"Gue udah bilang kan, kalo harusnya ada jadwal hari ini? Kenapa lo maksa banget, sih?" Damian menatap kesal Dania dan langsung kembali menatap lembut Luna. "Sayang, dia cuman temen sekelas aku," lanjutnya hampir mengusap pipi Luna yang basah air mata.
Dengan sigap Luna menepisnya. "Nggak! Aku nggak percaya. Dia pasti selingkuhan kamu, kan?"
"Engga-"
"Iya. Gue selingkuhannya, kenapa?!"
Luna dan Damian yang terkejut pun kontan melongo menatapnya. Dania kini melipat tangan di depan dada dan menatap tajam Luna yang ia pikir adalah rivalnya. Luna sendiri kontan merasa kaget dengan reaksi gadis itu. Ia langsung merasa risih dengan gadis yang sepertinya. Sedangkan Damian langsung merasa mual mendengar ucapan yang keluar dari mulut Dania tersebut.
"Gu-e se-ling-ku-han-nya," ulang Dania dengan memisahkan tiap suku katanya. "Lo mau apa?"