Yan Mao tersenyum, "Ya. Ini adalah pelayan baru di rumah."
Yan Mao menatap kearah pelayan, dia bertanya. "Aku tidak mengenal namamu, jadi apakah Tuan Besar sudah memanggilmu?"
"Ya Nyonya Besar." Pelayan itu menjawab. "Budak ini di panggil Xiao 12."
"Oh, Xiao 12. Ini adalah putraku, Dabao dan Erbao."
Xiao 12 menatap kearah putra kembar tuannya. Dia segera membungkuk dan memberi penghormatan. "Tuan Muda Dabao, Tuan Muda Erbao, Budak ini dipanggil Xiao 12."
Dabao dan Erbao segera membalas penghormatannya. Yan Mao merasa lucu dengan tingkah laku mereka. Pelayan sedikit terkejut ketika melihat perilaku kedua Tuan Muda. Dia sebenarnya pertama kali melihat Tuan Muda yang membungkuk pada seorang budak.
Yan Mao menggosok kepalanya. Dia tersenyum, "Anak baik."
Keduanya tertawa, dia menyerahkan burung pegar ke Yan Mao. "Daddy, kami mendapatkan dua burung pegar lagi. Tapi yang lainnya kami berikan pada Paman Ger Yun."
Yan Mao mengerutkan alisnya, "Kalian bertemu dengan Paman Ger Yun lagi?"
Dabao dan Erbao menganggukkan kepalanya. "Ya, kami bertemu dengannya. Jadi kami memberikannya satu burung pegar."
Yan Mao menganggukkan kepalanya. Xiao 12 menatap kearah dua Tuan Muda yang bersikap sangat baik. Dia berpikir bahwa kedua anak ini benar-benar di ajar dengan baik. Dia bertingkah dengan sangat sopan.
Yan Mao berpikir bahwa lebih baik memberikan burung pegar ini pada pelayan. Yan Mao menyerahkan burung pegar. "Ini bawa ke dapur, biarkan Ger Ting dan Ger Lian untuk memasaknya nanti."
Segera Xiao 12 menerima dan memberikan hormatnya pada Yan Mao dan pergi ke dapur. Yan Mao membawa kedua putranya yang berpenampilan berantakan. "Kalian pergilah mandi, Daddy akan menunggu di meja makan."
Keduanya memiliki kamar mandi di halaman mereka. Mereka pergi dan membersihkan diri. Lalu keduanya pergi ke dapur dan melihat bahwa kakek-Kakek Gernya dan kedua orang tuanya menunggu mereka.
Keduanya tersenyum. Mereka semua makan bersama.
______
Song Tianchen dan Yan Mao kembali ke halaman mereka, lalu Song Tianchen pergi ke lantai dan mengambil apa yang dia kubur. Yan Mao penasaran, dia pergi mengikuti dan menemukan bahwa Song Tianchen memegang kotak yang dipenuhi tanah.
Yan Mao mengerutkan alisnya, "Kotak apa ini?"
"Uang."
Kedua mata Yan Mao melebar dan berbinar-binar. "Semuanya uang?"
Song Tianchen menatap kearahnya, dia tertawa kecil. "Ya, semuanya uang."
Yan Mao segera meraihnya. Uang, semuanya adalah uang.
Song Tianchen menggelengkan kepalanya, bahkan istrinya tidak peduli bahwa tangannya kotor. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Setelah itu, mereka pergi ke kamar. Yan Mao mengambil kain dan membersihkan sisa tanah di luar kotak.
Dia melihat bahwa itu memiliki kunci. Dia menatap kearah Song Tianchen, kedua matanya mengatakan 'Di mana kuncinya, cepat berikan padaku!'
Song Tianchen tidak bisa menahan diri merasa bahwa istrinya sangat lucu. Dia mengeluarkan kunci dari lemari. Ketika Yan Mao melihat ini, dia mengerutkan alisnya. Dia tidak berpikir bahwa kunci yang sering dia lihat adalah kunci kotak uang.
Yan Mao menerima kunci dan membukanya. Begitu dia melihatnya, kedua matanya melebar. Semuanya uang kertas, 500 tael perak. Sangat banyak, Yan Mao memegang dan menghitungnya.
20.000 tael perak uang kertas, perak 100 tael juga ada, ada pecahan tael perak. Tidak heran ah, dia membeli budak tanpa mengedipkan matanya. Dia sangat kaya. Sungguh, dia punya Suami yang super kaya.
Tidak hanya tael perak, bahkan dia memiliki 40 potong batang emas. Mata Yan Mao segera berbinar-binar. Bahkan tanpa bekerja mereka bisa hidup nyaman sampai mati.
