Chereads / Menjadi Kaya di Zaman Kuno / Chapter 48 - Chapter 48 : Song Yuan Bermain Pelacur Lagi

Chapter 48 - Chapter 48 : Song Yuan Bermain Pelacur Lagi

Song Tianchen kembali ke keretanya. Ketika dia melirik bahwa Yan Mao sedang mengintip di balik tirai. Dia segera tersenyum. Song Tianchen naik ke kereta dan mengemudi. "Istri, apakah kamu lama menunggu?"

Yan Mao menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku baru juga datang."

Song Tianchen tersenyun, "Baiklah. Ayo pergi."

Yan Mao penasaran, "Suami apa yang kamu lakukan tadi?"

"Hanya melihat sosok akrab yang sedang bermain-main dengan pelacur."

Yan Mao menebak, "Song Yuan?"

"Istri kamu sangat pintar." Song Tianchen tertawa kecil. Yan Mao memandangnya datar. Bukan aku yang pintar, hanya saja sosok yang suka bermain pelacur didesa mereka hanya satu orang, ditambah kamu mengatakan 'sosok akrab' jadi dia hanya menebak orang itu.

Yan Mao penasaran, "Apa yang kamu temukan?"

Song Tianchen mencibir, "Dia ingin membayar pelacur itu dan menikahinya."

Yan Mao mau tidak mau tersedak udara. "Apa? Apakah dia merasa dirinya adalah Kaisar, atau bangsawan kaya, atau orang kaya. Sungguh tidak tahu malu mengucapkan kata-kata seperti itu."

Song Tianchen tertawa. "Yah, Istri kamu sangat pintar. Mungkin dia merasa dirinya adalah penguasa dunia, jadi dia ingin mengumpulkan Ger untuk di nikahi."

Yan Mao, "..." cita-cita yang sulit diucapkan.

Keduanya kembali ke rumah, di sana kedua anaknya membawa makanan kelinci. Karena Ayah dan Daddy mereka ingin memelihara kelinci. Pada akhirnya mereka membantu merawat dua kelinci putih itu.

Daddy Yan menatap putranya yang sedang memasak. Cara Yan Mao memasak sangat aneh, dan juga rempah-rempah yang dia gunakan bukanlah bahan umum memasak. Mungkin karena kehidupan yang miskin. Jadi para orang desa tidak memasak banyak bahan dengan bumbu.

Daddy Yan menatap kearah putranya. Yan Mao merasa tidak nyaman di tatap oleh orang tuanya. Dia menatapnya dengan bingung. "Daddy, ada apa?"

"Mao Er, dari mana kamu belajar memasak seperti ini? Lihat bahan-bahan ini, dari mana kamu mendapatkannya?"

Yan Mao tersenyum, "Sebenarnya aku membelinya di sebuah rumah sakit. Aku tidak menemukan beberapa bahan ini di toko jadi aku membelinya di rumah sakit."

Mata Daddy Yan melebar, "Kamu... membelinya di rumah sakit? Apakah ini adalah obat mujarab?" jika obat mujarab, maka harganya pasti mahal. Putraku sangat boros, bahkan jika dia benar-benar menghasilkan banyak uang, seharusnya dia tidak bisa menggunakannya terlalu mewah.

Yan Mao menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak Daddy. Ini hanya bahan tambahan dalam makanan, bahan ini juga biasa bagus untuk kesehatan. Sangat baik untuk tubuh."

Yan Mao membual sedikit, sebenarnya fungsi yang dia beli tidak berpengaruh banyak. jika di tambah beberapa bahan obat, dia mungkin akan lebih baik.

Daddy Yan mempercayainya, lalu mereka melihat bahwa Ayah Yan dan Song Tianchen kembali dari ladang. Daddy Yan menyambut keduanya, dia menuangkan air untuk mereka berdua.

"Bagaimana dengan ladangnya? Apakah ada masalah?"

Ayah Yan menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang buruk, hanya beberapa tikus. Aku dan Tianchen sudah membuat beberapa jebakan. Semoga mereka banyak masuk ke jebakan."

Daddy Yan menganggukkan kepalanya, "Tahun ini sepertinya tahun terbesar hama tikus. Aku harap kita memiliki panen yang baik tahun ini."

Yan Mao datang membawa makanan, lalu dia menyusunnya di meja makan. Dia juga mendengarkan ucapan Daddy dan Ayah Yan. Dia segera tersenyum, "Daddy, Ayah, bahkan jika ladang tidak menghasilkan apapun, kita masih bisa makan."

