Chereads / Mengukir Takdir / Chapter 21 - Kehangatan dan Harmoni

Chapter 21 - Kehangatan dan Harmoni

Pei Xu ingin melihat berapa lama Shen Xi bisa bertahan mengabaikannya, apakah ia hanya tak ingin mengakui atau memang sulit didapatkan!

Lin Ge mengacungkan jempol, "Sangat berkelas! Tuan Xu, caramu benar-benar sangat berkelas, aku mengagumimu!"

Pei Xu memberi Lin Ge tendangan lagi, "Aku ini memang pintar. Memangnya aku masih perlu pujianmu?"

Lin Ge kesakitan, tapi ia masih penasaran. Dengan sedikit takut ia memikirkan sebuah pertanyaan dengan hati-hati, "Tuan Xu, jika kamu sudah berkencan dengan Shen Xi, itu artinya kamu sudah kotor. Apa mungkin Dewi Wanwan mau menerimamu lagi?"

Pei Xu meraung, "Pergi!"

Lin Ge menyentuh kepalanya, ia berpikir dirinya tidak salah bicara. Lagi pula, Tuan Xu menyinggung Su Mushi yang merupakan kakak ketiga Dewi Wanwan karena Shen Xi hari ini. Bagaimana mungkin Dewi Wanwan masih bisa menerimanya?

Sesampainya di rumah, Shen Xi meletakkan tas sekolahnya, ia langsung mengambil dua es krim lalu memanjat tembok.

Yun Jinping melihat putrinya yang sedang beraksi itu dan berkata, "Hati-hati saat menaiki tangga. Jangan sampai jatuh."

Xixi, ternyata anak itu sangat menyayangi si paman tetangganya.

Shen Xi hanya mengiyakan, kemudian naik ke atas tembok. Ia tidak melihat siapapun dari sana, raut wajahnya menjadi sedih. Saat melihat ke bawah tembok, sarapan di keranjang yang pagi tadi ia tinggalkan masih utuh. Shen Xi menggigit bibir, ia mulai merasa panik dan tidak nyaman.

Dengan kekecewaan, Shen Xi menggigit satu es krim di tangannya.

Tak lama kemudian terlihat sebuah Rolls Royce yang panjangnya dimodifikasi datang dari kejauhan dan perlahan berhenti di pintu gerbang. Begitu mobil Li Yuan berbelok di tikungan, ia melihat gadis kecil itu menyandarkan wajahnya di dinding sedang menunggunya tanpa mengganti seragam sekolah. Setelah pintu mobil dibuka, pria di kursi roda yang ia nantikan didorong turun dari mobil.

Kun Lun mendorong pria itu ke pintu. Dari kejauhan, ia mendengar seseorang memanggil 'kakak'. Ia pun mendongak dan melihat sosok gadis kecil yang sedang menyandarkan wajahnya di dinding.

Sinar matahari senja yang hangat tepat mengenai wajah gadis kecil itu. Membuatnya terlihat lembut dan empuk, seperti apel yang menggemaskan.

Shen Xi melambaikan tangannya kepada mereka, mengangkat es krim di tangannya seperti harta karun, dan tersenyum, "Kakak, apa kamu ingin makan es krim yang baru kubeli?"

Li Yuan memutar roda kursinya hingga ke dinding. Sedangkan Kun Lun mundur untuk memberikan Bosnya ruang.

Shen Xi menarik tali di keranjang, menunjuk ke sarapan di dalamnya dan berkata dengan suara kecil, "Kakak, ini tidak bisa dimakan. Bisakah kamu mengambilnya dan membuangnya?"

"Ibuku mengajariku untuk menghargai makanan setiap hari. Jika dia melihatnya, dia akan sedih."

Li Yuan melihat mata jernih gadis kecil itu memancarkan kesedihan, lalu ia pun mengangguk.

Shen Xi tersenyum sambil bersuara manis, "Kakak, kamu menyukai makanan apa? Kamu bisa memberitahuku, ibuku bisa memasakkan apapun."

Bibir tipis Li Yuan terbuka dengan lembut, dan suaranya terdengar sangat dingin. Suaranya sedikit serak tapi terdengar dengan jelas, "Tidak perlu."

Shen Xi sangat gembira. Untuk membuat Bos besar itu berbicara dengan orang lain saja sudah terlalu sulit. Kemudian ia mengangkat es krimnya, "Apa kamu mau es krim? Ini rasa stroberi. Sangat enak."

Li Yuan menggelengkan kepalanya.

Kun Lun berdiri di kejauhan sambil menatap pemandangan tak biasa di tembok. Gadis kecil tetangganya menyandar di dinding sambil mengoceh seperti burung pipit kecil, tidak peduli jika Bos mendengarkannya atau tidak.

Di pangkuan Bos besar ada sebuah buku. Jari-jarinya yang ramping seperti batu giok membalik halaman buku dari waktu ke waktu. Alis dan matanya sedikit tertutup. Sepertinya, perhatiannya hanya tertuju pada buku.

Keduanya tenggelam dalam dunia mereka sendiri. Pembicara tidak peduli jika ada yang mendengarkan, dan pendengar tidak tahu apakah ia sedang mendengarkan atau tidak.

Tampak seperti tidak ada komunikasi, hanya dua orang yang tinggal di dunia mereka sendiri tanpa harmoni atau kehangatan.