits lagi…"

"Iya juga sih, tapi nih kalau semisal aku jadi pacarnya Alen aku malahan berbangga diri, ku upload foto- foto ku sama Alen semesra mungkin.. Biar semua orang tau kalau Alen itu udah punya pacar jadi gak usah keganjenan." Jawaban salah satu perempuan itu membuat Karlen tersenyum tipis.

"Tapi nih gila asli,,, Alen udah kayak trending topik cuy, gegara satu foto dan estetik terus juga keliatan banget Alen sayang banget sama tuh pacarnya."

"Iya kan,, Ah agak iri sama ceweknya… apa aku DM aja si Alen terus ngomong gini Len.. please spill ceweknya, mau sungkem sama Mbaknya bisa ngedapetin cowok kayak kamu."

Gelak tawa mengisi ruangan lift dari ketiga perempuan di belakang Karlen.

Hingga akhirnya lift berhenti di gedung dasar, dan membuka otomatis. Karlen melangkah keluar menuju kelas pertemuan praktikumnya lagi seperti minggu- minggu biasanya.

-look-

Karlen Brianna membuka pintu ruangan itu kembali, dan terlihat semua anak memasang senyum ramah ke arahnya, Karlen pun ikut tersenyum.

"Hai semua,, yah kita ketemu lagi yah?" ucapnya dengan nada cukup sedih

"Kak Karlen gak suka ya ngajar kelas kita?" suara sang koordinator kelas itu membuat Karlen mengulum bibirnya

"Mau bilang iya,,, tapi nanti kalian sakit hati.. tapi ya sudah jadwalnya kita ketemu.. Atau mungkin kalian yang males ketemu saya di kelas ini?"

Semua kelas bersorak mengatakan kata 'Tidak!'. Karlen yang mendengarnya tertawa.

"Mana mungkin kita gak suka sama kelas kak Karlen, sudah pertemuan ke lima kak, kita malahan nunggu kelas kakak, soalnya asik gak kayak asisten lain." Ucap Andin dengan riang.

"He?? Asik darimananya? Kalian kalau disuruh muji tuh paling bisa deh ya emang."

"Enggak kak seriusan, Cuma Kak Karlen yang ngebolehin kita santai di praktikum ini, datang telat boleh, gak datang juga gak pa-pa asal ijin jelas, kalau pas lagi sama- sama malesnya kita juga malahan diskusi, plus kakaknya cantik hehehe…" suara Keizaro membuat Karlen tertawa.

"Hhh makin jadi kalian.. yaudah hari ini kita ada sedikit materi habis itu kuis… Dan juga udah pasti kalian tau dari beberapa teman kalian bukan? Kalau hari sabtu dan minggu besok kita ada praktek ke lapangan untuk pengambilan sampel."

Beberapa mahasiswa mendengar kata 'Kuis' sudah melenguh, menandakan tidak suka akan hal itu. Karlen hanya tersenyum mendengarnya, dengan cepat dia memulai materi hari ini.

Setengah jam berlalu, manik cokelat Karlen menatap lelaki jangkung yang selalu duduk di pojok itu menyangga wajahnya dan tertidur. Karlen sedikit diam, tidak meneruskan materinya, seisi kelas ikut terdiam dan mengikuti arah tatapan Karlen. Keizaro yang di samping laki- laki itu hendak membangunkannya, namun di larang oleh Karlen.

Karlen melangkah dengan tenang ke arah lelaki itu, Beberapa anak mulai tersenyum bahkan ada yang tertawa geli. Karlen menempatkan wajahnya di samping telinga si lelaki yang tengah tertidur itu.

"Alexander Granenda… Mimpinya sudah sampai mana?" ucap Karlen dengan nada cukup kecil.

Lelaki yang bernama Alexander Granenda itu sontak terbangun, dan mengusap wajahnya dengan kasar. Dia berdiri di samping Karlen yang menampakkan perbedaan tinggi badan, Karlen hanya sedada Alexander.

"Maaf kak Karlen, saya tertidur.." Ucapnya dengan penyesalan.

Karlen hanya tersenyum, lalu menarik lengan Alexander ke depan, mendudukkan Alexander di tempat dia mengajar.

