Setelah mencari tahu keseluruhan cerita, Xue Feimo sontak mencoba menghubungi kakek buyutnya di manik-manik kaca. Awalnya dia ingin menyerah karena tak juga ada tanggapan dari kakek buyutnya, tetapi dia masih mencoba untuk terus menghubunginya. Mungkin karena garis keturunan, ketika manik-manik kaca menempel di tangannya lagi, manik-manik itu tiba-tiba bersinar merah. Kemudian, seorang pria paruh baya berseragam militer muncul di depan matanya. Melihat alis yang sangat mirip dengan alisnya, Xue Feimo semakin yakin. Dia membungkuk, "Kakek Buyut, maaf aku mengganggumu."
"Kakek Buyut?" Sosok itu membuka matanya, matanya sedikit terkejut, "Apakah kamu cucuku?"
Dia terbatuk ringan dan menekan ketidaknyamanan di dalam hatinya, "Kakek Buyut, namaku Xue Feimo. Aku adalah cicitmu."