Chereads / Ghost Hunter: The Blood and River / Chapter 38 - Penasaran, Bingung

Chapter 38 - Penasaran, Bingung

Setelah menikmati liburan tahun baru, mereka kembali kuliah seperti biasa. Bahkan Hyuna sudah kembali dari liburan bersama keluarganya.

"Kau memang tidak tahu diri!"

Plak

Bugh

"Aku tidak mengerti kenapa kampus menerimamu kuliah di sini! Dasar perempuan sinting!"

Mereka mendengar suara itu. Mereka mendekat untuk melihat apa yang terjadi.

Gadis itu.

Gadis yang mereka temui saat malam tahun baru. Dia lagi-lagi dibully oleh senior kampus mereka.

Ketika senior itu ingin menamparnya kembali, Jung In segara menahan tangan seniornya.

"Ju-Jung In-ah." Ucap Senior itu gugup melihat Jung In yang mengganggu kesenangannya

"Walaupun dia bukan manusia sekalipun, apa pantas nuna memperlakukan dia seperti itu?" Tanya Jung In dingin dan menatap tajam perempuan di depannya

Jung In melepaskan cengkaraman tangannya pada tangan perempuan itu. Perempuan itu bersama teman-temannya langsung segera meninggalkan tempat.

Jung In mendekati perempuan yang tadi dibully oleh senior mereka. Sebelum Jung In membantu perempuan itu untuk berdiri, perempuan itu sudah berdiri lebih dulu dan pergi melewati Jung In tanpa bicara sepatah kata pun.

Semua orang yang tadinya berkumpul kini memilih untuk bubar.

"Woaw... baru kali ini aku melihatmu perduli selain pada teman-teman." Ucap Joon Oh mendekat kearah Jung In yang menunduk

"Kamu baik-baik aja?" Tanya Jin Gu

"Aku... aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa menolong perempuan itu." Ucap Jung In pelan

"Kamu suka sama perempuan itu?" Tanya Min Gi

Jung In menggelengkan kepalanya. "Aku cuma kasian dengan perempuan itu." Sahutnya

"Tumben. Biasanya juga kamu cuek. Dulu saat kita SHS kamu melihat seorang perempuan yang dibully habis-habisan tapi lo tidak pernah perduli. Tapi kali ini kamu perduli sama perempuan itu." Sahut In Seok

"Aku tidak tahu. Aku bertindak secara spontan." Ucap Jung In

Mereka semua saling lempar pandang.

Jung In itu terkenal cuek sama orang yang tidak dia kenal. Kejadian apapun yang dilihat olehnya, walaupun itu pembullyan terhadap teman satu kelasnya, Jung In memilih untuk mengabaikannya.

"Ya udah. Kita sebaiknya masuk. Karena sebentar lagi kelas akan dimulai." Ucap Yoon Jae

Mereka segera menuju kelas mereka. Selama pembelajaran berlangsung, Jung In sama sekali tidak fokus dengan materi yang disampaikan teman-temannya yang sedang presentasi di depan kelas. Dia terlihat melamun dan hal itu tidak luput dari tatapan enam teman-temannya.

Setelah jam kuliah berakhir, mereka mendekati Jung In yang masih terlihat melamun.

"Kamu baik-baik aja, kan?" Tanya Tae Oh

Lama Jung In terdiam. Namun akhirnya dia membuka suaranya yang membuat teman-temannya terkejut.

"Aku... aku penasaran dengan perempuan itu." Ucap Jung In tiba-tiba

"Kamu penasaran dengan perempuan itu? Kamu serius?" Tanya Yoon Jae penasaran

"Iya. Dia sangat misterius." Sahut Jung In

"Sudah dua kali kamu bilang kalo peremppuan itu sangat misterius dan membuatmu penasaran. Apa kamu benar-benar menyukai perempuan itu?" Tanya Min Gi

"Tidak. Aku cuman penasaran sama perempuan itu. Tidak lebih." Sahut Jung In meyakinkan teman-temannya kalau memang dia tidak memiliki perasaan lebih pada perempuan itu

Mereka semua saling lempar pandang dan Joon Oh langsung tersenyum lalu mendekat kearah Jung In.

"Woaw... Jung In kita sepertinya sudah mulai dewasa." Ucap Joon Oh mengacak-acak rambut Jung In gemas

Mereka semua terkekeh mendengar ucapan Joon Oh. Mereka mengerti ucapan Joon Oh.

