"Tapi seandainya iya, buat apa dia ngincer Luna?"
Andra menggeleng. Ia berasumsi kalau mungkin saja Kayla gabut dan ingin mengganggu orang-orang yang ada di dekatnya maupun Bima. Sang kaka berdecak dan menjentik kening Andra dengan cukup keras.
"Ya kali, cuman gara-gara gabut doang sampek mau gangguin kita lagi."
Andra mengendikkan bahu tak tahu. Ia juga sama bingungnya dengan Bima. Mengapa Kayla terus saja mengganggu kehidupan keduanya.
Bima tampak diam dan berpikir, ia jadi harus kembali memikirkan masalah tersebut. Anak laki-laki itu tak mau jika sampai manusia kejam bernama Kayla itu harus kembali merusak citranya di sekolah. Andra sendiri tampak sangat khawatir mengenai Luna ke depannya. Meskipun sedari tadi ia terlihat tenang saat bersama dengan gadis itu, namun sebenarnya ia tengah memikirkan cara agar Kayla tak mengganggu Luna.
"Gue jadi khawatir banget, Bang, sama Luna." Andra tampak memelas, matanya tak karuan melihat ke sana ke mari.