Egara dan Pangeran Ren masih mendengar suara lantunan nan merdu, namun mereka gagal menemukan sumbernya karena disibukkan dengan kunjungan dari jutaan gagak yang mengacaukan.
Saat Raja Gael menyerang Putri Leidy, Egara semakin berpikir kalau benar-benar ada yang tidak beres. Entah memang putri Leidy yang benar sebagai sumber kekacauan atau ada hal lain, namun Egara tidak menginginkan kekacauan yang berlarut karena cukup banyak korban terluka parah karena hal ini.
"Raja, tidak bisakah kau memaksimalkan kekuatanmu dan menyudai ini semua?" Egara menghampiri Raja Wedden.
"Mereka tidak ada habisnya," keluh Raja Wedden karena gagak yang masih terus banyak.
"Kurasa kita harus mengecek halaman depan, Tuan. Kami akan menemanimu," ujar Egara yang kali ini bersekutu dengan pangeran Ren.
Raja Wedden, Egara dan Ren keluar dari gerombolan gagak dengan banyak bekas cakaran. Betapa mereka terkejut saat bertemu dengan sosok wanita bergaun putih dan rambut merah sedang berdiri di hadapan mereka.