"Ada apa?" tanya Mona.
"Ada tugas mendadak." Pramuda menjawab dengan wajah kusut.
Mereka baru saja membuat daftar tempat yang akan mereka kunjungi di akhir pekan ini. Sayangnya, tugas dari Will tidak bisa diwakilkan kepada anak buahnya. Tidak ada yang bisa berbahasa Jepang, karena itu percuma jika mengirim mereka kesana untuk menyelidiki Ryota.
Pramuda cukup sulit mencari waktu untuk pergi berlibur dengan kekasih yang telah menjadi tunangannya. Ia pun memikirkan sebuah cara agar mereka tetap bisa berlibur. Namun, saat Pram memberitahu idenya, ia harus menelan kekecewaan.
"Aku belum pernah keluar negeri, jadi tidak punya paspor."
"Yah, aku harus pergi sekarang juga. William selalu saja meminta tolong di saat yang tidak tepat," gerutu Pramuda.
Mona menoleh ke kanan dan kiri. Merasa aman, ia menarik Pramuda ke garasi. Gadis itu berinisiatif untuk mengecup Pram lebih dulu.