"Yakin bisa jalan?" tanya Andra, sedikit khawatir pada Luna yang menolaknya.
"Gue cuman kekilir doang, bukannya buntung." Luna menjawabnya dengan sangat ketus.
Anak laki-laki berkulit putih itu berdecih dan meraih tangan Luna. Ia hanya takut kalau gadis itu terjatuh karena kakinya yang masih sakit. Luna bertanya apakah bianglala sudah dibuka jam segini. Andra mengendikkan bahu dan berkata kalau ia tak yakin.
"Tapi biasanya sih udah buka, sama ada pasar malem kecil-kecilan di seberang jalan sana," lanjutnya menjelaskan pada Luna.
Luna mengangguk dan mulai berjalan pelan dengan menggandeng lengan Andra. Gadis itu masih sedikit kesakitan dengan kakinya yang tadi sempat terkilir karena jatuh. Ia hanya bisa manggut-manggut saat Andra mengatakan sesuatu. Bukan karena menahan sakit yang ia rasakan di kakinya, namun karena ia malas berbincang banyak hal dengan Andra.