"Okey… kamu lebih baik tidur di sini saja,, ini jauh lebih nyaman bukan daripada di belakang sana, kursinya agak keras,, kalau di sini kan empuk, juga mejanya lebar." Ucap Karlen dengan senyum membuat Alexander makin merasa bersalah

"Jangan dong kak, please.... saya ijin ke toilet ya kak,, cuci muka, habis itu janji gak bakalan ketiduran lagi." Alexander menangkupkan tangan meminta maaf ke Karlen.

"Materinya sudah mau selesai Alexander, saat ini kita akan membahas mengenai praktek ke lapang dan siap- siap untuk kuis." Ucapan Karlen membuat Alexander menunduk lesu

Semua yang di sana hanya terdiam, Karlen memang terkenal asisten baru yang santai, namun dia tidak akan segan dalam hal menghukum praktikan yang menyepelekan dirinya dan materi kelas.

"Jadi kamu hanya duduk, lalu gantikan koordinator mu hari ini saja untuk mengurus praktek ke lahan besok, setau saya kamu kan anggota eksekutif mahasiswa kan? Tentunya public speaking mu tidak diragukan dong yah.."

Tanpa menunggu jawaban dari Alexander dan semua kelas, Karlen kini memperlihatkan slide presentasi mengenai kegiatan praktek di lapangan, yang terdiri dari alur, tujuan dan alat bahan yang di perlukan.

Dirasa Karlen semuanya sudah cukup paham, kini dia duduk di bangku Alexander di pojok kelas, dan menyuruh Alexander untuk mendiskusikannya dalam waktu sepuluh menit.

"Baik teman- teman, saya hari ini menggantikan koordinator kita si Adhinata untuk mengurus kegiatan praktek kita besok hari sabtu. Pertama untuk kendaraan, kita perlu sekitar delapan belas motor, dan satunya yang kosong buat boncengan sama kak Karlen."

"Gini aja Len.. Perlu diingat medannya agak sedikit naik, kita filter lagi motor- motor siapa aja yang bisa sampe ke daerah begitu. Terus habis itu kita bagi aja deh langsung bagian bawa alat dan bahannya." Salah satu teman kelasnya memberi usul

"Eh sorry Linda,, tapi kalau alat bahan masuk ke area ke pembahasan kelompok aja, karena kalau kita bagi takutnya bawa nya gak sesuai eh kurang, makin lama deh kita di lapang." Usul Andin

"Baik nya gimana kak Karlen?" suara Alexander mengarah ke Karlen yang sedari tadi memperhatikan kelasnya.

"Hmmm saya sih setuju dengan usulannya Andin, karena kalau alat dan bahan kan kebutuhan kelompok masing- masing bukan kelas, lalu juga, dari Linda juga bagus karena kita butuh juga motor yang fit kondisinya supaya tidak bermasalah di lapangan nanti. Ayo waktu kalian tinggal lima menit lagi."

Mendengar itu Alexander pun mengangguk, dan segera menulis beberapa anak yang memiliki motor, dan sedang dalam kondisi baik untuk ke lapang.

"Oke ini yang bawa motor segini, aku kira cukup sih, terus nanti kak Karlen sama aku aja ya teman- teman."

Kini suara dari Alexander membuat kelas sedikit gaduh.

"Kok gitu Len? Curang ya langsung take penumpang gitu aja." Celetuk salah satu teman kelasnya

"Yaelah Len,,, Kak Karlen sama aku aja, lagian kalau samamu nanti pacarmu marah lagi.." kini suara Adhinata menyaut dan membuat kelas semakin gaduh.

"Tau nih Alen.. cari aman banget gak mau boncengin temen kelas lainnya takut dicemburuin, eh langsung nge-take kak Karlen" Kini Keizaro yang di sebelah Karlen iku menyaut

"Ya terus apa bedanya? Kalau pacar gue Kak Karlen terus kenapa? Gak boleh boncengan?" ucapan dari Alexander membuat kelas makin gaduh bahkan bergantian menatap Karlen dan Alexander

"Alexander Granenda? Dilarang pake bahasa non baku 'gue-elu' di kelas! Dan ucapanmu tadi ngaco!!" Karlen kini bersuara cukup tinggi membuat kelas seketika diam dan Alexander pun terdiam menutup mulutnya.

"Udah selesai ini yah… siapin kertas kita kuis… Alexander tetap duduk di sana!"

Semua kelas mengeluh, sedangkan Karlen dan Alen saling menatap tajam, tanpa diketahui oleh seisi kelas, kecuali satu orang, dan itu adalah teman Alen.

-look-