Chereads / Nì Tiān Lóng / Chapter 2 - Ch. 1

Chapter 2 - Ch. 1

Benua Lingwu, tempat para pahlawan berkumpul. Di kelilingi oleh samudra luas, membuat Benua ini terlihat misterius.

Dinasti Mu, BaiMu country, kota MuJin.

Dalam sebuah mansion kecil di pinggir kota MuJin, seorang wanita cantik dengan gaun indah berwarna ungu, duduk bersila dengan mata terpejam.

Di belakang wanita terlihat seorang pemuda tampan dengan wajah tegas dan alis pedang, pemuda itu duduk bersila menutup mata dengan salah satu tangan di pangkuannya dan yang lain di punggung wanita.

Setelah beberapa saat, pemuda itu membuka mata dan mengambil napas dalam-dalam sebelum dihembuskan sambil menyeka keringat di dahinya.

Wanita juga membuka mata, dia menoleh ke belakang menghadap pemuda dengan senyum menawan dan berkata,

"Terima kasih, Long Xiao. Terima kasih untuk waktu dan energimu." Senyum di wajah wanita itu hilang digantikan wajah dingin dan tidak peduli.

"Apa maksudmu, Yao'er?" Long Xiao bertanya dengan dahi mengerut, dia tidak memahami apa yang dibicarakan Xu Mengyao.

Dengan senyum sinis dan mata tidak peduli, Xu Mengyao menjawab,

"Sederhana, kamu sekarang menjadi orang yang tidak berguna. Sedangkan, aku adalah jenius bela diri, tidak mungkin aku bersama orang tidak berguna sepertimu."

Jawaban Xu Mengyao seakan guntur yang meledak di telinga Long Xiao, dia merasakan rasa sakit dan amarah luar biasa di hatinya.

"Kenapa? Kenapa kamu melakukan ini? Aku rela mengorbankan kultivasiku demi selalu bersamamu. Yao'er! Jelaskan Mengapa!?" Long Xiao bertanya keras, dengan tubuh bergetar menahan emosi di hatinya.

"Heh! Karena sekarang dia adalah wanitaku, dan kamu, tidak pantas menyebutnya Yao'er." Sebelum Xu Mengyao menjawab, pintu ruang dibuka bersama dengan suara laki-laki.

Seorang pemuda berjubah putih membawa kipas di tanganya memasuki ruangan. Pemuda itu berjalan ke samping Xu Mengyao dan tanpa melihat Long Xiao, ia mengambil tubuh Xu Mengyao ke pelukannya.

"Ge-ge ...." Xu Mengyao menyembunyikan wajahnya ke dada pemuda itu dengan malu.

Long Xiao mengernyit melihat perilaku pemuda yang baru saja masuk. Ditambah, Xu Mengyao yang seperti burung membuat hatinya tidak nyaman.

"Bei Chong, apa yang kamu lakukan di sini!?" Long Xiao bertanya sambil mengepalkan tangan dengan kesal.

"Haha, tentu saja menjemput selirku," Bei Chong tertawa jijik sambil menjawab pertanyaan Long Xiao sambil mengelus pipi Xu Mengyao dengan punggung tangan. Dia bahkan tidak pernah melihat ke arah Long Xiao.

Karena merasa bosan, Bei Chong melambaikan tangan ke arah Long Xiao. Sebuah cahaya merah keluar dari lambaiannya terbang menghantam dada Long Xiao.

Setelah itu, dia berjalan keluar bersama Xu Mengyao. Saat berbalik, ia dengan sengaja mebampar pinggul bulat Xu Mengyao yang hanya dibalas dengan pukulan kecil dari wanita itu.

Long Xiao terjatuh tidak bisa menghindari serangan mendadak Bei Chong. Setelah itu, dia melihat ke atas hanya untuk melihat perilaku vulgar Bei Chong kepada mantan kekasihnya itu.

Dia mengepalkan tangan hingga kuku jarinya menembus kulit sampai berdarah, dia sangat sedih dan marah. Dia merasa dirinya terlalu bodoh mempercayai seorang wanita.

Emosinya memuncak hingga kepala, dia tidak menyangka pengorbanan selama tujuh tahun akan dibalas dengan sebuah penghianatan. Dia berlutut dengan menyesal, marah, dan putus asa.

Dia tidak menyesal atau pun putus asa dengan tunangannya, dia menyesal dengan kultivasinya. Sungguh sia-sia dia membuang kultivasi selama tujuh tahun demi wanita yang akhirnya pergi dengan orang lain.

