Chereads / FERYANA / Chapter 31 - 45. Sipenggila

Chapter 31 - 45. Sipenggila

Aku tidak habis pikir, keputusanku menyeret gadis itu ke cafe ini adalah keputusan yang benar-benar salah.

"Gak usah dengarin dia yank...ini cewek gila yang mau ngerusak hubungan kita," celetuk gadis berbaju seksi itu.

"gadis gila? cowok yang ada di sana itu pacarmu atau bukan?" ucap Ana sambil menunjuk tepat ke arah meja kami.

Meja dimana Fery tampak menikmazti tontonan itu dengan santainya, bersama dengan Rony yang sesekali menyeruput americano panasnya.

"Ana...udah dong, " ucap Heny.

Aku tidak tau, mungkin aku sedang melampiaskan kekesalan ku pada Heny dengan cara ini.

Aku merasa tidak bisa mengontrol ucapan ku.

"Kenapa diam? kaget cowokmu ada di sini? "

bruk..!!!

Aku terjatuh karena gadis itu tiba-tiba mendorong ku hingga terjatuh. Lalu ia berjalan menuju meja kami.

"An... gak papa? " tanya Heny membantuku berdiri.

"Kakiku sakit, "

" Makanya jadi orang jangan keras kepala, lagi pulang ngapain coba kau ikut campur dengan masalah mereka? itu bukan urusanmu! "ucap Heny yang tampaknya begitu kesal dengan sikapku.

Aku hanya dia mendengar celotehan Heny. Sementara itu,

" aku nggak nyangka ya kau bisa berbohong, diam-diam kau keluar buat jalan bareng sama cewek itu. kau mau coba selingkuh?! " ucap gadis tidak tahu malu itu pada Fery.

"Tio dia siapa?"

kini gadis itu benar-benar terjebak dalam situasi yang begitu rumit, disisi lain ia harus mencari pembelaan diri atas apa yang telah ia lakukan. Dan diwaktu bersamaan, ia juga harus mencari alasan untuk bisa menutupi kecurangannya.

"Kenapa kau hanya diam? Ayo jawab pertanyaannya? " ucap lelaki tampan itu dengan santainya.

Tio nampak sangat begitu cemas. kelihatannya ia bingung untuk menjelaskan kepada pacarnya yang satu lagi tentang Fery.

" udah kau diam dulu. Kau bisa nggak duduk aja di kursi kita nanti aku jelasin sama kamu. " ucap Tio mencoba untuk mengendalikan situasi.

"kenapa dia harus diam? Wajar dong dia bertanya tentang aku, dan kenapa dia harus menunggumu, Bukankah seharusnya kau bisa menjelaskan di sini tentang aku, tentang kita, dan Apa hubungan kita?! "ucap Fery dengan nada tajam.

"kita? maksud kau apa? kau punya hubungan sama Tio? "lelaki itu mulai terpancing dengan kalimat yang keluar dari mulut Fery.

"kenapa? Kenapa kau begitu kaget mendengarkan kalimatku tanda tanya tunggu apakah laki-laki yang sering menjemput Tio ke kosnya?"

"ya....itu aku! dan kami sudah menjalin hubungan hampir 6 bulan. dan kau siapa?"

Lelaki tampan Itu tampak tersenyum miris. aku bisa melihat rasa kecewa di balik senyumannya. dan entah kenapa aku merasa iba akan hal itu.

" aku bukan siapa-siapa. dan itulah alasan kenapa Tio lebih memilih untuk menjalin hubungan denganmu. kau tenang saja, kami hanya teman biasa. jadi kau tidak usah khawatir kalau Tio sedang melakukan hal curang padamu, "

Aku pikir bukan hanya aku yang kaget mendengar kalimat yang keluar dari mulut Fery.

Lelaki itu bersuara dengan tenang, tidak ada amarah dan tidak ada ucapan kasar yang keluar dari mulutnya. padahal Ia sedang menyaksikan kecurangan yang dilakukan oleh kekasihnya langsung di depan matanya.

" aku rasa aku memang berada di wilayah orang-orang bodoh yang begitu lugu ya, "ucapku tanpa bersalah.

