"loh..." Seru Yerin yang terkejut sosok pria di dalam mobil tersebut.
"Masuklah," ucapnya dengan lembut.
"Ini beneran?" tanya Yerin tak percaya.
"Iya, saya Joon." Mendengar itu Yerin bagaikan ikut perang dunia, hatinya berdegup kencang. Rasa was-was dan tak percaya hinggap di hatinya.
"Masuklah, supirku sudah tidak ada. Jadi tidak ada yang tahu jika kau menemuiku. Dan ku harap pertemuan ini jangan kau berikan kepada media."
Dengan perlahan Yerin memasuki mobil Joon. Matanya tak bisa lepas dari pemandangan di hadapannya tersebut.
"Bisakah kau ikut denganku hari ini?" tanya Joon.
"Ke-kemana?" Saking gugupnya Yerin menjawab pertanyaan Joon dengan gagap.
"Personil BS ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan mu waktu itu," jelas Joon.
"Aku rasa itu terlalu berlebihan," sahut Yerin walaupun sebenarnya nya dia ingin jingkrak-jingkrak, lompat setinggi mungkin dan teriak sekeras mungkin untuk meluapkan kegembiraannya.
"Tidak apa, itu tidak akan lama kok." Joon meyakinkan Yerin, hingga akhirnya Yerin mengangguk menyetujui ajakan Joon tersebutlah.
Joon mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.
"Pak, kembalilah ke mobil," ucap Joon dan segera ia mengakhiri panggilannya.
Sopir Joon terlihat sangat heran akan kehadiran Yerin di samping Joon.
"Nona siapa?" tanya Sopir tersebut.
"S-s-saya....."
"Dia temanku," potong Joon. Yang melihat Yerin kesulitan menjawab pertanyaan Sopirnya.
"Kita kembali ke rumah," ucap Joon.
Tanpa bertanya ataupun menjawab ucapan Joon sopir tersebut menyalakan mobilnya dan segera menuju rumah khusus member BS.
dalam perjalanan Yerin tidak dapan mengalihkan pandangannya daari Joon, sedangkan hati dan jantungnya mulai bekerja di atas normal. telapak tangannya basah karena keringat yang keluar dari pori-pori telapak tangannya.
"Yerin," panggil Joon yang melihat Yerin tidak berkedip menatapnya sambil meremas-remas tangannya.
"eh i-iya," sahut yerin yang tersadar dari lamunannya.
"kamu baik-baik saja?" tanya Joon yang ingin memastikan orang di sampingnya sedang baik-baik saja.
"i-iya," sahut Yerin dengan gugup.
"nih." Joon menyodorkan botol air minera pada Yerin, ia tahu bahwa wanita di sampingnya sedang gugup.
Yerin menerima botol itu, dengan sigap Joon memalingkan wajahnya agar yerin nyaman saat minum.
"terima kasih," ucap Yerin saat selesai minum dan membuat joon menatap ke arahnya.
saat saling beradu pandangan seketika Yerin teringat akan kata-katanya yang memuji Joon melalui telefon waktu itu. seketika Yerin di selimuti malu. ia tida berani melihat kearah Joon lagi. sesekali ia mengusap-usap wajahnya untuk menghilangkan rasa malunya.
Selama sisa perjalanan Joon dan Yerin hanya diam. Yerin merasa sungkan dengan sopir dan juga tidak tahu harus berbicara apa. pikirannya mulai berterbangan kemana-mana.
Empat puluh menit kemudian mobil yang di tumpangi Yerrin dan Joon berhnti di depan sebuah rumah megah dan mewah dengan beberapa penjagaan. Yerin bersiap mengenakan masker dan topi agar tidak ada yang melihatnya.
"masuklah," ucap Joon. Yerin berjalan di belakang Joon dan mengikuti langkah Joon memasuki sebuah
"joon," panggil Bobby saat keluar dari studionya.
"hei Bob," sahut Joon.
"mana yang lain?" tanya Joon seraya melihat seluruh ruangan yang sepi tanpa personil lain.
"ada di belakang," jawab Bobby, namun tatapannya tertuju pada Yerin ang berdiri di belakang Joon. Joonpun paham akan ha itu segera ia berdii di samping Yerin.
'deg'
Lagi-lagi jantung Yerin di beri serangan dadakan yag membuatnya bekerja diatas rata-rata normal.