Long Xiao menundukan kepa sambil mengepalkan tangan, pikirannya kacau, hatinya putus asa. Tiba-tiba, sebuah kenangan melintas di kepalanya. Dia melihat seorang wanita yang asing namun akrab mengenakan gaun indah seputih salju menari seperti kupu-kupu di lautan bunga, dia merasakan kerinduan yang entah kenapa dia miliki saat melihat kenangan itu.

Setelah beberapa saat, kenangan itu hancur seperti cermin meninggalkan rasa kosong di hati Long Xiao. Pecahan kenangan itu mulai berkumpul hingga, menjadi sebuah buku bernuansa kuno dengan warna hitam dan pola rumit berbentuk naga dengan warna emas yang mengambang di lautan kesadarannya.

Bagian depan buku terlihat judul bertuliskan 'Sutra Qinglong', sedangkan bagian belakang terlihat gambar sosok naga hijau terbang di atas awan.

Long Xiao menyentuh buku itu dengan pikirannya. Buku itu bergetar kecil dan mengeluarkan setetes darah, dari setetes darah aura liar mengamuk di laut kesadarannya hingga menyebabkan kepalanya seperti akan pecah. Buku itu bergetar sekali lagi memaksa darah itu tenang.

Setelah darah tenang, buku itu bergetar lagi membuat darah untuk turun ke jantung Long Xiao dari laut kesadaran.

Ahh!

Dengan masuknya darah ke dalam jantung, Long Xiao meraung kesakitan. Dia merasa tubuhnya di bakar dari dalam. Bersamaan dengan rasa sakit, sebuah teknik kultivasi melintas di benaknya. Sebuah teknik yang hanya bisa dipraktikan oleh orang dengan darah naga.

Setelah beberapa saat, Long Xiao duduk dengan napas berat, tubuhnya sudah basah oleh keringat dingin. Ini pertama kalinya dia merasakan sakit yang begitu parah.

Long Xiao merasa tubuhnya semakin kuat, energi spiritual di tubuhnya yang telah terkuras selama tujuh tahun juga mulai pulih, apalagi itu menjadi semakin kental.

Setelah mengetahui keadaan tubuhnya, Long Xiao memutuskan untuk berkultivasi sekaligus. Dia juga ingin melihat seberapa kuat teknik yang didapatnya. Syarat untuk mempraktikkan Long Xiao tidak terlalu khawatir, karena dia merasa bahwa teknik ini ia dapat dari darah itu, mungkin darah itu yang membawa teknik.

Tebakan Long Xiao benar karena saat dia mempraktikkan teknik kultivasi, dia berhasil dan langsung menembus dari body tempering 8 sampai Qi gathering 9. Dia menembus satu ranah langsung dan hampir puncak untuk menembus ranah selanjutnya.

Long Xiao tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, dia bermaksud untuk menembus ke ranah vortex.

Dia memfokuskan semua energi di tubuhnya ke dalam dantian, memutar energi dengan poros satu titik tengah.

Sambil menyerap energi di udara, Long Xiao terus memutar energi spiritual dalam dantian. Bentuk energi seperti Bima Sakti yang mengelilingi matahari mulai terlihat berputar perlahan dalam dantian.

Tubuh Long Xiao yang sedah duduk bergetar bersama vortex yang telah terbentuk dalam dantiannya.

Long Xiao menjadi semakin serius, ini adalah waktu paling kritis apakah dia mampu menembus ranah vortex atau tidak.

Dia mulai fokus ke jantung untuk mengambil darah. Setres darah berwarna merah keemasan keluar dari jantung mengikuti arahan Long Xiao menuju dantian.

Setelah berhasil membimbing darah ke dalam dantian, Long Xiao membimbing darah ke tengah vortex. Selanjutnya, darah terlihat menjadi inti dari vortex,seperti layaknya matahari kecil di tengah Bima Sakti.

Vortex mulai berputar searah jarum jam menyedot energi spiritual dengan liar.

Terlihat sebuah pusaran energi seperti beliung di luar tubuh Long Xiao, dia tidak menyadari akan ada pergerakan yang begitu besar dengan kultivasinya. Hal ini berlangsung selama beberapa saat.

Seperti terbebas dari beban berat, Long Xiao merasa tubuhnya sangat ringan seakan bisa terbang kapan saja. Dia membuka mata dan melihat kedua tanganya dengan kagum.

Setelah sejenak mengagumi, dia mengernyitkan dahi sambil bergumam, "Siapa sebenarnya aku, kenapa ingatanku di kunci, dan siapa wanita itu, kenapa aku merasa kerinduan melihat kenangan itu."

