Bima mengangguk. "Kalo lo diam aja, lo sama halnya dengan menyembunyikan kejahatan. Kalo kita ngadu ke kantor BP ataupun BK, bukan berarti kita lemah kok. Justru kit aitu pemberani karena telah berusaha untuk mengungkap kejahatan."
Gadis itu diam mendengar ucapan Bima. Ia tampak berpikir dan cukup membenarkan ucapan anak laki-laki yang ia idolakan tersebut.
"Tapi, aku takut, Kak." Gadis itu membalas ucapan Bima pada akhirnya.
"Gue ada di tim lo, jadi lo nggak usah takut." Anak itu berusaha meyakinkan si gadis. "Lagian dia juga bawa-bawa nama gue, bisa dilaporin atas dasar pencemaran nama baik."
Gadis itu tersenyum tipis dan langsung mengangguk. Bima yang melihatnya pun bisa bernapas dengan lega. Ia lantas menunduk di hadapan gadis itu dan meminta maaf karena telah membiarkan Kayla merundungnya.
"I-ini bukan salah Kakak, kok," ujarnya dengan gugup dan meminta Bima untuk lekas mendongak dan bersikap biasa.