"Dia Yerin, orang yang kau tanyakan kemari," ucap Joon seraya membuka topi Yerin.
"astaga aku masih bisa hidup atau tidak? ingin rasanya aku peluk, cium dan teriak sekencang-kencagnya" batin Yerin.
"Yerin, tanpa aku kenalin pasti kamu sudah tahu dia siapa," ucap Joon pada Yerin.
"iya saya sudah tahu dia," sahut Yerin dengan menunduk.
"Hei Yerin," sapa Bobby sembari mengulurkan tanganya pada Yerin.
"hai kak Bobby," sahut Yerin seraya menyambar tangan Bobby, Bobby meraskan keringat pada tangan Yerin dan tangan Yerin yang bergetar.
"tenang yerin, aku sudah jinak." goda Bobby karena ingin menghilangkan rasa gerogi pada Yerrin.
"hehe, iya kak," sahut yerin dengan senyum malu-malu.
"sudah sih jabatan tangan mulu, kayak mau nikah aja." joon menyenggol lengan Booby.
"kenapa sih iri aja," ucap Bobby dengan pelan-pelan melepaskan tangan Yerin.
"yuk kita panggil yang lain" kata Bobby, yerin mengikuti langkah mereka berdua dengan sedikit pincang. karena kakinya merasa mulai linu.
Bobby sesekali menoleh ke arah Yerin yeng berada di belakang Joon.
"Apa kakimu belum sembuh ?" tanya Bobby pada Yerin dan mengubah posisi jalannya menjadi di samping Yerin.
"udah kok, tapi memang sedikit linu hari ini," jawab Yerin.
"Apa sudah ke dokter?" tanya bobby.
"sudah kook,"jawab yerin.
yerin merasa sedang terbang ke langit karena merasa di perhatikan oleh idola semua wanita. Bahkan ia sempat susah bernafas karena perlakuan dua laki-laki tersebut. Bahkan ia bisa sedekat itu dengan member Big star membuatnya tidak percaya. Bahkan ia merasa sedang bermimpi.
"Tunggulah disini, akanku panggilkan mereka," ucap Joon.
"Aku juga disini," sahut Bobby yang berdiri tak jauh dari Yerin. Sedangkan Joon pergi memanggil personil yang lain.
Sedangkan Bobby dan yerin duduk di sebuah ruangan sambil menunggu kedatangan member yang lain.
"Apa kamu kenal Joon sebelumnya?" tanya Bobby,
"Siapa yang tidak kenal Kalian, semua hampir kenal dan tahu kalian. Hanya saja yang berbeda keberuu bertemu secara langsung atau tidak," jawab Yerin. Ia pun kaget dengan jawabannya.
"Benar juga, dan kamu salah satu orang yang beruntung." Bobby menepuk bahu Yerin.
"Hemm," sahut Yerin dengan mengatur nafas akibat sentuhan dadakan dari Bobby.
Tak lama kemudian, Joon datang bersama tiga member lainnya. Jantung Yerin mulai bekerja keras lagi, bahkan ia tidak tahu harus bersikap seperti apa, berdiri yang baik, duduk yang anggun ataupun wajah yang enak di lihat seperti apa dia tidak bisa mengontrol rasa gugupnya.
"Guys, ini Yerin yang menyelamatkan kita dari insiden beberapa hari yang lalu," ucap Joon seraya mengenalkan diri Yerin.
"Oh, senang bertemu denganmu," ucap Jean sembari menyodorkan tangannya dan di ikuti dua member lainnya.
"Apa kau baik-baik saja sekarang?" tanya cokky.
"I-iya saya baik-baik saja," jawab Yerin dengan gagap.
"Silahkan duduk," ucap Joon.
"Terima kasih atas beberapa hari yang lalu," kata Jecky dengan senyuman manis di wajahnya. Hal itu membuat Yerin terpesona dan tidak menjawab ucapan Jecky barusan.
"Heh!" Bobby menepuk bahu Yerin dan membuat Yerin tersadar dari lamunannya. Semua member tertawa melihat tingkah Yerin.
"Apa kami membuatmu takut?" tanya Jean.
"Eh enggak-nggak, aku hanya tidak percaya saja bisa di posisi ini, ini posisi yang di inginkan semua fans kalian," kata Yerin dengan mata berkaca-kaca.
"Karena kamu pantas mendapatkan ini," sahut Joon.