Long Xiao memikirkannya sebentar tapi masih tidak ada jawaban, "Huh! Sudahlah, cari pelan-pelan."

Setelah menenangkan pikiran, Long Xiao berjalan ke dalam kamar mandi di sebelah kiri ruang itu untuk membersihkan diri. Selesai membersihkan diri, dia keluar dan mengambil jubah putih di sebuah kotak samping pintu kamar mandi dan memakainya.

Long Xiao berjalan keluar dari mansion dan berjalan menuju tengah kota. Di sepanjang jalan, tatapan mata aneh dari warga membuatnya mengerutkan dahi.

"Lihat! anak bodoh dari klan Murong itu keluar."

"Haha, dia telah menjadi anak yang tak berguna,"

"Pantas Nona Muda klan Xu memilih meninggalkannya dan bersama Tuan Muda Bei,"

"Haha"

"... "

Tawa dan penghinaan datang dari kerumunan sambil menunjuk Long Xiao di tengah jalan.

Long Xiao merasa tidak enak jadi dia dengan cepat berjalan ke arah klan Murong di tengah kota.

Setiap dia melewati kerumunan, pasti akan ditunjuk dan di tertawakan. Hal ini menyebabkan Long Xiao semakin tidak nyaman.

Sampai di depan mansion besar dengan plakat bertuliskan Murong, Long Xiao masuk dengan cepat menuju bagian belakang tempat ayah angkatnya berada. Dia tidak menyadari mata penjaga yang penuh dengan ejekan di depan gerbang mansion.

"Ayah! Apa yang terjadi?" Long Xiao berteriak memasuki sebuah halaman indah dan melihat pria paruh baya dengan badan besar dan jenggot hitam di kucir, yaitu ayah angkatnya, Murong Zhentian yang juga kepala klan Murong.

Murong Zhentian duduk dengan wajah lesu di sebuah paviliun, dia menoleh mendengar Long Xiao datang. Dengan wajah tersenyum, dia bertanya, "Xiao'er, tidak apa-apa tidak punya kultivasi. Ayah akan selalu ada di belakangmu."

"Apa maksud Ayah?" Long Xiao mengernyitkan dahi mendengar ucapan Ayahnya. Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Wajah Murong Zhentian juga menjadi bingung, dia dengan cepat mendatangi tubuh Long Xiao dan memasukan energi spiritual ke dalamnya.

Dia terkejut dengan apa hasil yang ia dapat, ia melihat bukannya Long Xiao kehilangan kultivasi, namun kultivasinya meningkat, walupun dia tidak tahu ranah apa itu, yang jelas tidak kalah dengan ranah pangkalan pondasi.

Yang dilihat Murong Zhentian adalah energi spiritual kental yang berputar, dia tidak mengetahui apa itu, itu karena teknik yang dipraktikkan Long Xiao berbeda dengan sistem kultivasi dunia ini.

Sistem dunia ini adalah;Qi gathering, pangkalan pondasi, pil emas, jiwa baru lahir, jiwa keluar dari tubuh, Mahayana, kesengsaraan.

Sedangkan sistem kultivasi yang di praktikan Long Xiao adalah;body tempering, Qi gathering, vortex, pondasi altar, soul martial, jiwa keluar tubuh, kesengsaraan.

"Nak, apa ranah kultivasimu? Bukannya kamu kehilangan kultivasi akibat jalang kecil klan Xu itu?" Murong Zhentian bertanya dengan bingung.

"Ah, ceritanya panjang. Yang penting aku masih bisa berkultivasi, kan? Dan mulai sekarang aku hanya berkultivasi untuk diriku sendiri," Long Xiao tidak menjelaskan, dia hanya menyakinkan Ayahnya sambil tersenyum bahagia.

"Haha, benar. Tidak perlu memikirkan yang lain, yang penting kamu bisa berkultivasi. Nanti malam kita harus mengadakan perjamuan besar!" Murong Zhentian tertawa sambil menepuk bahu anak angkatnya. Menurutnya, setiap orang memiliki rahasianya sendiri. Jadi, dia tidak terlalu memikirkannya.

Huft

Long Xiao menghela napas pelan, dia bingung harus menjelaskan bagaimana kultivasinya berbeda kalau Ayahnya bertanya. Untung Ayahnya tidak mempertanyakannya. Setelah itu, dia dengan cepat melarang Ayahnya untuk mengadakan perjamuan dengan alasan tidak ingin banyak yang tahu kalau dia masih bisa berkultivasi.