BAB 158. MASA LALU RAY.
Kenyataan pahit yang tidak bisa diterima, membuat Ray begitu bersedih sampai ingin menangis.
Semuanya karena mendapatkan berita kalau Larissa akan segera bertunangan dengan tuan muda Niels. Semua harapan indah yang selalu diimpikan sirna dalam sekejap.
"Kita sudah berjanji akan menikah setelah aku menjadi terkenal. Kenapa kau melupakannya, Larissa?" tanya Ray di dalam kesendiriannya.
Flashback.
Seorang anak kecil sedang merenung di jalan sempit seorang diri. Anak laki-laki itu tampaknya baru berusia lima tahun. Dia berpakaian sangat lusuh dan berantakan.
Duduk termenung sambil menundukkan kepalanya. Hujan lebat yang membasahi tubuhnya mulai terasa sangat dingin karena sudah terlalu lama.
Tidak ada orang yang bersimpati walau melihat keberadaannya. Sangat kasihan, basah kuyup dan seorang diri tanpa teman. Anak sepantaran dirinya biasanya bersama kedua orang tua atau keluarga yang menghangatkan, apalagi ketika hujan lebat seperti ini.
