"Ish, Angga!" Laras yang kesal pun langsung memukul bahu Angga.
Bukannya kesakitan, Angga justru semakin kencang menertawakan apa yang baru saja terjadi. Baginya hal tersebut sangat lucu, karena Laras mendapat surat dari adik kelas yang terpaut dua tahun dari mereka. Padahal Laras justru merasa risih, namun tak bisa menolak ataupun memberontak karena surat tersebut dari Andra, sang adik dari sahabatnya.
Dengan sisa tawanya, Angga lekas mengajak Laras untuk pulang. Takut kalau terlalu sore atau bahkan terlalu malam, karena memang hari sudah menunjukan pukul 5 lebih delapan belas menit sore. Akhirnya mereka pun lekas pulang dengan Angga mengantar Laras.
***
Malamnya, usai mandi dan membersihkan diri, Laras langsung menuju kasur dan merebahkan diri sembari memegang layar pipih di atas wajahnya. Rambutnya yang masih basah kini berbalut handuk, dan seragamnya kini berganti dengan piyama manis berwarna merah muda.
