"Itu kan sendok, ini makanan yang lo gigit. Jelas beda, tau." Luna mencari pembelaan dan kembali memajukan onigiri yang sudah ia cubit di bagian yang Andra gigit.
Andra pun dengan herannya mengambil onigiri yang diberi Luna tersebut. Sedangkan Luna menatapnya tajam dan memakan onigirinya dengan penuh kesal. Tiada hari tanpa pertengkaran antara mereka berdua, seolah mereka memang sengaja dipertemukan hanya untuk terus bertengkar sepanjang hari.
Sebenarnya Luna tak merasa jijik dengan bekas Andra, hanya saja ia merasa aneh jika harus memakan bekas anak laki-laki tersebut. Pasalnya, dirinya perlahan namun dengan sadar mulai menganggap bahwa Andra itu seorang laki-laki, yang mungkin saja suatu hari nanti bisa merebut hatinya dari ia sendiri.