ISTRI TUAN MUDA NIELS BAB 13.
Malam hari di kamar Keandre Niels.
Calista yang baru masuk ke dalam kamar, perlahan mulai berjalan mendekat kepada Keandre yang tengah duduk di atas ranjang tempat tidur.
Dengan memperlihatkan ekspresi gugup, Calista Kay sepertinya ingin mengungkapkan sesuatu kepada suaminya itu.
"Ke-keandre," panggil Calista dengan gugup.
"Hmm." Keandre hanya menjawab dengan gumaman. Dia bahkan tidak melirik kearah istrinya itu.
"Itu, a-aku ingin mengatakan sesuatu..."
Dengan berat, Calista mengumpulkan keberaniannya.
"Aku ingin bisa bekerja diluar! Aku tidak ingin seharian diam saja di dalam kastil!" ungkap Calista dalam sekali hentakan.
Mendengar ungkapan dari Calista, Kedua bola mata Keandre langsung membulat. Dia sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Calista tadi.
"Tidak! Kau diizinkan keluar dari kastil ini!" jawab tegas Keandre.
Ha….
Helaan napas berat dari Calista. Dia sudah mengira sejak awal, jawaban tidaklah yang pasti akan terlontar dari mulut Keandre.
Perlahan Calista mulai duduk di tepi ranjang dan mendekati Keandre.
"Kenapa? Kenapa kau selalu saja tidak membiarkanku untuk pergi keluar?" tanya Calista dengan memelas.
Calista sangat mempertanyakan sikap larangan yang selalu saja dibuat Keandre padanya. Keposesifan Keandre selalu membuat susah Calista untuk bergerak bebas.
"Kenapa kau selalu mengurungku di dalam kastil ini? Apa aku ini burung yang kau perangkap di dalam sangkar setiap saat?" pertanyaan Calista yang sangat membutuhkan penjelasan.
Calista menundukkan kepala sambil menggigit bibirnya. Dia sangat ingin mengetahui jawaban yang sebenarnya dari suaminya itu.
"Kau bukan burung yang selalu kuperangkap di dalam sangkar. Kau adalah wanita milikku, dan akan selalu seperti itu selama hidupku di dunia ini," jawab Keandre.
Tangan kiri Keandre mengangkat wajah Calista yang menunduk itu. Dia ingin istrinya menatap matanya dengan serius.
"Jika kau dibiarkan keluar dari sini, kau pasti akan lari dan pergi ke pelukan pria murahan itu! Jangan berharap kau bisa melakukannya!" nada tegas dan dingin dari Keandre.
Keandre melepaskan Calista dan kembali membaca sebuah buku yang tadi diletakkan di pangkuannya.
"Dia masih belum mempercayaiku seutuhnya," batin Calista.
Memang sangat sulit untuk meyakinkan pangeran es ini. Karena Calista sudah terlalu banyak melukai hati Keandre, itu sebabnya sangat tidak mudah bagi Keandre untuk melepaskan istrinya itu bahkan hanya untuk keluar dari kastil.
"Terpaksa hanya bisa menggunakan cara ini…." pikir Calista.
Wanita yang mengenakan setelan piyama itu mulai mendekatkan wajahnya kepada Keandre. Kedua tangannya menyentuh pipi Keandre dengan lembut.
"Hmm…!"
Keandre sangat terkejut. Bibirnya tiba-tiba saja mendapat sentuhan manis dari istrinya itu.
"Bukankah sudah kukatakan berulang kali, aku tidak akan pernah pergi lagi dari sisimu. Aku tidak akan pernah mengingkari ucapanku itu," ujar Calista.
Pipi Keandre langsung merona setelah mendapat perlakuan manis dari wanita terkasihnya itu.
"Calista…."
"Haha…. Bukankah sudah kukatakan, si Jason Collin itu mana bisa dibandingkan denganmu. Pria sampah itu bahkan tidak lebih baik dari pelayan di kastil ini," ungkap Calista dengan riang.
Eh…
Tangan Calista tiba-tiba saja langsung ditarik oleh Keandre. Itu menyebabkan dirinya jatuh di atas tubuh suaminya itu.
"Jadi kau sangat memperhatikan pelayan pria di kastil ini rupanya?!" pertanyaan dengan nada pembunuh yang diutarakan Keandre.
"Gawat! Sifat cemburu Keandre muncul lagi," panik Calista dalam hatinya.
"Aa… tentu saja tidak. Di mataku hanya ada tuan Niels seorang. Tidak pernah ada pria lain."