Semenjak pernyataan cinta Jung In di tolak Hyuna, Jung In terlihat begitu cuek dan terkesan tidak peduli dengan yang namanya cinta. Maka dari itu mereka senang jika Jung In merasakan itu lagi.

Sementara itu, Jung In hanya menghela nafas melihat teman-temannya tidak mempercayai ucapannya dan menganggap dia jatuh cinta dengan perempuan itu.

Memangnya jika penasaran sama seseorang itu menandakan kita tengah jatuh cinta pada orang itu? Tidak selalu seperti itu, kan?

"Terserah kalian menganggapnya apa, tapi aku cuman penasaran sama perempuan dan tidak lebih." Sahut Jung In mencoba melepaskan tangan Joon Oh dari rambutnya

"Aku juga." Ucap seseorang dari belakang

"Hyuna?" Sahut Jung In melihat temannya sudah berdiri di depan pintu kelas

Hyuna melangkah mendekat kearah Yoon Jae lalu mencium pipi pemuda yang berstatus kekasihnya tersebut.

Ya, Hyuna dan Yoon Jae sudah menjadi sepasang kekasih sejak setahun yang lalu.

"Maksud kamu, apa?" Tanya Jung In

"Aku suka sama Yoon Jae karena rasa penasaran. Kamu ingat kan waktu aku pertama kali muncul di kamarmu? Sebelum aku menemuimu waktu itu, aku mengikuti Yoon Jae karena rasa penasaranku. Dia pemuda yang dingin dan terkesan cuek terhadap sekitar. Aku penasaran siapa pemuda itu. Aku penasaran kenapa dia bersikap seperti itu. Dari rasa penasaran itu aku suka sama dia." Jawab Hyuna

"Aku menyukai sikap dingin dan cueknya. Aku tahu sebenarnya dia orang yang hangat dan perduli namun dia menyembunyikannya dengan sikap dinginnya, maka dari itu aku terus mengikutinya dan mengejarnya. Sampai sekarang aku berhasil memilikinya. Dan Sugaku juga sekarang lebih jujur tentang perasaannya. Dia tidak sedingin dulu." Lanjutnya

"Maksud ucapanku adalah rasa penasaran itu adalah awal dari rasa suka. Ketika kita penasaran dengan seseorang, kita akan terus mencari tahu tentangnya dan kita ingin mengetahui apapun tentangnya sampai pada akhirnya rasa penasaran itu berubah menjadi rasa suka dan rasa suka itu nantinya akan berubah menjadi rasa cinta." Jelas Hyuna

Jung In menundukkan kepalanya. Bukan. Bukan rasa penasaran karena rasa suka yang Jung in rasakan. Tapi rasa penasaran karena perempuan itu terlalu misterius. Bukan hanya karena perempuan itu tidak pernah memperlihatkan wajahnya dan memperdengarkan suaranya. Bukan. Tapi perempuan itu selalu berada di Sungai Han tepat jam 12 malam. Entah apa alasannya, Jung In tidak tahu.

Sudah terhitung tiga kali Jung In melihatnya dan itu benar-benar membuatnya penasaran. Bahkan perempuan itu juga sering dibully tapi tidak pernah berteriak kesakitan saat dipukuli. Kata-kata yang keluar saat mereka membully perempuan itu adalah perempuan sinting, dan psikopat gila.

Untuk pagi tadi, Jung In menolong perempuan itu murni karena rasa kasian. Manusia mana yang mau diperlakukan seperti itu? Bahkan perempuan itu hanya diam saja diperlakukan seperti itu. Merintih kesakitan pun tidak. Jung In tahu, kalau perempuan itu pasti menahannya. Maka dari itulah Jung In menolong perempuan itu. Untuk hal yang pernah dia lihat di sungai Han itu nanti dia bicarakan dengan teman-temannya. Tapi tidak sekarang. Jung In akan membawa mereka ke sungai Han nanti tepat jam 12 malam untuk membuktikan pada mereka tentang ucapannya agar mereka percaya dan tidak menganggap ucapannya hanya sebuah kebohongan belaka.

*****

At 09.01 PM KST

"Kamu benar-benar menyukainya?" Tanya Tae Oh Pada Jung In yang saat ini berbaring di sampingnya

Jung In tadi secara tiba-tiba masuk ke kamarnya dan meminta untuk tidur bersama dengannya. Tentu saja Tae Oh mengizinkannya. Karena biasanya jika Jung In meminta untuk tidur bersamanya, maka Jung In akan menceritakan sesuatu kepadanya.

