Song Tianchen menatap kearah putranya, nada bercanda. "Apa yang kalian pikirkan? Daddy berhak manja pada Ayah kalian."
Yan Mao merasa malu karena ucapan Song Tianchen. Dabao dan Erbao tertawa, Erbao bertanya. "Ayah, kapan adik kita lahir?"
Song Tianchen berpikir bahwa ini baru berusia 1 bulan, setidaknya dia akan lahir pada saat musim dingin. Song Tianchen menatap kearah keduanya. "Sepertinya musim dingin."
Dabao dan Erbao menghitung kasar, mereka sedikit mengeluh. "Itu masih lama."
Song Tianchen tersenyum. "Ini memang masih lama. Kalau begitu kalian pergi bermain, Ayah akan menemani Daddy kalian."
Dabao dan Erbao turun dari tempat tidur dan keduanya berlari keluar. Mereka berdua mencari Kakek mereka dan bermain bersama. Yan Mao bersandar pada bahu Song Tianchen. Dia menjadi semakin lengket.
Merasakan bahu Song Tianchen yang lebar dan nyaman, entah bagaimana, Yan Mao merasa aman. Song Tianchen merasakan gerakan Yan Mao, dia bertanya dengan nada lembut. "Ada apa?"