Calista berusaha untuk menghilangkan perasaan cemburu buta yang ditunjukan Keandre.
Sikap cemburu Keandre Niels memang sangat susah untuk ditangani. Hanya dengan kesabaran dan berusaha untuk membuatnya senang, itulah jalan satu-satunya.
***
Keesokan harinya.
Huaaa….
Calista menguap dengan sangat beratnya. Sambil berjalan terhuyung, wanita yang mengenakan dress berwarna biru itu sepertinya masih sangat mengantuk.
"Dasar! Karena sikap cemburu Keandre semalam, aku harus berusaha untuk membujuknya. Aku masih mengantuk karena kurang tidur semalam," gerutu dalam pikiran Calista.
Hmm!
Tiba-tiba langkah Calista terhenti setelah melihat seseorang yang ada di depannya.
"Keandre?" panggil Calista dengan bingung.
Wanita berwajah ayu itu berjalan ke depan menuju suaminya yang sepertinya sedang menunggu kehadirannya.
"Keandre, kenapa kau disini? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Calista.
"Ikutlah denganku," ajakan dari Keandre.
"Eh… kemana?"
Di dalam perjalanan.
Tanpa menjelaskan apapun, Calista Kay langsung diajak Keandre Niels menaiki mobil dan pergi entah menuju kemana.
"Kemana kau akan mengajakku? Kenapa tidak mengatakannya dulu? Aku belum sempat bersiap-siap," ujar Calista di dalam mobil.
"Kau akan tahu nanti," jawab singkat Keandre.
Calista hanya bisa pasrah saja. Entah kemana sebenarnya Keandre ingin membawanya. Hanya akan tahu setelah sampai di tempat tujuan.
Setelah beberapa lama selama perjalanan, akhirnya sampai juga ke tempat tujuan.
"Mal?" tanya Calista saat turun dari mobil.
Kepalanya mendongak, melihat dari bawah sampai atas pemandangan yang ada di depan mata sana.
"Kenapa kita ke Mal?" tanya Calista lagi.
"Ayo masuk!" ajak Keandre.
Dengan di dorong oleh asistennya Leon, Keandre menyuruh Calista untuk mengikutinya.
Calista malah semakin dibuat bingung saja. Pertanyaan yang diajukan, tidak ada yang dijawab satupun oleh Keandre.
Di dalam Mal.
Ada banyak sekali barang-barang yang ada di dalam Mal. Terjual dan tertata rapi di masing-masing toko. Dari mulai lokal sampai barang luar, dari mulai murah sampai yang berharga selangit, semuanya tersedia di dalam Mal itu.
Dengan banyak orang yang berlalu lalang, Keandre Niels mengajak Calista Kay menyusuri isi Mal.
"Wah…."
Calista merasa sangat bahagia. Dia merasa sangat bebas melihat pemandangan yang sangat jarang ia temui selama ini.
"Kau senang?" tanya Keandre.
"Iya." Calista mengangguk sambil tersenyum. Kebahagiaan sangat terpancar di wajahnya saat ini.
"Tapi Keandre, kenapa kau mengajakku ke Mal? Apa ada sesuatu yang ingin kau lakukan disini?"
Lagi-lagi Calista mempertanyakan perbuatan Keandre kali ini. Karena ini sangat jarang terjadi selama Calista bersama Keandre.
"Jika ada sesuatu yang ingin kau inginkan, maka langsung beli saja," ujar Keandre.
"Benarkah?! Jadi kali ini kau mengajakku belanja disini?!"
Akhirnya Calista mengerti maksud dari Keandre membawanya ke Mal ini.
"Baiklah, kalau begitu aku akan belanja sepuasnya hari ini!" ujar Calista dengan penuh semangat.
Calista langsung berjalan di depan Keandre sambil kedua matanya melirik kanan dan kiri. Melihat berbagai macam barang yang terpajang di toko-toko yang ia lewati.
"Semua wanita memang suka berbelanja. Bagaimana kau tahu cara untuk menyenangkan Calista?" tanya Keandre kepada asistennya.
"Saya hanya menebak. Semua wanita memang sangat suka pergi berbelanja di Mal. Saya pikir, mungkin nona Calista juga menyukainya," jawab Leon.
Ternyata ini semua adalah saran dari Leon agar tuan mudanya itu dapat menyenangkan hati Calista. Dan Keandre menerima saran itu dengan baik.
Demi menyenangkan Calista, apapun akan dilakukan Keandre Niels. Dengan syarat, tidak boleh selangkahpun Calista pergi jauh darinya.
Baca juga cerita kelanjutannya ya.