Chereads / *Look* / Chapter 8 - Chapter Eight

Chapter 8 - Chapter Eight

Ketegangan terlihat diantar kedua manusia ini. Sang lelaki hanya fokus menyetir dan diam, sedangkan sang wanita menatap ke arah jalanan.

"Maafkan aku.." akhirnya suara Karlen memecah keheningan diantaranya

"Aku tau ucapanku tadi sangat menyakitimu.. Maafkan aku.. Jangan difikir terlalu larut, besok kamu ada pertandingan, aku akan datang menontonmu.."

Karlen kini menatap lelaki yang dicintainya dengan penuh penyesalan.

"Maaf aku terlalu ceroboh tadi, harusnya aku tidak mengatakan hal itu di depan mereka, aku hanya... terlalu excited.." ucapan dari lelaki itu membuat Karlen tersenyum, tangan Karlen digenggam dengan erat

Mereka memutuskan berhenti di sebuah cafe, Karlen bermaksud untuk mengerjakan proposal di sana, sedangkan Alen kekasihnya hanya ingin nongkrong, bosan dengan pemandangan perpustakaan yang membuatnya mengantuk.

Latte ice dan Americano ice menjadi pilihan mereka berdua, dan mereka memilih untuk duduk di lantai dua dengan pemandangan jalanan kota yang cukup ramai.

Alen menatap kekasihnya yang sedang fokus mengerjakan proposalnya, beberapa kali menggigit ibu jarinya, yang menandakan bahwa dia tengah berfikir kalimat apa yang tepat untuk dituangkan dalam tulisan proposalnya. Tiba- tiba saja Alen berdiri dan mengindahkan duduknya di sebelah Karlen, merapikan anak rambut yang terlihat mengganggu konsentrasi kekasihnya.

-look-

Hampir setengah jam lebih mereka di sana, Alen masih dengan setia menatap kekasihnya, tanpa mengalihkan seidkitpun perhatiannya, bahkan dia tidak bermain game di ponselnya. Alen lebih memilih membantu Karlen saat ini, semalam Karlen bercerita bahwa besok adalah batas akhir pengumpulan proposalnya dan setelah itu Karlen akan mengunjungi tempat magangnya.

"Aku lelah..." ucap Karlen menyenderkan punggungnya di kursi. Alen tersenyum, dan kini membuat gerakan memijat bahu Karlen. "Tutup matamu sebentar, aku pijat dulu biar tidak tegang.." ucap Alen, dan kini Karlen menurutinya, memejamkan keduamatanya. Terasa olehnya, Alen sedangkan memijat dahi Karlen dengan pelan.

"Gimana? Enakan?" tanya Alen,

"Lumayan... berguna juga ternyata ya seorang Alexander Granenda.." ucap Karlen dengan tawa kecil, diikuti dengan Alen yang ikut tertawa "Iya... aku lagi berguru sama temen, gimana caranya jadi pacar yang berguna hahaha.."

"Oh ya gimana latihan kamu beberapa minggu ini?" Karlen membuka matanya dan kini menatap Alen yang tengah memijat bahunya, Alen pun membenarkan duduknya, menghadap ke arah kekasihnya.

"Yah begitu,,, ditambah lagi sih, tapi udah gak terlalu banyak latihan fisik, jadi sekarang kita lebih banyak latihan di taktik permainan." Karlen mendengarnya sembari mengangguk paham, "Maaf ya aku gak bisa nemenin latihan.." ucapan Karlen membuat Alen tersenyum

"Gak masalah, asalkan kamu besok harus nonton... pertandingan perdanaku loh.." Karlen tertawa mendengarnya, "Tentu saja, aku bakalan nonton, mungkin aku bakalan nonton sama Evelin, gak pa-pa kan?"

Alen mengangguk yang mengartikan setuju.

"Kamu tau gak,, grup line ku rame gegara postinganku," ucapan Alen kali ini membuat Karlen semakin tertarik. "Gimana? Gimana?"

Alen tersenyum lebar, membuka ponselnya dan membuka aplikasi line chat untuk menunjukkan chat grupnya.

"Si Catherine langsung heboh pertama kali waktu liat postingan instagramku, dia bilang waahh siapa nih pacar rahasianya Alexander." lalu Alen men-scroll satu persatu, "Nah ini kepala divisiku langsung bilang gini akhirnya ya si Alexander mau nge up pacarnya, bagus- bagus, tapi penasaran sih ini anak mana, jangan- jangan sekampus."

