Anak laki-laki berkulit putih itu pun langsung membuka ponsel dan membuka pesan yang baru saja masuk dari Angga. Matanya kontan membulat dan terkejut karenanya. Ia bahkan tak percaya kalau Bima kakaknya bisa mengatakan hal yang demikian. Anak laki-laki berkulit putih itu langsung membalas pesan Angga, mengatakan kalau Angga tak boleh bermain-main dengan mengatakan hal tersebut. Karena Andra belum sepenuhnya percaya jika kakaknya mengatakan hal yang sensitive seperti itu.
Angga membalasnya dan membenarkan pesan pertamanya tadi. Andra pun kontan berdiri dan menimbulkan bunyi dari deretan kaki kursi. Luna menoleh ke arahnya dengan tatapan datar dan Andra tampak sedang menahan emosinya.
Tanpa mengatakan apa pun, Andra hendak berlari menemui Bima. Namun, tangan Luna dengan lembut langsung memegang pergelangan tangan Andra agar tak jadi pergi. Andra menoleh ke arah Luna dan memintanya untuk melepaskan tangan agar Andra bisa pergi mencari Bima.
"Nggak usah," ujar Luna dengan lirih.