"Kamu sakit?" sang papa mulai berdiri. "Ayo, papa antar ke kamar, ya."
Luna mengangguk pelan dan langsung berjalan pelan. Sang papa langsung merangkul pundaknya dan mengantarkannya ke kamarnya di lantai atas. Sementara sang papa dan juga Luna pergi meninggalkan dapur dan ruang makan, Jingga langsung menatap Alexa dengan tatapan datar.
Gadis dengan rambut keriting itu hampir menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya, saat mendapati perasaan tak enak dari sampingnya. Ia pun megembalikan sendok ke atas piring dan langsung menoleh ke arah sang kakak dan ikut menatapnya datar.
"What?" tanya Alexa sinis.
"What are you doing to her?" Jingga balik bertanya dengan lirih nan tajam.
Alexa terkekeh dan mendengkus pelan. "Not much. I just want to get more assistant in the school," jawabnya dengan senyum yang tak gambarkan rasa bersalah sama sekali di wajahnya.