Karlen mengamati dengan seksama grup chat kekasihnya, dan tertawa saat membacanya

"See.... semuanya mendukung hubungan kita sayang,,, jadi kayaknya overthinking mu ini sudah bukan jadi masalah besar sayang.." Karlen tersenyum menatap Alen, "Im Happy for that.. Ya gimana aku gak overthinking sayang, aku Karlen Brianna anak kupu- kupu alias kuliah pulang kuliah pulang, bisa pacaran sama seorang Alexander Granenda yang ampun deh, sibuk plus famous banget, incaran cewek hits- hits.." Alen mendengarnya dengan penuh kehangatan, tangannya mengusap rambut kekasihnya dengan penuh kasih sayang.

"Kamu tau gak kenapa aku bisa jatuh hati sama kamu? Pertama kali waktu aku ikut mamaku untuk datang ke acara Rumah Tuli, awalnya aku malas, kayak ngapain gitu, aku sudah sibuk dengan kegiatan eksekutif, belum lagi basket, terus juga kadang Papa ngajakin aku buat urusan bisnisnya, kayak aduh capek sayang.. Terus pas di sana aku kaget plus kagum sama sosok cewek bernama Karlen Brianna.."

"Di situ aku liat seorang Karlen Brianna dengan happy tulus ikut meramaikan acara, dan kamu penuh dengan kerendahan hati belajar bahasa isyarat, mengajukan diri jadi volunteer anak tuli, padahal waktu itu kak Abbas bilang, kalau Karlen itu anak baru yang belum ada pengetahuan apa-apa tentang hal begituan, Evelin bisa ngebawa Karlen ke sana, aku salut sama kamu sayang..." Karlen menatapnya penuh haru, dia tidak menyangka hal sederhana bisa membuat Alen jatuh cinta padanya.

"Aku boleh nangis gak Len? Yaampun aku gak menyangka sama sekali. Jadi inget kamu dengan sedikit gugup berkenalan samaku, minta id line ku, terus ngechat aku..." Karlen mengusap air matanya, "Terus juga tiba- tiba kamu ngajak aku buat makan malam, terus di sana kamu langsung dengan jujur minta aku buat jadi pacar kamu,, was like dream.."

"Iya aku emang udah mikir matang- matang waktu itu, kayak aku langsung oke aku harus dapatin dia, gak peduli nanti orang ngomong apa pokoknya aku harus bisa ngedapatin dia."

Ucapan dari Alen sontak saja membuat Karlen semakin menangis haru.

"Dont cry.. I promised to my self for make you happy everytime.." Alen mengusap air mata Karlen dan mencium cepat kening Karlen.

"Kita udah pacaran dua tahun lebih by the way sayang... Keren juga yah kita bisa ngerahasia in selama itu." Karlen kini tertawa mendengarnya, "Iya keren banget kita bisa ngerahasia in selama itu... walaupun tiap malem kita sering berantem gegara ini, terus kamu yang berujung ngalah ya kan?"

Alen mengangguk dan mereka berdua tertawa bersama.

"Iya sampai- sampai si Roni kapten basketku bilang begini gilaa keren ya pacarmu ini, kalau aku mah udah pasti aku jadiin dia istri asli,, pacarmu itu keren sama unik."

"Dan aku lebih merasa beruntung karena dapat pacar kayak kamu sayang... Yah setidaknya aku bisa tau dunia organisasi kayak gimana... Terlebih pacarku ini ternyata orang yang penyabar banget, dewasa juga.... mau ngalah terus."

"Iya dong namanya juga Alexander Granenda, cuma bisa kayak gitu di depan Karlen Brianna doang.." dan kini mereka tertawa kembali.

Karlen dan Alen mengalihkan perhatian mereka bersama, menatap langit yang mulai berubah orange, menunjukkan sudah akan berganti senja, Alen mengambil ponselnya dan memotret belakang rambut Karlen dengan background langit senja itu secara diam- diam, tanpa diketahui oleh Karlen.

Dengan tanpa bertanya lagi, Alen mengunggahnya di story instagramnya, menunjukkan siluet kekasihnya dengan sebuah caption bertuliskan 'Im proud can be your life partner'

-LOOK-