Yan Mao menatap kearah Song Tianchen dengan bersemangat, "Ini semua uangmu? Benar-benar uangmu?"
"Ya, Maomao. Ini adalah uang suamimu."
Yan Mao sangat senang, namun matanya berkilat curiga. "Kamu tidak merampok, kan?"
Song Tianchen, "..." Bagaimana dia menyimpulkan bahwa dia merampok?
"Tidak, ini adalah hasil kerja kerasku selama 3 tahun."
"Gaji tentara. Sangat banyak? jadi yang kembali bersamamu juga memiliki banyak uang?" Yan Mao menatapnya dengan mata bersinar. Song Tianchen menyipitkan matanya, "Maomao, meskipun mereka punya banyak uang. Mereka tidak bisa dibandingkan dengan suamimu."
Yan Mao memerah, "Apa-apaan dengan omong kosongmu. Aku hanya bertanya, apakah menjadi tentara memiliki gaji yang banyak?"
Song Tianchen tertawa, "Kamu benar-benar terlalu banyak berpikir. Tidak semua menjadi tentara itu kaya. Kami juga bertaruh nyawa selama 3 tahun. Itu bukanlah hal yang membahagiakan."
Yan Mao, "...." Siapa yang mengatakan bahwa mempertaruhkan nyawa itu membahagiakan, jika ada yang mengatakannya, aku perlu menanyakan tentang kesehatan mentalnya.
Yan Mao tidak bertanya lebih banyak, dia melihat semua uang ditangannya. Hatinya menggembang penuh kebahagiaan. Dia sangat senang. Ini semua adalah uangnya.
Song Tianchen yang melihat mata rakus Yan Mao, dia mencubit hidungnya. Yan Mao kehabisan napas. "Kenapa mencubitku?"
Song Tianchen tersenyum. "Kamu terlalu imut."
"Ya, ya, aku sangat imut tapi tidak ada hadiah untukmu."
Song Tianchen, "...."
Wajah bahagia Yan Mao membuat Song Tianchen ingin semakin menggodanya. "Maomao, aku ingin malam ini lagi. Semua ini menjadi uangmu."
Yan Mao memeluk uangnya, "Kenapa? Ini sudah menjadi uangku."
Song Tianchen melihat bagaimana Yan Mao melindungi uangnya. Dia tertawa di dalam hatinya. "Tidak masalah, malam ini adalah hadiahnya."
Yan Mao, "....." Sial, kenapa aku mengatakan hadiah, hanya membuat pria ini ingin menusuknya.
Song Tianchen dan Yan Mao memiliki pembicaraan yang baik. Sampai suara teriakan menganggu suasana bahagia keduanya. Ketika Song Tianchen mendengarkan suara itu, dia menggelapkan wajahnya.
Dia mengenal suara orang ini.
Yan Mao mengerutkan alisnya, "Bajingan mana yang berteriak di depan rumahku, sialan, kenapa menganggu suasana bahagiaku. Dia pasti akan cepat mati."
Song Tianchen, "..."
Yan Mao berpikir sedikit, "Sepertinya suaranya agak akrab. Tapi di mana aku mendengarnya?"
Song Tianchen, "..."
"Itu adalah Xun Tang, Daddy Song."
"Ah, ternyata bajingan gemuk itu. Pantas aku pernah mendengarkan suaranya. Teriakannya sangat jelek, sama seperti Babi yang berteriak." Yan Mao bersenandung.
Song Tianchen. "....." Babi berteriak, bukankah seperti menghina Babi.
"Yan Mao, keluar kamu!! Pelacur sialan!!"
Baik Yan Mao dan Song Tianchen menggelapkan wajahnya. Yan Mao segera berdiri dan menggulung lengan bajunya. "Bajingan gemuk mencoba menantangku, akan kuperlihatkan siapa Yan Mao sebenarnya."
Song Tianchen menatap tingkah Yan Mao, dia tidak bisa menahan diri untuk tertawa di dalam hatinya. "Lebih baik menghadapinya. Dia tidak akan berhenti sebelum kamu keluar."
Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Apakah orang ini sudah gila? Bukankah kita sudah menandatangani surat perjanjian. Beraninya dia melangkahkan kakinya di depan rumahku. Aku akan melemparnya."
Song Tianchen, "....." Dia hampir 200 jin, mampukah kamu melemparnya?
Yan Mao sekali lagi mendengarkan suara teriakan Daddy Song. Daddy Yan sudah bertengkar dengan Daddy Song. Kali ini Daddy Song menang dalam bentuk tubuh. Ayah Yan terpaksa memegang tubuh istrinya.