"Aku tidak menyukai perempuan itu. Aku cuma penasaran." Sahut Jung In

"Penasaran yang seperti apa yang kamu rasakan?" Tanya Tae Oh

"Kamu tahu kan beberapa minggu ini aku sering banget pulang lewat jam 12?" Tanya Jung In balik

"Iya. Terus?" Tanya Tae Oh tidak mengerti dengan ucapan Jung In

"Nah saat aku dalam perjalanan pulang menuju Apartement aku selalu ngeliat perempuan berada di sungai Han tepat jam 12 malam." Sahut Jung In

"Apa yang dia lakukan di sana?" Tanya Tae Oh

"Dia hanya duduk diam di salah satu bangku dekat sungai dengan menundukkan kepalanya. Aku mengamatinya selama berjam-jam untuk mengetahui apa yang dia lakukan selanjutnya. Tapi perempuan itu hanya duduk diam tanpa bergerak sedikit pun. Karena lelah, akhirnya aku memilih untuk pulang." Jelas Jung In

"Aku jadi ikut penasaran sama perempuan." Gumam Tae Oh pelan namun masih bisa di dengar Jungkook

"Gimana nanti kita ke sana? Ajak yang lainnya juga." Usul Jung In

"Ide bagus. Lebih baik kita istirahat. Besok pagi baru kita bicarakan dengan yang lainnya." Ucap Tae Oh dan diangguki oleh Jung In

*****

At 09.00 AM KST

Karena ini hari sabtu jadi mereka bebas mau bangun jam berapa pun. Bahkan saat ini Yoon Jae masih bergelung nyaman dibawah selimutnya. Sementara yang lainnya sudah berkumpul di ruang tengah.

"Mana Yoon Jae?" Tanya Tae Oh

"Masih tidur mungkin." Sahut In Seok

"Min, Kamu bangunin Yoon Jae gih. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan sama kalian." Ucap Tae Oh

"Kenapa tidak kamu aja?!" Protes Min Gi

"Karena aku tidak mau kena amuk sama Yoon Jae." Jawab Tae Oh enteng

"Jadi maksudmu biar aku aja yang kena amuk Yoon Jae, gitu?!" Tanya Min Gi dengan nada kesal

"Yap. Betul sekali." Sahut Tae Oh watados

"Sialan." Umpat Min Gi lalu berdiri untuk membangunkan Yoon Jae tapi sebelum berlalu dia memukul kepala Tae Oh

"Adaww... sakit bodoh!" Teriak Tae Oh sambil mengelus kepalanya ketika Min Gi memukul kepalanya

Min Gi tidak peduli dengan teriakan kesakitan Tae Oh dan memilih melangkah menuju kamar Yoon Jae. Kini Min Gi sudah berada di depan kamar Yoon Jae. Min Gi mempersiapkan diri untuk membangunkan Yoon Jae. Perlahan Min Gi membuka pintu kamar Yoon Jae. Hal pertama kali yang Min Gi lihat adalah gelap.

Min Gi berjalan menuju jendela kamar Yoon Jae dan membuka tirainya agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam kamar Yoon Jae. Yoon Jae yang terganggu dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Menutup wajahnya dengan selimut hingga seluruh tubuhnya terbungkus selimut.

"Astaga. Anak itu masih tidur juga." Gumam Jimin heran dengan Yoon Jae yang sangat betah tidur lama

Min Gi ingin mendekat kearah Yoon Jae berniat untuk membangunkannya, namun matanya tidak sengaja melihat kearah meja belajar Yoon Jae. Dia berjalan mendekat kearah meja belajar Yoon Jae. Di meja itu berhamburan kertas yang berisi lirik lagu.

Ya, akhir-akhir ini Yoon Jae suka sekali menulis lirik lagu. Min Gi dan yang lainnya juga tidak mengerti kenapa Yoon Jae sangat suka menulis lagu. Bahkan Yoon Jae juga sangat menyukai musik Rap. Bukan hanya Yoon Jae tapi Joon Oh dan juga In Seok menyukai musik itu.

Setelah melihat beberapa lagu yang sudah Yoon Jae buat sendiri, Min Gi meletakkan kembali kertas yang berisikan lirik lagu ciptaan Yoon Jae itu di atas meja.