Daddy Yan cemberut, "Jangan terlalu boros, itu tidak baik."

Yan Mao mengangkat bahunya. Sebenarnya dia bahkan lebih boros di masa lalu, dibandingkan dengan ini, dia bisa membeli barang-barang branded. Bagaimana bisa makanan hanya seperti ini, kedua orang tuanya sudah mengatakan boros.

Yan Mao sudah kehilangan orang tuanya sejak dia Muda, jadi dia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua. Paman dan bibinya bukan orang jahat dan juga buka orang baik. Jadi Yan Mao berusaha sekuat mungkin untuk tetap bertahan, bekerja dan belajar tanpa henti.

Bahkan jika dia lelah, dia akan mengingat dirinya bahwa dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Namun di dunia ini dia merasa berbeda, dia memiliki kedua orang tua yang mencintai dirinya, dia memiliki dua putra yang patuh, dia juga memiliki Suami yang tampan dan kuat.

Di dunia ini, Yan Mao merasa lebih menyenangkan dari dunia sebelumnya.

Daddy Yan yang melihat kearah reaksi putranya, dia berkata dengan kesal ke suaminya. "Suami, lihat putramu!"

Ayah Yan hanya bisa tersenyum. "Apa yang kamu khawatirkan? Apa yang dikatakan putramu sangat benar. Aku juga akan bekerja keras agar kita bisa terus makan."

Daddy Yan tersenyum senang, wajahnya juga tersipu. Ketika Yan Mao menatap kearah keduanya, dia tidak bisa menahan diri untuk memutar bola matanya. Makanan anjing, lihat putranya sudah sebesar ini mereka masih saling berbagi cinta di depan orang-orang.

Song Tianchen melihat kearah kedua orang tuanya, dia segera tersenyum. Meskipun keduanya adalah Ayah dan Daddy mertuanya. Dia menganggap kedua mertuanya adalah orang tua kandungnya.

Cintanya bahkan lebih besar dari keluarga Song.

Song Tianchen menggosok wajah Yan Mao. "Apa yang kamu pikirkan? Iri?"

Yan Mao menatap Song Tianchen dan tersenyum malu, sebenarnya dia benar-benar iri. Kedua orang tuanya saling mencintai, bahkan mereka tidak pernah mengeluh satu sama lain.

Yan Mao menatap kearah Song Tianchen, "Di mana anak-anak?"

Song Tianchen tersenyum, "Mereka semakin aktif sekarang, sebentar lagi mungkin mereka akan kembali."

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Ya, biarkan saja mereka pergi. Ngomong-ngomong, tahun depan mereka berumur 5 tahun, apakah kita akan menyekolahkan mereka?"

"Itu tergantung keduanya, jika mereka siap, maka kita akan mengantarkan mereka pergi ke sekolah." Song Tianchen menganggukkan kepalanya. Yan Mao memegang dagunya. Dia merasa bahwa terlalu awal, namun keduanya terlihat sangat pintar, Yan Mao melihat keduanya belajar dengan baik bersama Ayahnya.

Tidak lama setelah Yan Mao dan Song Tianchen berbicara, kedua anak-anak kembali dengan 2 ekor burung pegar. Burung pegar itu sangat besar, mungkin sekitar 5-6 kati. Mata Yan Mao bersinar, burung pegar. Sangat bagus, dia ingin membuat ayam goreng kripsi dengan saus pedas.

Yan Mao meminta keduanya untuk mandi dan mereka makan malam bersama-sama.

Yan Mao masuk ke dalam kamarnya, Song Tianchen pergi mandi. Karena mereka sudah memiliki rumah yang besar, masing-masing mereka memiliki kamar. Yan Mao dan Song Tianchen memiliki satu kamar, Ayah dan Daddy Yan mengambil sayap timur.

Kedua anak Yan Mao mengambil sayap selatan, ada banyak kamar di bangun di belakang lagi. Karena Song Tianchen berencana membeli budak, Yan Mao menyarankan kamar susun. Jadi mereka memiliki kamar susun di bangunan yang sama.

Song Tianchen selesai mandi, dia masuk ke kamar. Dengan tubuh yang terlapisi kain putih tipis. Ketika kain itu terkena air mandi Song Tianchen. Kain putih itu menempel pada tubuhnya yang basar sehingga otot dada, tangan dan perutnya terlihat jelas.