"Hwaaaaaahhh!" Andra merengek seperti anak kecil, dan langsung meringkuk di kursi balkon depan kamarnya.
Luna semakin terkejut mendengar raungan anak laki-laki itu yang mendadak memangis seperti anak kecil. Ia langsung terdiam dan mendengar Andra yang mulai meracau dan mengatakan banyak hal dengan tak karu-karuan.
"Padahal Bima tau gue suka sama kak Laras, tapi dia malah nikung gue, nying! Hwaaah! Jahat banget," raung Andra dengan cukup keras, membuat Luna khawatir jika tetangga anak laki-laki tersebut mungkin saja akan merasa terganggu karena raungannya yang menggelegar kencang.
'Cup, cup!' ujar Luna lirih dari seberang. Gadis itu ingin mengumpat dan mengatai Andra yang cengeng karena patah hati, namun ia urungkan karena ikut merasa sakit saat Andra sedih karena hatinya yang patah oleh orang lain. Sebenarnya oleh otak dan perasaannya sendiri.