Chereads / Istri Kejam Sang CEO / Chapter 15 - Ingatan Masa Lalu (2)

Chapter 15 - Ingatan Masa Lalu (2)

Pada hari pernikahannya, banyak orang memuji kehebatan Rudi sehingga bisa mendapatkan Claudia, namun hati Rudi hanya dipenuhi dengan kegetiran. Ia tidak bisa melupakan Laura. Penyesalannya bertambah besar ketika Rudi mendengar kabar bahwa Laura menikahi seorang pria dari kampungnya.

Ia mencoba melupakan Laura sampai akhirnya ia kembali menemui Laura ketika melakukan perjalanan dinas ke kota B empat tahun kemudian. Laura menggendong seorang gadis kecil yang sangat mirip dengannya. Kenyataan memilukan kembali menghantam Rudi dengan kuat ketika mengetahui bahwa anak itu adalah anaknya. Laura juga sedang menggandung anaknya ketika ia menikahi Claudia tapi wanita itu baru menyadarinya beberapa bulan kemudian.

Laura berada di dalam dilemma, ia ingin mengatakan kehamilannya pada Rudi namun ia tahu tidak ada yang dapat dilakukan pria itu selain memberinya uang. Ia juga tidak ingin menambah masalah pada pria yang dicintainya.

Pada akhirnya Laura memilih untuk tidak mengatakan apa pun pada Rudi. Orang tua Laura tidak dapat berbuat apa-apa ketika menyadari kehamilan putri mereka dan dengan cepat menikahkan Laura dengan seorang Duda yang ingin menikahi Laura sejak lama.

Kedua orang tua Laura sadar mereka juga akan berurusan dengan Herman Pratama jika mereka mengusik Rudi. Mereka tahu mereka akan kalah karena Herman Pratama memiliki koneksi dan uang yang sangat banyak bahkan untuk menutup mulut mereka selamanya.

Kemalangan Laura tidak berhenti sampai di situ, pria yang dinikahinya ternyata adalah seorang pria yang menyukai BDSM dan selalu menyakiti Laura, membuat kekelaman terus mengisi hari-hari Laura.

Laura ingin meninggalkan pria itu namun ia tidak dapat berbuat apa-apa karena ia tidak lagi memiliki pekerjaan ataupun uang untuk menghidupinya dan Mary. Orang tuanya seperti sudah lepas tangan pada nasibnya setelah menikahkannya. Mereka tidak tahan hidup dalam gunjingan para tetangga tentang anak mereka yang hamil di luar nikah.

Laura baru berani menceraikan suaminya atas hasutan Rudi ketika Claudia akhirnya meninggal.

Rudi berjanji untuk menjamin semua kebutuhannya dan putrinya untuk beberapa tahun namun ia masih belum berani menikahi Laura karena Herman Pratama masih hidup. Rudi yang saat itu ingin menguasai kekayaan keluarga Pratama harus bersabar dan menunggu saat yang tepat ketika ia akhirnya bisa memiliki semua kekayaan itu.

Sayangnya, kekayaan Claudia yang saat itu dipegang oleh Herman kemudian langsung diwariskan pada Renessa dan tidak menyisakan bagaiannya sedikitpun.

Sejak saat itu benih kebencian Rudi pada Claudia dan Renessa tumbuh dengan cepat di dalam hatinya. Karena kehadiran Renessa, ia harus meninggalkan Laura dan membiarkan wanita yang dicintainya menikahi pria mesum hanya untuk memberikan identitas yang utuh untuk putri mereka.

Rudi selalu tersenyum miris ketika mendengar orang-orang memanggil Mary sebagai anak tirinya. Mary adalah putri kandungnya. Ia bahkan sudah mengubah nama ayah Mary pada akta dan surat-surat penting gadis itu, namun semua orang hanya mengetahui bahwa Mary adalah anak dari pernikahan Laura sebelumnya.

Pertemuannya dengan Claudia membuat Rudi kehilangan Laura. Claudia menyadari bahwa Rudi membencinya, namun tidak ada yang bisa dilakukannya. Ia tidak ingin menceraikan Rudi. Ia tahu hidupnya sudah tidak lama lagi dan ia tidak ingin meninggalkan Renessa sendirian di dunia yang kejam ini. Walaupun Rudi membencinya setidaknya pria itu tidak akan menyakiti darah dagingnya sendiri.

