Shen Changqing memang akan merayakan ulang tahun Shen Xi dengan Nyonya Yun, merayakan hari ulang tahun seorang putri tidak berbakti yang pergi ke rumah orang lain!
Yun Jinping keluar dengan membawa masakan. Ia melihat bayi perempuannya yang konyol dengan wajah penuh air mata di pintu, kemudian ia berteriak kepadanya, "Apa yang kamu lakukan? Cepat sajikan makanannya!"
Shen Xi bergegas masuk seperti bayi macan tutul, lalu memeluk Shen Changqing sambil menangis, "Ayah, maafkan aku, ini semua salahku."
Shen Changqing terkejut dengan kehadiran Shen Xi. Setelah melihatnya dengan jelas, ia dengan geram mendorongnya pergi, "Siapa yang menyuruhmu datang, keluar!"
Shen Xi memeluk pinggang Shen Changqi dan menangis dengan keras, "Tidak mau, aku selamanya tidak mau pergi. Kalian jangan pernah menyuruhku pergi."
Shen Changqing menggertakkan giginya dan mendorong Shen Xi pergi dengan mata merah, "Lepaskan. Aku bukan ayahmu. Cepat kembali ke rumahmu sendiri. Jangan main-main."
"Ayah, keluarga mereka berkumpul untuk menggertakku, mereka memukuliku!" ucap Shen Xi sambil menangis sedih.
"Bagian mana mereka memukulimu? Cepat perlihatkan padaku." Shen Changqing tidak bisa menahan emosinya, tatapannya pun menjadi sangat cemas.
"Ayah, lihatlah. Ada bekas pukulan di tangan, kaki, dan seluruh tubuhku." Kata Shen Xi sambil menggulung lengan baju dan celananya.
Dengan mata merah, Shen Changqing berdiri dan berlari ke dapur.
Shen Xi menangis hingga hidungnya meler, pandangannya pun menjadi kabur, ia dengan suara serak berteriak, "Ayah, mau pergi ke mana?!"
Shen Changqing keluar dari dapur, memegang dua pedang lebar di tangannya, mencari seseorang untuk bertarung mati-matian, "Aku akan membunuh seluruh keluarga bermarga Su!"
Bajingan, beraninya mereka memukuli putrinya!
Shen Changqing memanjakan putrinya hingga besar, ia bahkan tidak tega menunjuk pada putrinya!
Shen Changqing memiliki temperamen yang baik pada saat-saat biasa. Tapi begitu ia bertemu hal yang menyakiti Shen Xi, ia tidak akan tenang. Ia merasa harus pergi ke keluarga Su untuk menanyakan dengan jelas, apa saja yang sudah mereka lakukan kepada Shen Xi, kemudian ia akan memotong Su Yi!
Shen Xi dan Yun Jinping, kedua ibu dan anak ini menenangkan Shen Changqing, hingga akhirnya Shen Changqing meletakkan pedangnya dengan enggan.
Shen Changqing setengah baya dengan perawakan gemuk. Setelah berjalan ke sana ke mari, ia duduk di sofa dengan marah, terengah-engah sambil mengumpat, "Dasar Su Yi bajingan."
Shen Xi masih mengangguk, "Bajingan."
Shen Changqing pun menambahkan, "Jangan sampai dia bertemu denganku, atau aku pasti akan memutilasi dia."
Shen Xi pun ikut menambahkan, "Mutilasi dia!"
Shen Changqing, "Berani memukuli putriku, tidak ada orang yang mendukungnya, kan? Aku yang akan akan menghajarnya!"
Shen Xi, "Hajar!"
Yun Jinping menatap ayah dan anak perempuannya yang meraung dan menjawab. Seperti crosstalk, mereka menggoda satu sama lain, lalu ia menghela napas tak berdaya, "Sudahlah kalian berdua, berhenti membuat keributan. Jika terus berlanjut, makanan segera dingin. Cepat pergi ke dapur dan bantu aku mencuci piring."
Shen Changqing pun terengah-engah, wajahnya memerah, dan dengan enggan berjalan ke dapur.
Shen Xi mengendus dan menarik lengan baju Shen Changqing, "Ayah, kamu harus menurunkan berat badan!"
Tuan Shen terlihat kelelahan. Wajahnya berkeringat dan terengah-engah. Jika ia bertambah gemuk lagi, ia pasti memiliki penyakit. Shen Xi berpikir, dulu Tuan Shen di keluarganya adalah seorang pria muda yang tampan.
Namun, setelah bertahun-tahun menekuni bisnis, sering minum-minuman keras dengan rekan kerjanya, tubuhnya semakin membesar.
Yun Jinping juga mengangguk, " Shen, dengarkan Xixi!"
Barusan Yun Jinping ketakutan melihat Shen Changqing jika pria itu kehilangan napas dan pingsan. Saat pemeriksaan fisik terakhir, dokter mengatakan bahwa organ tubuhnya mulai bermasalah karena berat badan.
Di tahun ketika Xixi tdak ada, Shen Changqi berada di bawah tekanan besar dan berat badannya bertambah dari sebelumnya. Kata dokter, ia mengalami obesitas akibat stres.
Setelah berputar-putar lama, keluarga itu akhirnya makan malam bersama. Tapi Shen Xi tidak lapar lagi. Tadi sore hari setelah pulang ia sudah banyak makan, ditambah makan kue.
Yun Jinping memandang Shen Xi, "Orang seperti apa tetangga sebelah?"
Shen Xi berpikir sejenak sambil menggigit garpunya, "Paman aneh."
Yun Jinping kembali bertanya, "Orangnya bagaimana?"
Shen Xi pun menjawab, "Kakinya patah, dia duduk di kursi roda. Dia juga tidak bisa bicara, kasihan sekali."