"jaga bicaramu! ini bukan saat yang tepat untuk mencaci maki orang lain Ana, "

" ya terus situasi yang seperti apa lagi? kau tahu mungkin kalau aku menemukan kekasihku berselingkuh di depan mataku aku tidak akan mengampuninya! mungkin aku akan membawakan benda-benda apa aja untuk menusuk tubuhnya, merobek kulitnya atau mungkin memisahkan alat-alat gerak tubuhnya, "

"kedengarannya sangat sadis! Sayangnya aku tahu, Kau bukanlah wanita yang tegas seperti itu. kau ingat kan mantanmu,"

Hatiku benar-benar tertegun dengan kalimat yang dikeluarkan oleh sahabatku itu padaku.

Apapun yang ia katakan adalah suatu kebenaran. Aku tidak pernah bisa melakukan hal sekerji apa yang baru saja aku ucapkan.

mereka yang berhasil memiliki hatiku, secara tidak langsung mereka akan memenuhi segala kehidupanku. mereka yang akan mengendalikan isi kepalaku dan segera menghapuskan logikaku. ada sedikit rasa penyesalan ketika aku mengingat Mengapa dahulu menjatuhkan perasaanku pada lelaki yang tidak pernah bisa menghargaiku. hingga akhirnya aku hanya menemukan kebahagiaan di awal hubungan itu terbangun dan Sisanya adalah derita, air mata dan juga kesakitan.

"Halo Nona! udah ngelamunnya? " Heny memecah lamunanku.

"apaan sih, loh Kemana mereka semua?"

" dari tadi itu mereka udah pergi. Fery juga pulang duluan. Makanya jangan melamun aja, "

dan kini aku heran, Apakah aku benar-benar terlarut dalam lamunanku hingga akhirnya aku tidak sadar kalau mereka sudah kembali ke tempat mereka masing-masing. Namun ada satu hal yang membuat aku ingin tahu, bagaimana dengan Fery? Bagaimana dengan perasaannya? Aku tidak bisa membayangkan jika aku ada di posisinya.

" aku heran lah sama Si Fery, Harusnya sih dia udah tahu gelagatnya Si Tio itu kayak gimana. dan seharusnya dia tuh berpikir kalau mau berhubungan dengan perempuan itu, "ucap Rony memulai gosipan.

"Awalnya aku juga nggak setuju kalau dia bareng sama Tio. aku kenal Tio, kalian tahu kan kalau aku itu satu kampung sama dia, dan aku udah tahu di lagat anaknya itu kayak gimana. dia itu nggak pernah tulus sama satu cowok, tetapi lain cerita Kalau cowok itu bisa menuhin semua apapun yang ia minta, "

" tapi, bukannya dulu kau yang mendekatkan Fery sama Tio ya? "ungkap Rony memulai memancing amarah wanita di sebelahku.

"Iya aku tahu, tapi kan aku nggak berekspektasi Kalau mereka bakalan sampai jadian,"

"itu artinya, kau ikut bertanggung jawab atas apa yang sedang dialami oleh temanku itu, "ucap Rony tandas.

dan ya, selanjutnya aku tahu apa yang akan terjadi. dengan ucapan pahitnya Heny akan mengeluarkan seluruh jurus kata-kata yang bisa menyakiti hati orang lain. tetapi aku sendiri tidak tahu apakah lelaki ini sudah terbiasa dengan ucapan-ucapan kasar dari sahabatku titik Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang saat ini menjadi topik pembicaraan mereka, yang aku pikirkan adalah bagaimana caranya aku bisa pulang karena aku sudah benar-benar mengantuk.

Setiap orang pernah mengalami yang namanya Patah Hati, Namun respon dari tiap-tiap orang itu berbeda. ada yang menangis, merubah sikapnya yang ekstrovert menjadi introvert, pergi healing, atau mungkin lebih menutup diri.

Tetapi aku bukanlah salah satu dari bagian itu, aku punya velg tersendiri untuk apa yang aku rasakan. Aku adalah lelaki yang lebih berpikir tentang layakkah seseorang diperjuangkan atau tidak. Dan aku akan melepaskan dengan mudah bagi mereka yang tidak pantas untuk aku pertahankan. aku tidak akan pernah menangisi bangkai walaupun bangkai itu pernah menjadi daging segar di hadapanku.

Kau akan lebih dihargai jika kau bisa memandang berharga orang lain yang ada di hadapanmu bukan?!