Di bawah derasnya air hujan yang turun, pasukan yang dipimpin oleh Glaz dan juga Raja Raddone memacu kuda mereka menyusul Raja Wedden di hutan yang menjadi lapis terakhir perbatasan wilayah Tengah.
Pandangan mereka mulai terganggu dengan pendeknya jarak pandang, beberapa kali Glaz berteriak agar pasukan lain dibarisan belakang tetap saling mengingatkan untuk berhati-hati.
Sementara itu Raja Wedden telah siap dengan pedangnya, jika boleh mengakui, Wedden merasa cukup gugup tidak seperti saat pertarungan yang sebelumnya.
Walau dia tidak sedang mengenakan mahkota Raja nya, dia sangat paham kalau dirinyalah yang harus memimpin negeri Persei apa pun keadaannya.
Wedden membuka kepalan tangannya seraya melafalkan mantra, hal itu cukup membantu karena ia berhasil menyingkirkan hujan yang sangat lebat dari hadapan pasukannya. Namun itu tidak berjalan lama, dia justru akan mudah lelah jika terus menerus menggunakan kekuatan sihirnya untuk bertahan.