"Ya, selama lo nggak macem-macem lagi sama gue, ya mereka nggak akan ngapa-ngapain lo." Luna berusaha menenangkan Andra yang tampak frustasi. "Mereka gitu-gitu sebenarnya baik, kok."
"Emang gue abis ngapain lo, sih, anjir?" Andra justru terlihat emosi. "Gue kan udah minta maaf sama lo, gue udah bilang gue ngga sengaja juga 'kan?!"
Luna tersenyum hambar dan mengangguk. "Gue juga nggak tau sih, mereka tau dari mana. Gue nggak pernah ngasih tau, soalnya gue juga males kalo mereka dah ikut campur urusan gue," jawabnya, kali ini benar-benar sangat jujur.
Kali ini Andra mulai setuju dengan ucapan Luna. Karena memang pada dasarnya sejak awal kenal Luna, Andra selalu menjadi dinding pemakan keberadaan gadis berambut pendek tersebut agar dua kakak kembarnya tak menemukan dirinya. Apalagi dengan tubuh Luna yang cukup mungil, membuatnya dapat bersembunyi dengan leluasa di sebelah Andra yang tinggi.