"Apa salahnya kasih kesempatan buat dia?" ujar Laras dengan senyum manisnya.
Bima yang mendengar hal tersebut pun kontan membelalakkan matanya dan mulai kikuk. Ia menunduk sejenak dan kembali menatap Laras dengan ekspresi bingungnya.
"Toh, dia juga adek kamu 'kan? Kamu pasti tau sendiri kalau dia nggak bahaya," ujar Laras dengan kekehan pelan setelahnya. "Dia juga lucu. Meskipun kadang bikin malu, tapi dia nggak jahat."
Bima hanya bisa diam mendengar penuturan Laras mengenai sang adik. Ia tak menyangka kalau Laras akan dengan sendirinya membuka pintu dan menyalakan lampu hijau untuk adiknya sendiri. Meskipun Bima seharusnya merasa senang karena mungkin perasaan Andra kali ini akan terbalas dengan kesempatan dari Laras. Namun, Bima justru merasa tak rela dan tak mau jika teman baiknya tersebut akan bersama dengan Andra, adiknya sendiri.