Ternyata dia tidak mengingat seluruh adegannya. Tidak bisa menahannya untuk pergi dari sini. Mungkin dengan memberikan dia waktu akan jadi lebih baik ke depannya.
Padahal saat itu yang bersikeras untuk mengorbankan diri adalah kau. Hanya mengingat sebagian saja, itu membuat sakit di dalam hati ini.
Mengikatmu di sisiku apa kau anggap hanya sebagai rasa penyesalan saja? Kita saling mencintai dengan tulus. Jika saja takdir tidak membuat kesalahpahaman di antara kita, hubungan ini pasti akan berakhir dengan kebahagiaan.
***
Hiks… hiks…
Air mata begitu deras menetes membasahi pipi mulus milik Larissa. Tangisan wanita ini begitu tersedu-sedu diiringi dengan laju mobil-mobil di jalanan.
Larissa tadi berlari sekencang mungkin pergi meninggalkan Villa Alexandre Niels. Ia berlari hingga sampai ke jembatan penyeberangan orang yang sekarang sedang dalam keadaan sepi.
Hiks…. Hiks….
Terus menangis hingga ambruk duduk di atas jembatan yang memiliki lebar sekitar dua meteran tersebut.