Claudia akhirnya meninggal ketika Renessa berumur 6 tahun. Ia tidak menyadari bahwa keputusannya untuk tidak menceraikan Rudi saat itu akan membuat Renessa menderita di kemudian hari. Tidak semua orang tua memiliki insting untuk melindungi anaknya sendiri. Rudi sudah dibutakan oleh kekecewaan dan sakit hati sehingga ia tidak lagi mempedulikan kenyataan bahwa Renessa juga adalah anak kandungnya. Yang ia tahu Renessa adalah perusak hubungannya dan Laura. Benalu yang tidak dapat disingkirkannya meski Claudia sudah tiada.

"Ayah," Suara Renessa memanggilnya kembali pada kenyataan.

"Apa maumu?" Rudi bertanya dengan sengit. Ia masih belum bisa menerim kenyataan bahwa gadis kurang ajar di hadapannya telah menghapus namanya sebagai penerima uang bulanan dari wasiat Claudia. Ia berhak untuk mendapatkan dan menikmati kekayaan Claudia karena wanita itu sudah membuatnya dan wanita yang dicintainya menderita.

"Aku ingin tahu di mana makam ibu dipindahkan, Ayah," Renessa berusaha berbicara dengan tenang namun Rudi dapat mendengar kegugupan dalam suara Renessa.

"Bagaimana jika aku tidak mengatakannya padamu," Rudi berkata dengan senyum licik di wajahnya. Ia ingin tahu sampai di mana gadis bau kencur ini ingin melawannya.

"Aku akan menghentikan uang bulanan ibu sepenuhnya jika ayah tidak mengatakan di mana makam ibu dipindahkan. Ayah tidak akan mendapatkan sepeserpun dari tabungan ibu," Renessa menjawab dengan tenang.

Rudi tersenyum mengejek mendengar apa yang dikatakan Renessa. Anaknya baru saja mengancamnya.

"Kau pikir aku hanya bisa hidup dari uang sialan itu, Hah?!" Rudi membentak dengan senyum sinis, "Aku juga memiliki penghasilan tetap sebagai CEO di perusahaan ibumu dan juga uang dari omset restoranku, kau pikir aku akan mati jika tidak mendapatkan secuil uang ibumu?"

Rudi tahu penghasilannya sebagai CEO dan omset restorannya tidak seberapa. Namun ia tidak mau merendahkan dirinya lebih dari ini.

"Kupikir aku tidak bisa hidup tanpa kucuran dana dari uang ibumu?" Rudi berkata dengan sengit. Ia merasa sedikit tersinggung dengan fakta bahwa anak Claudia ini berani meremehkannya hanya karena latar belakangnya yang berasal dari sebuah keluarga sederhana.

Walaupun ia memulai bisnis restorannya dari uang milik Claudia, namun restoran itu sudah bisa memberinya keuntungan yang cukup besar.

Renessa tahu ia sudah sedikit keterlaluan dengan perkataannya namun ia tahu ia tidak sepenuhnya salah. Om Jefri pernah menunjukan padanya rekap pengeluaran Rudi setiap bulan. Data itu berhasil di dapatkannya secara illegal namun ia hanya melakukan itu karena ia mengkhawatirkan Renessa yang terlihat tidak terurus dan sangat kurus.

Data itu menujukan pengeluaran Rudi yang sebagian besar bersumber dari uang bulanan yang seharusnya diberikan padanya. Claudia sudah mengatur uang bulanan yang cukup besar hingga Renessa berusia 25 tahun yang akan dikirimkan ke rekening tertentu setiap bulan. Karena saat itu Renessa masih kecil dan belum bisa mengatur keuangannya, Rudi sebagai ayahnyalah yang diberikan tanggung jawab untuk mengatur semua uang itu.

Sebenarnya Kakek Renessa yang bertanggung jawab mengatur keuangan Renessa setiap bulan namun karena pria itu jatuh sakit tidak lama setelah kematian ibunya, keempat pengacara keluarga Pratama termaksud Om Jefri memutuskan bahwa Rudilah yang akan mengatur keuangan Renessa.

Sejak tinggal di asrama 11 tahun yang lalu, uang yang disisihkan Rudi untuk Renessa dari tabungan ibunya bahkan kurang dari 1% dari total seluruh uang bulanan yang seharusnya diberikan pada Renessa.