Dia berjalan mendekat kearah Yoon Jae dan menarik selimutnya. Tapi ditarik kembali oleh Yoon Jae. Min Gi kembali menarik selimut Yoon Jae dan selimut itu kembali Yoon Jae tarik menutupi kepalanya.

"Yoon Jae-ah. Bangun. Cepetan. Ini sudah pagi. Apa kamu mau seperti ini terus?!" Omel Min Gi

"Hm." Dan hanya dibalas gumaman oleh Yoon Jae

Min Gi kembali menarik selimut yang menutupi kepala Yoon Jae itu tapi dikembalikan seperti semula oleh Yoon Jae.

Min Gi membulatkan matanya melihat hal itu. Tarik menarik selimut itu terjadi selama beberapa kali. Hingga akhirnya Min Gi jengah sendiri dan...

Buagh

Min Gi menendang Yoon Jae hingga jatuh ke lantai.

"Sialan." Umpat Yoon Jae yang terduduk dilantai sambil menatap tajam Min Gi yang seenak udelnya menendangnya

Yoon jae pun bangun sambil memegangi pantatnya yang sakit karena tendangan Min Gi barusan.

"Makanya kalau dibangunin itu bangun bukannya malah tidur lagi." Ucap Min Gi santai

"Kamukanbisamembangunkankudengancarabaik-baikbukandengancaratendangansepertitadiitusakitbodoh." Omel Yoon Jae cepat bahkan tanpa jeda dengan ekspersi marah

"Kamu ngomong apaan? Coba ulangi lagi. Aku nggak ngerti, kamu ngomong cepet banget." Bengong Min Gi yang tidak mengerti sama sekali ucapan Yoon Jae

Plak

Yoon Jae menggeplak kepala Min Gi dengan cukup keras.

"Sakit, sialan. Kalau aku geger otak gimana? Kamu mau tanggung jawab?!" Kesal Min Gi sambil memegangi kepalanya yang kena geplak Yoon Jae

"Keluar." Ucap Yoon Jae datar

"Jangan tidur lagi. Awas aja!" Ancam Min Gi dan keluar dari kamar Yoon Jae

Tae Oh, Jung In, Jin Gu, Joon Oh, dan In Seok sudah biasa dengan keributan yang terjadi antara Min Gi dan Yoon Jae. Karena setiap Min Gi yang membangunkan Yoon Jae pasti akan ada keributan kecil antara mereka berdua.

Min Gi keluar dari kamar Yoon Jae dengan wajah kesal dan kembali bergabung dengan teman-temannya diruang tengah.

Tidak beberapa lama kemudian, Yoon Jae bergabung bersama teman-temannya.

Semuanya hening. Tidak ada yang bersuara. Bahkan Jung In dan Tae Oh hanya saling lirik. Mereka ragu untuk membicarakannya.

"Kalau tidak ada yang dibicarakan lebih baik aku balik tidur." Ucap Yoon Jae malas

"Jadi apa yang sebenarnya ingin kamu katakan, Tae?" Tanya Min gi

"Huh... jadi sebenarnya begini. Malam tadi Jung In cerita sama aku. Kalian tahu kan perempuan yang sering dibully anak kampus itu?" Tanya Tae Oh

"Iya. Terus?" Tanya Yoon Jae

"Kalian tahu sendiri kan beberapa malam ini Jung In juga sering pulang telat?" Tanya Tae Oh lagi

"Iya. Lalu?" Tanya Joon Oh

"Selama beberapa malam itu juga Jung In selalu melihat perempuan itu duduk di dekat sungai Han tepat jam 12 malam. Perempuan itu hanya duduk diam tanpa bergerak sedikitpun. Jung In tidak cerita sama kalian karena takut kalian menganggap Jung In berbohong." Jelas Tae Oh

"Aku tahu kamu itu sering jahil, In. Tapi tidak mungkin kita tidak percaya sama kamu. Jadi kamu tidak perlu takut cerita sama kita-kita." Sahut Joon Oh

"Maaf. Aku hanya takut kalian mikirnya aku berbohong." Sahut Jung In sambil nyengir

"Jadi bukan karena kamu suka sama perempuan jadi kamu penasaran?" Tanya In Seok

"Bukan. Tapi karena dia sangat misterius dan aku yakin dibalik sikap misteriusnya itu menyimpan banyak rahasia." Ujar Jung In

Tiba-tiba...

"Hallo!! Kakak-kakak semua!!" Teriak Andrew yang masuk Apartement tujuh pemuda itu bersama dengan yang lainnya

Mereka ikut bergabung dengan yang lainnya.

"Kalian sedang bahas apa?" Tanya Daniel

"Kita sedang bahas sungai Han." Sahut Joon Oh

"Sungai yang berhantu itu?" Tanya Beom Gi

"Berhantu?" Tanya Jung In

"Iya. Disekolah sedang ramai membicarakan tentang sungai itu." Sahut Beom Gi

"Katanya sungai itu berhantu. Hantu yang ada di sungai itu mempengaruhi setiap orang yang berada di sungai itu setiap malam untuk melakukan bunuh diri." Sahut Hyun Gi

"Kalian tahu dari mana?" Tanya Tae Oh

"Kalian ingat dengan Min Jae, kan?" Tanya Daniel

"Iya. Anak sering terlambat tapi tidak pernah kena hukum itu, kan? Kenapa dengannya?" Tanya Jin Gu

"Dia pernah mengalami depresi karena keluarganya yang berantakan. Dia selalu mendatangi sungai itu setiap malamnya dan berteriak keras-keras untuk menghilangkan rasa sakit yang di rasakan. Tepat saat dia 13 kali ke sungai itu, dia melihat dari atas jembatan seorang perempuan muncul dari bawah air." Jawab Daniel

"Sebagian wajah perempuan itu tertutupi rambutnya yang panjang dan mata perempuan itu menatap kearah Min Jae seolah meminta Jaemin loncat dari sana. Awalnya dia hanya mengamati perempuan yang berdiri di atas air itu. Pandangan mata perempuan itu seolah mengerti dengan keadaan Min Jae." Lanjutnya

"Lama, dia menatap mata perempuan itu, Min Jae pun memutuskan ingin menemui perempuan itu dengan cara loncat dari atas jembatan. Ketika Min Jae ingin loncat, kedua orang tuanya datang dan menghalanginya. Orang tuanya meminta maaf padanya dan keluarganya kembali harmonis seperti dulu." Lanjutnya lagi

"Min Jae juga cerita setelah malam itu dia kembali mendatangi sungai itu dan melihat seorang perempuan yang sama dengan yang dia lihat saat dia ingin melakukan tindakan bunuh diri. Bedanya perempuan itu tidak berdiri di atas air tapi duduk diam di dekat sungai dengan menundukkan kepalanya. Baju yang digunakannya juga sama dengan sosok perempuan yang dia lihat saat dia ingin melakukan percobaan bunuh diri." Sahut Hyun Gi

"Selain itu banyak juga yang bercerita kalau mayat yang mati bunuh diri di sungai itu selalu ditemukan mengambang di atas sungai setiap tanggal 13." Sahut Hwang Bin

"Jadi berita yang tersebar dikampus itu benar dong? Kalau sungai Han itu berhantu?" Tanya Min Gi

"Masa sih? Terus apa hubungannya dengan perempuan itu?" Tanya Tae Oh

"Gimana kalau malam ini kita mendatangi sungai Han? Siapa tahu kita bisa mendapat jawabannya." Usul Jung In

"Boleh juga." Sahut Joon Oh

"Jadi kita akan melaksanakan misi lagi nih?" Tanya In Seok dengan sedikit ragu

"Sepertinya begitu. Kenapa? Kamu tidak mau?" Tanya Min Gi

"Jujur aja aku lelah dan takut. Aku lelah karena pasti misi ini akan menguras tenaga dan pikiran kita karena teka-tekinya yang rumit dan aku juga takut karena misi ini akan membahayakan nyawa kita semua. Sudah cukup kita hampir kehilangan Jung In dalam misi kemarin. Aku tidak mau salah satu dari kita menjadi korban dari misi kita yang berbahaya ini." Jawab In Seok

"Setiap misi itu memiliki bahaya dan resikonya masing-masing. Ketika kita memutuskan untuk menjalankan sebuah misi maka kita harus siap dengan bahaya dan resiko yang akan kita dapatkan. Kemarin kita memutuskan untuk memecahkan misteri yang ada di sekolah kita, aku tahu pasti hal yang kita lakukan itu berbahaya dan aku sudah siap dengan bahaya dan resikonya." Sahutn Jung In

