Chapter 97 - .097.

Tanaya menutup telepon, kemudian berdiri. Matanya bersinar dengan kejahatan yang terencana. Baginya, ini bukan lagi tentang William atau Selena. Ini adalah permainan, dan dia tidak akan kalah.

---

Kembali di laboratorium, suasana tegang terus berlanjut. Wilma duduk di sudut ruangan, menggigit bibirnya dengan gelisah. William berdiri di dekat jendela, tatapannya kosong menatap ke luar. Andi mondar-mandir di ruangan, sementara Bima duduk diam dengan ekspresi yang sulit ditebak.

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan, Bima?" tanya Andi akhirnya, menghentikan langkahnya. "Kau selalu tampak tahu apa yang harus dilakukan, tapi kali ini aku merasa seperti kita berjalan di atas tali tanpa jaring pengaman."

Bima mengangkat bahu. "Kadang, kita harus mengambil risiko untuk mendapatkan kebenaran. Aku sudah cukup lama menghadapi orang-orang seperti Tanaya. Mereka selalu punya kelemahan."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS