"Ngga," panggil Bima pada Angga.
Mereka tengah duduk di kursi taman belakang sekolah. Bima memegang pergelangan tangan kanannya yang terdapat dua buah plester kecil menempel di sana.
"Apanya yang engga?" Angga balik bertanya, ia kira Bima berkata enggak, padahal Bima tengah memanggil namanya.
"Gue manggil nama lo." Bima memutar bola matanya dengan malas ke arah Angga.
"Oh." Angga mengangguk. "Harusnya jangan Ngga, tapi pake nama lengkap gue. Angga Ganteng, gitu!"
"Dih!" Bima mengernyit dan merasa jijik dengan ucapan Angga. "Sejak kapan lo ganti nama jadi ada gantengnya?"
Anak kurus berambut sedikit keriting tersebut terkekeh pelan. "Dari dulu gue emang udah ganteng, kali!"
Ia lantas menyenggol bahu Bima dengan sedikit terlalu kencang. Hingga Bima merintih dan mendesis karena bahunya terasa nyeri.
"Lu kenapa, Bro?" tanya Angga, heran sekaligus khawatir dengan reaksi Bima yang tampak kesakitan.
"Gue abis kecelakaan," jawab Bima, membuat Angga shock seketika.