"Jadi seandainya saat itu aku mati, aku tidak akan menyesal. Karena memang aku sudah tahu resiko yang akan aku dapatkan ketika aku memutuskan ikut misi dengan kalian. Begitu pun dengan sekarang. Karena memang kematian itu selalu datang. Entah cepat atau lambat. Itu semua tergantung takdir yang memutuskan. Aku juga tidak akan nyesal jika suatu saat aku yang mati dalam misi ini." Lanjut Jung In

Mereka semua memandang Jung In terkejut. Entah kenapa perasaan mereka tidak enak saat Jung In mengatakan hal itu. Pikiran negatif mulai menghantui mereka tapi mereka semua berusaha menepisnya dan percaya jika tidak akan ada yang mati kali ini.

"Kamu jangan bicara sembarangan, In. Percaya aja kalau tidak ada yang mati dari misi yang akan kita jalankan ini." Sahut Tae Oh

"Tapi benar kata In Seok. Misi ini tetap saja berbahaya untuk kita. Kemungkinan untuk tetap selamat dan tidak terluka atau mati itu 30%. Mengingat Jung In pernah masuk rumah sakit dan hampir mati saat menjalankan misi dengan kita. Untungnya Jung In kuat, jadi dia bisa bertahan dan bisa melewati masa kritisnya. Bahkan rohnya keluar dari tubuhnya." Sahut Min Gi yang juga ragu untuk memulai misi kali ini

"Bukannya pada malam sebelumnya kalian setuju buat menyelidiki perempuan itu?" Tanya Jin Gu

"Tapi apa kamu tidak mikir lagi? Kalau kita memilih menjalankan apa yang kita rencakan maka akan ada bahaya dan resiko yang akan kita dapatkan. Apalagi perempuan itu sering ke sungai Han yang artinya perempuan itu pasti ada hubungannya dengan sungai itu dan katanya lagi sungai itu berhantu. Itu pasti akan menambah bahaya buat kita semua dan kita tidak tahu bahaya apa yang akan kita hadapi nantinya. Apa kalian tidak memikirkan itu?" Tanya In Seok

"Kemarin kita bisa selamat dengan orang yang lengkap tanpa ada yang kurang. Walaupun harus ada yang terluka salah satu diantara kita. Tapi Jung In bisa bertahan dan melewati masa kritisnya dan kembali bergabung sama kita. Kenapa saat ini kita tidak bisa? Kalau kemarin kita sukses mengungkap misteris sekolah yang sangat sulit untuk diungkapkan itu, kenapa sekarang tidak? Aku percaya kalau kalian bisa saling menjaga satu sama lain. Aku tidak akan meragukan kalian semua, karena memang kita sudah bersama sejak awal masuk sekolah sampai sekarang." Jawab Joon Oh

"Jadi begini saja. Semua ini aku serahkan pada kalian semua. Aku mengikuti keputusan kalian semua. Apakah kalian mau menjalankan misi dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada sungai itu atau kalian memilih untuk tutup mata dan seolah tidak perduli dengan apa yang terjadi? Sejujurnya, tadi malam kepala polisi Park mengirimkan pesan sama aku dan meminta bantuan kita untuk menyelidiki apa yang terjadi akhir-akhir ini pada sungai Han. Dia sangat percaya kalau kita bisa memecahkan misteri di sungai Han karena kemarin kita sudah berhasil memecahkan misteri yang ada di sekolah Kyunghee. Jadi apa kalian akan menerima tawarannya?" Lanjutnya

Semuanya terdiam mendengar pertanyaan Joon Oh. Sekarang mereka bingung apa yang harus mereka putuskan. Apa yang dibilang In Seok ada benarnya. Mereka tidak tahu bahaya apa yang akan mereka hadapi nantinya. Apakah bahaya itu lebih besar dari yang mereka hadapi sebelumnya atau sebaliknya?

Mereka saling lempar pandang satu sama lain. Meraka bingung apa yang harus mereka putuskan. Menjalankan misi lagi atau tidak?

Jika mereka memilih menjalakan misi maka mereka harus siap dengan segala resiko yang akan mereka hadapi nantinya. Jika mereka memilih untuk tidak menjalankan misi, maka mereka akan mengecewakan kepala polisi Park yang sangat percaya sama mereka untuk menjalankan misi ini.

Jadi apa yang harus mereka lakukan?

bersambung...